TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini pengertian mobilitas sosial yang dilengkapi dengan bentuk, faktor pendorong dan penghambatnya.
Dikutip dari KBBI, mobilitas adalah gerak perubahan yang terjadi di antara warga masyarakat, baik secara fisik maupun secara sosial.
Mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis, yang berarti mudah dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain.
Kemudian istilah sosial mengandung makna seseorang atau sekelompok warga dalam kelompok sosial.
Baca juga: Apa Itu Overthinking? Berikut Pengertian, Tanda-tanda Overthinking dan Cara Mengatasinya
Baca juga: Ciri-ciri Teks Eksplanasi Lengkap Beserta Pengertian, Isi, dan Strukturnya
Dikutip dari Buku Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VIII oleh Mukminan dkk (2017), mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok orang dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain.
Contoh mobilitas sosial dalam masyarakat di antaranya seorang pensiunan pegawai biasa beralih pekerjaan menjadi seorang pengusaha yang sukses.
Kemudian contoh lain, seorang anak pengusaha sukses yang ingin mengikuti jejak ayahnya membuka usaha lain, tapi gagal dan akhirnya bangkrut.
Dalam mobilitas sosial, selain terjadi perubahan dari strata bawah ke strata atas, juga terjadi perubahan dari strata atas ke strata bawah.
Pengertian Mobilitas Sosial menurut Para Ahli
1. Paul B. Horton
Mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya.
2. Kimball Young dan Raymond W. Mack
Mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial, yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial.
Struktur sosial mencakup sifat hubungan antar individu dalam kelompok dan hubungan antara individu dan kelompoknya.
3. Anthony Giddens
Mobilitas sosial menunjuk pada gerakan dari orang per orang dan kelompok-kelompok di antara kedudukan-kedudukan sosial ekonomi yang berbeda.
4. Horton & Hunt
Mobilitas sosial merupakan tindakan berpindah dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya.
Baca juga: Pengertian Teks Eksposisi: Contoh Teks, Ciri-ciri, Jenis, Struktur dan Unsur
Bentuk-bentuk Mobilitas Sosial
Berdasarkan bentuknya, mobilitas sosial dibedakan atas mobilitas sosial vertikal dan mobilitas sosial horizontal.
Mobilitas Vertikal
Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan seseorang atau kelompok dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lain yang tidak sederajat, baik pindah ke tingkat yang lebih tinggi (social climbing) maupun turun ke tingkat lebih rendah (social sinking).
- Mobilitas Vertikal ke Atas (Social Climbing)
Mobilitas Vertikal ke Atas adalah mobilitas yang terjadi karena adanya peningkatan status atau kedudukan seseorang atau naiknya orang-orang berstatus sosial rendah ke status sosial yang lebih tinggi.
Contoh, seorang karyawan yang prestasinya bagus kemudian kemudian berhasil menduduki sebagai kepala bagian, manajer, bahkan direktur suatu perusahaan.
- Mobilitas Vertikal ke Bawah (Social sinking)
Mobilitas Vertikal ke Bawah merupakan proses penurunan status atau kedudukan seseorang.
Contoh, seorang pegawai diturunkan pangkatnya karena melanggar aturan sehingga ia menjadi pegawai biasa.
Mobilitas Horizontal
Mobilitas horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan sosial yang sama.
Mobilitas ini merupakan peralihan individu atau objek-objek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat.
Contohnya, Pak Soleh pindah ke sekolah lain, tapi tetap dalam jabatan sebagai kepala sekolah.
Baca juga: Seni Visual: Pengertian, Jenis, dan Unsur-unsur Seni Visual
Faktor Pendorong Mobilitas Sosial
Terdapat beragam faktor yang mendorong dan terjadinya mobilitas sosial, yaitu:
1. Faktor Struktural
Mobilitas sosial masyarakat Indonesia bukan berdasarkan keturunan melainkan prestasi.
Memang keturunan memiliki peran penting dalam perjuangan mobilitas sosial.
Anak orang kaya mudah untuk memperoleh modal usaha dibandingkan anak orang miskin.
Namun, pada masa sekarang, banyak orang miskin yang menjadi kaya karena kegigihannya dalam berusaha.
Demikian halnya banyak kasus orang kaya tiba-tiba miskin karena terlena dengan kekayaannya, lantas menjadi santai menjalani hidup.
2. Faktor Individu
Masing-masing individu memiliki perbedaan dalam hal sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Meski dua orang memiliki keterampilan dan pengetahuan belum tentu menjadi berhasil dalam melaksanakan mobilitas sosial ke atas.
Hal ini disebabkan keberhasilan individu sangat ditentukan sikap dan perilaku individu tersebut.
Contohnya, dua orang sarjana dari perguruan tinggi yang sama melamar pekerjaan di suatu perusahaan.
Hanya satu orang yang diterima karena dianggap memiliki ambisi dan komitmen dalam hidup.
Orang tersebut dapat dikatakan mengalami mobilitas sosial ke atas, sementara yang satunya tidak mengalami mobilitas sosial ke atas.
3. Faktor Sosial
Ketidakpuasan akan status sosial mendorong manusia untuk terus berjuang segigih-gigihnya.
Apabila seorang tidak puas dengan kedudukan yang diwariskan oleh orangtuanya, ia dapat mencari kedudukannya sendiri di lapisan sosial yang lebih tinggi.
4. Faktor Ekonomi
Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong terjadinya mobilitas sosial.
Keadaan ekonomi yang baik memudahkan individu dan kelompok melakukan mobilitas sosial.
Masyarakat yang kondisi ekonominya baik, cenderung lebih mudah melakukan mobilitas sosial.
Dengan kondisi ekonomi yang baik mereka mudah untuk memperoleh modal, pendidikan, dan kesempatan lainnya.
Hal ini tentu berbeda dengan masyarakat yang mengalami kesulitan ekonomi atau bahkan kesulitan memenuhi kebutuhan dasarnya.
Pada masyarakat yang mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan dasar, prioritas utama adalah pemenuhan kebutuhan primer.
5. Faktor Politik
Kondisi negara yang aman dan damai sehingga para pemimpin dapat menjalankan roda pembangunan dengan baik.
Semua rakyat berperan aktif dalam pembangunan.
Kondisi ini tentu berbeda dengan situasi Indonesia pada tahun 1945-1950.
Pada masa tersebut, situasi politik dalam negeri tidak menentu.
6. Kemudahan dalam Akses Pendidikan
Jika pendidikan berkualitas mudah didapat, tentu mudah juga bagi orang untuk melakukan pergerakan/mobilitas dengan berbekal ilmu yang diperolehnya.
Sebaliknya, kesulitan dalam mengakses pendidikan yang bermutu menjadikan orang tak menjalani pendidikan yang bagus, serta sulit untuk mengubah status karena kurangnya penguasaan ilmu pengetahuan.
Faktor Penghambat Mobilitas Sosial
Masih dikutip dari buku yang sama, berikut beberapa faktor penghambat mobilitas sosial.
1. Kemiskinan
Faktor ekonomi dapat membatasi mobilitas sosial. Bagi masyarakat miskin, mencapai status sosial tertentu merupakan hal sangat sulit.
Salah satu penyebab kemiskinan adalah pendidikan yang rendah.
Masyarakat yang berpendidikan rendah berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia.
Akibatnya, tingkat kemudahan untuk mendapatkan pekerjaan terbatas.
2. Diskriminasi
Diskriminasi berarti pembedaan perlakuan karena alasan perbedaan banga, suku, ras, agama, golongan.
Pada masa penjajahan, terjadi diskriminasi pemerintah Hindia Belanda terhadap masyarakat keturunan Eropa dan masyarakat Indonesia.
Dalam memperoleh pendidikan, masyarakat Indonesia disediakan sekolah yang kualitasnya berbeda dengan sekolah-sekolah untuk orang-orang Eropa.
Hal ini tentu mempersulit mobilitas sosial rakyat Indonesia.
(Tribunnews.com/Fajar)