News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Materi Sekolah

Proses Terjadinya Hujan, Mulai dari Evaporasi, Kondensasi hingga Turunnya Butir-butir Air

Penulis: Arif Fajar Nasucha
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Motor yang di tumpangi tiga orang melawan arus di tengah derasnya hujan angin yang menguyur kawasan HI, Jalan MH Thamrin, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (14/4/2021). Tindakan nekad sangat membahayakan diri sendiri dan orang lain. Ilustrasi - Proses Terjadinya Hujan, Mulai dari Evaporasi, Kondensasi hingga Turunnya Butir-butir Air

TRIBUNNEWS.COM - Berikut penjelasan mengenai proses terjadinya hujan yang dimulai dari evaporasi hingga turunnya butir-butir air.

Menurut KBBI, hujan adalah titik-titik air yang berjatuhan dari udara karena proses pendinginan.

Hujan dapat dikatakan sebagai tetesan air yang jatuh dari awan.

Lantas, bagaimana proses terjadinya hujan?

Baca juga: Apa itu Jual Beli? Berikut Pengertian, Rukun, dan Syarat Barang yang Diperjualbelikan

Baca juga: Apa Itu Pasar? Berikut Pengertian, Fungsi, Macam-Macam, hingga Struktur

Buku tematik kelas 3 tema 5 halaman 135 (Buku tematik kelas 3 tema 5)

Dikutip dari tayangan YouTube Kompas.com Reporter on Location, hujan jatuh ke bumi karena awan terisi penuh dengan embun yang menjadi air.

Poses terjadinya hujan dimulai dari sinar matahari yang panas menyebabkan adanya proses evaporasi.

Evaporasi adalah proses perubahan molekul zat cair menjadi gas atau uap air.

Air yang berada di bumi seperti laut, sungai, serta sumber air lainnya akan mengalami penguapan.

Hasil uap tersebut naik dan mengalami proses kondensasi.

Baca juga: Pengertian Teks Cerita Sejarah, Beserta Struktur, Ciri-ciri dan Fungsinya

Dalam ilmu fisika, kondensasi adalah perubahan uap air atau benda gas menjadi benda cair pada suhu udara di bawah titik embun.

Dalam proses tersebut, uap air dari sumber air itu berubah menjadi embun.

Titik embun air terbentuk karena suhu sekitar awan lebih rendah dari panas matahari.

Suhu udara yang semakin tinggi membuat titik-titik embun semakin banyak dan memadat, kemudian membentuk awan.

Angin kemudian membawa awan yang berisi butir-butir air menuju lokasi yang suhunya lebih rendah.

Awan yang mengandung titik embun air kemudian berkumpul dan membentuk sebuah awan besar.

Ini membuat warna awan menjadi kelabu karena banyak partikel yang dibawa.

Ketika kondisi awan sudah jenuh atau sudah tidak sanggup lagi menampung air, butir-butir air akan tertarik oleh adanya gaya gravitasi yang membuat turun hujan.

Untuk lebih lengkapnya, kamu bisa simak dalam video di bawah ini.

Baca juga: Pengertian Kalor dan Perpindahannya, Dilengkapi dengan Macam-macam Sumber Energi Kalor

Baca juga: Sumber Energi Panas: Pengertian, Contoh, Macam-macam Energi Panas hingga Manfaat bagi Makhluk Hidup

Sifat Hujan

Dikutip dari laman Kementerian Pertanian, sifat Hujan adalah perbandingan antara jumlah curah hujan selama rentang waktu yang ditetapkan dengan jumlah curah hujan normalnya.

Rentang waktu yang ditetapkan, yakni satu periode musim hujan atau satu periode musim kemarau atau satu bulanan atau satu dasarian.

Jumlah curah hujan ditentukan dari rata-rata selama 30 tahun.

Saat ini, rata-rata curah hujan yang digunakan sebagai dasar penentuan curah hujan normal, adalah nilai-nilai curah hujan selama periode tahun 1981-2010.

Sifat hujan dibagi menjadi 3 (tiga) katagori, yaitu:

1 Atas Normal (AN), jika nilai curah hujan lebih dari 115% terhadap rata-ratanya.

2. Normal (N), jika nilai curah hujan antara 85%--115% terhadap rata-ratanya,

3. Bawah Normal (BN), jika nilai curah hujan kurang dari 85% terhadap rata-ratanya.

(Tribunnews.com/Fajar)

Artikel lain terkait materi sekolah

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini