News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Asesmen Nasional Hanya di Daerah yang Gelar PTM Terbatas, Kemendikbudristek Ungkap Alasannya

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi: Sejumlah murid saat menjalani uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) tahap dua di SDN Malaka Sari 13 Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu (9/6/2021). Dinas Pendidikan DKI Jakarta menggelar uji coba pembelajaran tatap muka tahap 2 yang diikuti 226 sekolah salah satunya SDN Malakasari 13. Siswa yang ikut belajar tatap muka yang digelar pada pukul 07.00-09.00 WIB hanya 50% dari kapasitas. (Tribunnews/Jeprima)

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asesmen Nasional hanya akan dilaksanakan di sekolah yang diperbolehkan menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kemendikbudristek Anindito Aditomo mengungkapkan hal ini dilakukan karena murid harus hadir secara langsung di sekolah dalam mengikuti Asesmen Nasional.

"Karena Asesmen Nasional harus dilakukan di sekolah dengan siswanya. Kalau untuk guru dan kepsek memang bisa dimanapun, karena online. Tidak diawasi, mandiri lah," ujar Anindito dalam Media Visit Virtual Kemendikbudristek dengan Tribun Network, Kamis (12/8/2021).

Baca juga: Pimpinan Komisi X DPR: Asesmen Nasional Jangan Seperti Survei Pilpres

Asesmen Nasional tidak akan diikuti oleh seluruh siswa dalam satu sekolah. Hanya siswa yang terpilih yang mengikuti Asesmen Nasional.

Anindito menjelaskan siswa harus hadir langsung di sekolah karena untuk menghindari kesenjangan yang terjadi jika dilaksanakan secara daring di rumah masing-masing siswa.

Menurut Anindito, Asesmen Nasional hanya akan diikuti oleh siswa yang memiliki fasilitas komputer dan sinyal yang memadai, jika dilaksanakan di rumah.

"Siswa harus di sekolah, karena kalau kita lakukan di rumah nanti hanya murid yang punya fasilitas internet, yang punya laptop yang bagus, dan memadai yang bisa mengerjakan," tutut Anindito.

Baca juga: Tak Digunakan untuk Nilai Individu Murid, Jawaban Asesmen Nasional Dirahasiakan

Selain itu, pelaksanaan di sekolah bagi siswa dilakukan untuk menghindari pengerjaan Asesmen Nasional oleh orang lain.

Pengerjaan Asesmen Nasional di sekolah dilakukan untuk mempermudah pengawasan. Serta untuk memastikan akurasi data yang diberikan oleh siswa yang menjadi peserta.

"Kita kurang yakin yang mengerjakan siapa kalau di rumah, untuk memastikan karena datanya nanti tidak akurat juga," tutur Anindito.

Baca juga: Pegadaian Lolos Asesmen Indonesia Industry 4.0 Readiness Index dari Kemenperin

Meski dilaksanakan di sekolah, Anindito memastikan pelaksanaan Asesmen Nasional akan mengedepankan protokol kesehatan yang ketat.

Langkah ini dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19 dalam pelaksanaan Asesmen Nasional.

"Kami memutuskan ya sudah memang sudah di daerah yang sudah PTM terbatas dengan menerapkan protokol kesehatan yang sama dengan prosedur PTM terbatas. Semangatnya mementingkan keselamatan dan keamanan warga sekolah," pungkas Anindito.

Asesmen Nasional mencakup tiga komponen besar, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) Literasi dan Numerasi, Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.

Hasil akhir Asesmen Nasional murni bertujuan untuk perbaikan mutu pembelajaran dan tidak akan memberikan konsekuensi terhadap individu pesertanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini