Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mendikbudristek Nadiem Makarim meresmikan fasilitas baru berupa ruang praktek dan ruang teori siswa pada tiga Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Surakarta, yakni SMK Negeri 2 Surakarta, SMK Negeri 5 Surakarta, dan SMK Negeri 6 Surakarta.
Nadiem berharap kerja sama SMK dengan dunia industri dapat menghasilkan inovasi.
"Semoga program seperti ini dapat ke SMK lainnya yang memerlukan. Besar harapan kami kerja sama yang terjalin antara SMK dengan mitra industri akan menghasilkan berbagai macam inovasi yang mampu menjawab tantangan dunia masa kini dan masa depan," ujar Nadiem melalui keterangan tertulis, Selasa (14/9/2021).
Dia berharap kolaborasi ini akan menjadi contoh praktik baik perbaikan SMK bagi sekolah-sekolah lain di Kota Surakarta dan di seluruh Indonesia.
"Saya yakin hasil dari kolaborasi ini akan semakin memupuk ketangguhan anak-anak kita dalam menghadapi tantangan di masa depan. Mari, kita terus tumbuhkan semangat berkembang dan berinovasi untuk vokasi kuat, menguatkan Indonesia," tutur Nadiem.
Baca juga: Pendaftar Program Riset Terapan Vokasi Melewati Target
Pendidikan vokasi yang mengedepankan ilmu praktis, kata Nadiem, semestinya mampu membangun keterampilan yang dibutuhkan dunia kerja.
Namun, pada kenyataannya daya serap lulusan SMK di dunia kerja masih cukup rendah.
Baca juga: Kemnaker Siapkan Pelatihan Vokasi di BLK Bagi Korban PHK Giant
Hal tersebut disebabkan masih cukup besarnya jarak antara kemampuan yang diajarkan di sekolah dengan kemampuan yang dibutuhkan dunia kerja, khususnya dengan perkembangan teknologi dewasa ini.
"Kita membutuhkan kolaborasi yang lebih erat dan bersifat holistik antara pendidikan vokasi dengan dunia usaha dan dunia industri,” ujar Nadiem.
Kemendikbudristek saat ini menjadikan revitalisasi pendidikan vokasi sebagai salah satu prioritas Merdeka Belajar dengan memperkenalkan SMK Pusat Keunggulan sebagai kelanjutan dari SMK Pusat Keunggulan.
“SMK Pusat Keunggulan merupakan terobosan komprehensif yang ditujukan untuk menjawab tantangan dalam rangka pembenahan kondisi SMK saat ini, agar semakin sejalan dengan kebutuhan dunia kerja,” ujar Nadiem.
Salah satu terobosan dalam transformasi pendidikan vokasi adalah perancangan dan penerapan skema kolaborasi link and match 8+i antara SMK dengan mitra industri.
Skema ini memastikan peran aktif mitra industri dalam meningkatkan kualitas SMK dan lulusannya, mulai dari kurikulum, sumber daya manusia, sampai ketersediaan infrastruktur.
"Saya mengajak mitra industri untuk tidak lagi melihat SMK sebagai sekolah, tetapi sebagai bagian dari rantai pasokan, laboratorium inovasi, dan arena transformasi SDM," pungkas Nadiem.