News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Materi Sekolah

Materi Sekolah: Bhinneka Tunggal Ika Sebagai Semboyan Negara, Ini Sejarah dan Maknanya

Penulis: Faishal Arkan
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah perempuan menari tarian ketuk tilu pada kegiatan menari bersama 'Bandung Ketuktiluan' di halaman Gedung Sate, Jalan Diponogoro, Kota Bandung, Minggu (1/9/2019). Kegiatan yang diselenggarakan Rumpun Indonesia dan diikuti sekitar 500 perempuan dari anak-anak hingga nenek-nenek itu, bertujuan untuk memperkenalkan tarian ketuk tilu sebagai salah satu kekayaan budaya Jawa Barat kepada masyarakat luas dan mengembalikan nilai-nilai kearifan lokal keberagaman seni dan budaya sebagai pemersatu identitas persatuan bangsa Indonesia. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN

jauh sebelum Negara Barat mengenal apa yang disebut dengan multikulturalisme, bangsa Indonesia sudah memiliki falsafah “Bhinneka Tunggal Ika”.

Sejarah juga membuktikan bahwa semakin banyak suatu bangsa menerima warisan kemajemukan, maka semakin toleran bangsa tersebut terhadap kehadiran “yang lain”.

Baca juga: Materi Sekolah: Hubungan Proklamasi Kemerdekaan dengan Pembukaan UUD 1945

Kebersamaan Wishnutama dan Talenta Muda Bhinneka Tunggal Ika (Instagram @wishnutama)

Keberagaman dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika

Dikutip dari Modul Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Dasar Bela Negara Kemenkumham, makna serta keberagaman dalam Bhinneka Tunggal Ika, yakni:

a.  Kebhinnekaan Mata Pencaharian

Indonesia merupakan negara kepulauan dan memiliki kondisi alam yang berbeda-beda, seperti dataran tinggi/pegunungan maupun dataran rendah/pantai.

Hal tersebut membuat masyarakat yang tinggal didaerah tersebut harus menyesuaikan cara hidupnya dengan alam disekitarnya.

Kondisi alam juga mengakibatkan perbedaan mata pencaharian ada yang sebagai petani, nelayan, pedagang pegawai, peternak dan lain-lain.

b. Kebhinnekaan ras

Letak Indonesia sangat strategis sehingga Indonesia menjadi tempat persilangan jalur perdagangan.

Banyaknya kaum pendatang ke Indonesia mengakibatkan terjadinya akulturasi baik pada ras, agama, kesenian maupun budaya.

Ras di Indonesia terdiri dari Papua Melanesoid yang berdiam di Pulau Papua

Papua Melanesoid memiliki ciri fisik rambut keriting, bibir tebal dan kulit hitam.

Ras weddoid dengan jumlah yang relatif sedikit, seperti orang Kubu, Sakai, Mentawai, Enggano dan Tomuna

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini