TRIBUNNEWS.COM - Budaya literasi sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dengan meningkatkan budaya literasi, akademisi dan pelajar diharapkan dapat menyaring informasi yang diterima, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman informasi.
Kita dapat memanfaatkan perkembangan teknologi untuk meningkatkan budaya literasi, dengan tujuan mengembangkan pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik.
Saat ini dokumentasi ilmu pendidikan tidak hanya melalui buku, tetapi juga dapat dilakukan melalui e-book.
Baca juga: Perbaikan Kualitas Pendidikan, Sekolah Sambut Baik Pelaksanaan Asesmen Nasional
Pada hari Kamis 22 September 2021, Penerbit Deepublish bekerjasama dengan Dunia Dosen dan Dunia Kampus Indonesia menyelenggarakan Talk Show dengan perolehan antusias luar biasa dari para audiens di media sosial Instagram dan website.
Talk Show ini mengangkat tema “Pendidikan dan Literasi dalam Mempersiapkan Akademisi Unggul” dan diisi oleh 2 narasumber di bidang pendidikan dan penerbitan.
Pada bidang pendidikan, Dunia Dosen menghadirkan Bapak Subejo, S.P., MSc, PhD. dan Bapak Gustraprasaja Galih Jatisantosa, S.I.P, dari bidang penerbitan buku.
Kedua pembicara berkolaborasi menyampaikan materi mengenai pentingnya budaya literasi dalam rangka mempersiapkan akademisi yang unggul.
Apabila berbicara mengenai literasi yang diartikan sebagai kegiatan membaca dan menulis menjadi aspek penting dalam pendidikan.
Pada talkshow yang mengusung tema Pendidikan dan Literasi untuk Mempersiapkan Akademisi Unggul kali ini, salah satunya memperbincangkan tentang peran dosen sebagai akademisi untuk mengembangkan pendidikan di Indonesia melalui literasi.
Disampaikan Pak Bejo, sangat penting bagi dosen mengembangkan pendidikan melalui literasi, terutama di era digital saat ini.
Dosen sebagai akademisi punya tanggung jawab besar melalui literasi ini.
Tidak hanya membuat mahasiswanya bisa membaca, menulis dan menghitung tapi juga harus bisa mendorong mahasiswanya untuk berpikir kritis, bisa memilah, memilih dan mendistribusikan informasi.
Baca juga: Masyarakat Perlu Literasi dan Pembekalan Digital untuk Saring Informasi Palsu
Baca juga: Antisipasi ANBK, Peserta Didik Diajak Tingkatkan Literasi Digital
Acara talk show ini juga menekankan pentingnya dosen mendokumentasikan ilmunya dalam bentuk tulisan, yang hasil akhirnya berupa buku.
Di mana buku yang akan diterbitkan dapat memanfaatkan fasilitas Reviewer dan cek plagiarisme di Penerbit Deepublish agar buku yang diterbitkan memiliki kualitas unggul serta terhindar dari klaim plagiarisme.
Untuk meningkatkan literasi dan pendidikan di indonesia pastinya diperlukan banyak pihak untuk bisa terlibat di dalamnya.
Salah satunya peran penerbit sebagai mitra yang membantu dalam mempublikasikan informasi dan ilmu pengetahuan.
Disampaikan Pak Gustra, penerbit sebagai fasilitator para akademisi untuk menerbitkan buku secara luas sangat perlu memberikan support bagi akademisi untuk bisa mempublikasikan karya nya secara lebih luas dan memberikan solusi untuk kendala yang dirasakan oleh akademisi dalam proses menulis buku.
Di tahun 2021 ini Deepublish melakukan pengembangan, tidak hanya dalam hal penerbitan buku tetapi juga memberikan kegiatan-kegiatan yang mendukung para akademisi untuk bisa berkarya, mengembangkan diri dan produktif berkarya.
Dalam acara talkshow ini, Penerbit Deepublish secara khusus mempersiapkan program khusus untuk menyemangati para akademisi untuk bisa meramaikan khasanah literasi pada buku-buku pendidikan tinggi dari hasil karya rekan-rekan dosen di Indonesia yaitu Program Pustaka Akademisi.
Melalui program Pustaka Akademisi, penerbit Deepublish akan memberikan beberapa fasilitas tambahan bagi penulisnya untuk mendukung dan meningkatkan kualitas buku-buku karya para akademisi di Indonesia.
Dengan adanya talk show yang diselenggarakan oleh Penerbit Deepublish, Dunia Dosen, bersama Dunia Kampus berharap dapat memberikan motivasi kepada pendidik sebagai akademisi untuk mulai berkarya dengan mendokumentasikan ilmu-ilmunya dalam bentuk buku.
Dengan menulis, akademisi dapat berbagi ilmu ke seluruh penjuru dunia. Pak Subejo menekankan, “Kelengkapan dan kesempurnaan berjalan seiring kita terus menulis”.
(*)