News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Materi Sekolah

Fabel: Pengertian, Unsur Intrinsik dan Kebahasaan, Struktur, Contoh Cerita Fabel

Penulis: Lanny Latifah
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi anak membaca dongeng. Materi sekolah mengenai Teks Cerita Fabel, lengkap beserta unsur intrinsik, unsur kebahasaan, struktur hingga langkah-langkah menulisnya.

Persoalan sudah mulai ada jalan keluarnya.

4. Koda, yaitu bagian terakhir dari struktur teks cerita fabel.

Koda berisi perubahan sikap yang terjadi pada tokoh dan pelajaran atau hikmah yang dapat dipetik dari cerita tersebut.

Langkah-langkah Menulis Cerita Fabel

1. Tentukan tokoh binatang yang kamu sukai sebagai tokoh protagonis, tokoh yang bersifat jelek sebagai tokoh antagonis dan tokoh pembantu.

2. Tokoh binatang yang kamu pilih sesuaikan dengan karakter atau sifat bianatang tersebut secara umum.

3. Gunakan alam sebagai latar cerita, misalnya di hutan, di sungai, atau di kebun.

4. Cerita bisa diawali pada pagi hari, siang, senja, malam hari, atau dini hari.

5. Gambarkan suasana cerita, misalnya hutan yang sepi, suasana tegang karena sang tokh telah bermunculan.

6. Mulailah alur cerita dengan mengenalkan tokoh-tokoh yang mulai bermunculan.

Misalnya:

Pada suatu hari…..

Siang itu udara sangat panas …

Jerapah sedang asyik memakan daun -daun yang muda pada ranting yang tinggi…

7. Amanat cerita sebaiknya mudah dipahami dan dapat mengubah perilaku pembacanya menjadi lebih berbudi pekerti luhur.

Baca juga: Materi Sekolah: Pengertian Iklim Matahari dan Macam Iklim Tropis, Subtropis, Sedang, dan Dingin

Contoh Cerita Fabel

Kura-Kura dan Monyet yang Rakus

Di tepi hutan hiduplah seekor monyet dan seekor kura-kura. Pada suatu hari, monyet mengajak kura-kura menanam pohon pisang.

"Kura-kura, mari kita menanam pohon pisang," ajak monyet.
"Ayo, kau di sebelah kanan aku di sebelah kiri," jawab kura-kura.
Hari berganti hari. Setiap hari kura-kura merawat pohon pisangnya.
"Tumbuh, tumbuhlah pohon pisangku," kura-kura bernyanyi riang, Monyet hanya melihat tingkah kura-kura sambil tiduran di rerumputan.

"Apa kabar Monyet? Bagaimana pohon pisangmu?" sapa kura-kura kepada monyet.
"Biarkan saja, besok-besok juga berbuah," jawab monyet sombong.

Bulan berganti bulan, pohon pisang kura-kura berbuah. Buahnya besar-besar. Ia akan mengundang kawan-kawannya untuk diajak berpesta pisang. Sebaliknya, pohon pisang monyet mati karena tidak dirawat. Pisang yang ditanam kura-kura siap dipanen.

"Bagaimana cara memetik buah pisang ini?" pikir kura-kura. "Mungkin monyet mau membantuku."
Kura-kura lalu meminta bantuan kepada monyet.
"Maukah kau membantuku memetik buah pisang ini?" tanya kura-kura.
"Aku bersedia, tetapi buah pisang itu nanti dibagi dua." jawab monyet.
"Baik!" jawab kura-kura.

Monyet lalu memanjat pohon pisang kura-kura. Bau harum buah pisang menggoda selera monyet. Ia lupa akan janjinya. Kura-kura menunggu di bawah pohon pisang.

"Nyet, Nyet, mana pisang bagianku?" teriak kura-kura.
"Sebiji pun tidak ada," jawab monyet rakus.
"Nyet, ini pohon pisangku!" rengek kura-kura hampir menangis.
"Salah sendiri mengapa tidak bisa memanjat pohon?" ejek monyet.

Kura-kura mulai menangis. Hatinya sedih bercampur marah. Ia lalu menggoyang-goyang pohon pisang itu. Tiba-tiba.... bruk! Pohon pisang itu tumbang. Monyet itu jatuh. Dia mengerang kesakitan. Tubuhnya tertimpa batang pohon pisang.

"Ampun kura-kura, tolong aku! Aku menyesal..." kata monyet.
Tetapi, kura-kura itu sudah berlalu. Ia mencari sahabat baru.

(Tribunnews.com/Latifah)(Kemdikbud.go.id)

Berita lainnya terkait Materi Sekolah

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini