TRIBUNNEWS.COM - Interaksi adalah kunci dari semua kehidupan sosial. Hal ini terjadi dalam rangka manusia memenuhi beragam kebutuhannya, mulai dari makan, pekerjaan, hingga eksistensi dirinya.
Dapat dikatakan bahwa interaksi merupakan suatu proses fundamental dalam masyarakat.
Sebagaimana Talcott Parson berpendapat, bahwa tindakan dan interaksi sosial dipengaruhi oleh dua macam orientasi, yaitu orientasi motivasi dan orientasi nilai-nilai yang bersifat sosial.
Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis menyangkut hubungan orang perorang, antara kelompok manusia maupun antara orang perorang dengan kelompok manusia.
Namun tidak semua hubungan dapat dikatakan sebagai interaksi sosial, karena interaksi sosial memiliki syarat syarat, ciri serta jenis interaksi sosial.
Baca juga: Pancasila Sila ke-3: Makna, Butir-Butir Pengamalan dan Contoh Penerapan Sila Persatuan Indonesia
Baca juga: Contoh Pengamalan Nilai-nilai Pancasila Sila ke-5: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Agar lebih jelas, berikut akan dibahas mengenai pengertian, syarat, ciri dan bentuk interaksi sosial.
Pengertian interaksi sosial menurut para ahli:
a. Soerjono Soekanto
Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang perorang, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorang dengan kelompok manusia.
b. Basrowi
Interaksi sosial adalah hubungan dinamis yang mempertemukan orang dengan orang, kelompok dengan kelompok, maupun orang dengan kelompk manusia.
c. Kimball Young
Interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial. Tanpa interaksi sosial tidak akan mungkin ada kehidupan bersama.
Baca juga: Arti Rantai Emas Lambang Sila ke-2 hingga Pengamalan Nilai Sila Kedua Pancasila
Baca juga: Arti Lambang Sila Pertama Pancasila: Ketuhanan yang Maha Esa
Jenis Interaksi Sosial
a. Interaksi antara individu dengan individu
b. Interaksi antara kelompk dengan kelompok
c. Interaksi antara individu dan kelompok
Ciri-ciri Interaksi Sosial
Louis (Toneka, 2000) mengemukakan interaksi sosial dapat berlangsung apabila memiliki beberapa aspek berikut:
a) Lebih dari Satu Orang
Jika seseorang sendiri saja maka tidak akan terjadi interaksi.
Interaksi membutuhkan aksi dan reaksi. Jika seseorang melakukan tindakan maka orang lain merespon.
b) Ada tujuan tertentu
Tujuan ini harus sama dengan yang dipikirkan oleh pengamat. Para pelaku memiliki tujuan dalam menjalin interaksi sosial.
Misalnya, interaksi sosial di pasar, terjadi hubungan transaksi antara pedagang dan pembeli.
c) Dimensi Waktu
Yang dimaksud dimensi waktu pada interaksi sosial adalah waktu berlangsungnya interaksi sosial tersebut, bisa di masa lampau, di masa sekarang atau bahkan di masa yang akan datang.
Baca juga: Adaptasi Tumbuhan: Pengertian, Macam-macam Adaptasi Tumbuhan, Lengkap Beserta Contohnya
Baca juga: Contoh Tumbuhan Berduri dan Menghasilkan Getah
Syarat-Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Menurut Soerjono Sukanto, interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat, yaitu adanya kontak sosial dan komunikasi.
a. Kontak sosial
Kontak sosial merupakan bertemunya dua pihak atau lebih secara fisik, baik tanpa alat (langsung) maupun dengan alat (tidak langsung).
b. Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi upaya saling mempengaruhi antara keduanya.
Proses komunikasi ada dua bentuk yakni verbal dan non verbal.
Komunikasi verbal menggunakan lisan dan tulisan. Sedangkan non verbal menggunakan simbol-simbol, misalnya gestur tubuh dan bahasa isyarat.
Baca juga: Fungsi, Tugas, dan Wewenang DPR: Legislasi, Pengawasan, dan Anggaran
Baca juga: 3 Hak DPR Terkait Fungsi Pengawasan: Hak Interpelasi, Hak Angket dan Hak Menyatakan Pendapat
Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial
Menurut Gerungan (2006), faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya interaksi sosial yaitu:
a. Imitasi
Imitasi mempunyai peran yang penting dalam proses interaksi.
Salah satu segi positif dari imitasi adalah dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah dan nilai-nilai yang berlaku.
Tetapi imitasi juga dapat menyebabkan hal-hal negatif, misalnya yang ditirunya adalah tindakan-tindakan yang menyimpang dan mematikan daya kreasi seseorang.
b. Sugesti
Arti sugesti dan imitasi dalam hubungannya dengan interaksi sosial hampir sama.
Bedanya adalah bahwa dalam imitasi itu orang yang satu mengikuti sesuatu di luar dirinya.
Sedangkan pada sugesti, seseorang memberikan pandangan atau sikap dari dirinya yang lalu diterima oleh orang lain di luarnya.
Orang yang mampu memberikan sugesti biasanya mempunyai kedudukan, kewibawaan, atau sifat otoriter sehingga disegani.
c. Identifikasi
Identifikasi adalah proses berinteraksi dengan cara meniru atau mengikuti hampir sama seluruh dari perilaku orang lain, penampilan fisik, dan sifatnya lebih permanen.
Identifikasi sifatnya lebih mendalam karena kepribadian individu dapat terbentuk atas dasar proses identifikasi.
Proses ini dapat berlangsung dengan sendirinya ataupun disengaja, individu memerlukan tipe-tipe ideal tertentu di dalam proses kehidupannya.
d. Simpati
Simpati merupakan suatu proses dimana individu merasa tertarik pada pihak lain.
Simpati bisa dikatakan, suatu perasaan ikut larut merasakan kesedihan mereka yang tertimpa musibah.
Didalam proses ini perasaan individu memegang peranan penting walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk kerjasama.
Adapun empati adalah kelanjutan dari rasa simpati yang berupa perbuatan nyata untuk mewujudkan rasa simpatinya.
Baca juga: Kalimat Imperatif: Pengertian, Ciri-ciri dan Contohnya
Baca juga: Tanda Baca Elipsis: Pengertian, Kegunaan dan Contohnya
Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Interaksi sosial dapat dikelompokkan ke dalam 2 bentuk yaitu asosiatif dan disosiatif.
Asosiatif mengarah kepada persatuan, sedangkan disosiatif mengarah kepada perpecahan.
- Asosiatif
Bentuk interaksi sosial asosiatif selalu mengarah kepada persatuan, kerjasama, dan hal-hal yang positif.
Bentuk interaksi sosial asosiatif berupa kerja sama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi
a. Kerjasama (Cooperation)
Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.
Ada beberapa bentuk interaksi sosial yang berupa kerja sama, yaitu Bargaining, Cooptation, Coalition dan Join venture.
b. Akomodasi
Akomodasi berawal dari perselisihan atau pertentangan. Akomodasi adalah upaya untuk meredakan atau menyelesaikan pertentangan yang terjadi.
Tujuannya adalah untuk mencapai keseimbangan dan mencegah membesarnya suatu pertentangan.
Bentuk-bentuk akomodasi diantaranya yakni toleransi, kompromi, koersi, arbitrasi, mediasi, konsiliasi, stalemate dan ajudikasi.
c. Asimilasi
Menurut, Soejono Soekanto, asimilasi merupakan proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan yang terdapat antara perorangan atau kelompok.
Secara singkat asimilasi dapat diartikan sebagai peleburan dua kebudayaan menjadi satu kebudayaan
Contoh: warga dari etnis Arab dan Tionghoa yang tinggal di Jawa Tengah dan Jawa Timur menggunakan bahasa Jawa sebagai identitas sosial mereka, mereka telah melebur dengan budaya masyarakat setempat.
d. Akulturasi
Akulturasi ini mirip dengan asimilasi namun kebudayaan asli dari kelompok tersebut masih ada.
Dua budaya berpadu dan menghasilkan budaya baru tanpa membuat budaya asli hilang.
Misal: perpaduan music melayu dengan spanyol yang menghasilkan music keroncong.
- Disosiatif
Interaksi sosial disosiatif cenderung mengarah pada perpecahan suatu kelompok.
Bentuk-bentuk dari interaksi sosial disosiatif meliputi persaingan (kompetisi), kontravensi, dan pertentangan (konflik).
Sumber:
- Modul 3 Interaksi Sosial, Pendidikan Kesetaraan Program Paket C Mahir Daring
- Modul 3 Mata Pelajaran Sosiologi untuk Jenjang Pendidikan Kesetaraan SMA
(Tribunnews.com/Tio)