TRIBUNNEWS.COM - Struktuk cerita fantasi terdiri dari orientasi, komplikasi hingga resolusi.
Cerita fantasi adalah salah satu genre cerita yang penting untuk melatih kreativitas.
Dikutip dari KBBI, fantasi adalah daya untuk menciptakan sesuatu dalam angan-angan.
Fantasi dibagi menjadi dua, yakni fantasi aktif dan fantasi pasif.
Baca juga: Pengertian Cerita Fiksi, Beserta Ciri-ciri, Jenis dan Contohnya
Baca juga: Pengertian Teks Cerita Sejarah, Beserta Struktur, Ciri-ciri dan Fungsinya
Fantasi aktif yaitu fantasi yang dikendalikan oleh pikiran dan kemauan.
Contohnya seorang perancang, pelukis, dan penulis.
Sementara fantasi pasif yaitu fantasi yang tidak dikendalikan, jadi seolaholah orang yang berfantasi hanya pasif sebagai wadah tanggapan-tanggapan, contohnya melamun.
Urutan struktur cerita fantasi
Diktip dari Buku Bahasa Indonesia kelas VII SMP/MTs K13 edisi revisi 2017, adapun urutan struktur cerita fantasi sebagai berikut:
1. Orientasi
Sturktur cerita fantasi orientasi berisi pengenalan tokoh, latar, watak, dan konflik.
Sturktur orientasi terletak di paragraf awal cerita fantasi.
2. Komplikasi
Sturktur cerita fantasi komplikasi berisi awal timbul masalah hingga masalah itu memuncak (klimaks).
Berisi hubungan sebab akibat sehingga muncul masalah hingga masalah itu
memuncak.
3. Resolusi
Sturktur cerita fantasi resolusi berisi penyelesaian masalah dari permasalahan atau konflik yang terjadi.
Baca juga: Pengertian Ekspor-Impor dan Manfaat yang Didapatkan Indonesia
Ciri umum cerita fantasi
Ada beberapa ciri umum cerita fantasi sebagai salah satu jenis teks narasi.
Narasi adalah cerita fiksi yang berisi perkembangan kejadian/peristiwa.
Adapun ciri umum cerita fantasi sebagai berikut:
1. Ada keajaiban/ keanehan/ kemisteriusan
Cerita mengungkapkan hal-hal supranatural/ kemisteriusan, keghaiban yang tidak ditemui dalam dunia nyata.
Cerita fantasi adalah cerita fiksi bergenre fantasi (dunia imajinatif yang diciptakan penulis).
Pada cerita fantasi hal yang tidak mungkin dijadikan biasa.
Tokoh dan latar diciptakan penulis tidak ada di dunia nyata atau modifikasi dunia nyata.
Tema fantasi adalah magic, supernatural atau futuristik.
2. Ide cerita
Ide cerita terbuka terhadap daya hayal penulis, tidak dibatasi oleh realitas atau kehidupan nyata.
Ide juga berupa irisan dunia nyata dan dunia khayali yang diciptakan pengarang.
Ide cerita terkadang bersifat sederhana tapi mampu menitipkan pesan yang menarik.
Tema cerita fantasi adalah magic, supernatural atau futuristik.
Contoh, pertempuran komodo dengan siluman serigala untuk mempertahankan tanah leluhurnya, petualangan di balik pohon kenari yang melemparkan tokoh ke zaman Belanda, zaman Jepang, kegelapan karena tumbukan meteor, kehidupan saling cuek dalam dunia teknologi canggih pada 100 tahun mendatang.
3. Menggunakan berbagai latar (lintas ruang dan waktu)
Peristiwa yang dialami tokoh terjadi pada dua latar yaitu latar yang masih ada dalam kehidupan sehari-hari dan latar yang tidak tidak ada pada kehidupan sehari-hari.
Alur dan latar cerita fantasi memiliki kekhasan.
Rangkaian peristiwa cerita fantasi menggunakan berbagai latar yang menerobos dimensi ruang dan waktu.
Misalnya, tokoh Nono bisa mengalami kejadian pada beberapa latar (latar waktu liburan di Wligi, latar zaman Belanda, dan sebagainya).
Jalinan peristiwa pada cerita fantasi berpindah-pindah dari berbagai latar yang melintasi ruang dan waktu.
4. Tokoh unik (memiliki kesaktian)
Tokoh dalam cerita fantasi bisa diberi watak dan ciri yang unik yang tidak ada dalam kehidupan sehari-hari.
Tokoh memiliki kesaktian-kesaktian tertentu.
Tokoh mengalami peristiwa misterius yang tidak terjadi pada kehidupan sehari-hari.
Tokoh mengalami kejadian dalam berbagai latar waktu.
Tokok dapat ada pada seting waktu dan tempat yang berbeda zaman (bisa waktu lampau atau waktu yang akan datang/ futuristik).
5. Bersifat fiksi
Cerita fantasi bersifat fiktif (bukan kejadian nyata).
Cerita fantasi bisa diilhami oleh latar nyata atau objek nyata dalam kehidupan tetapi diberi fantasi.
Misalnya, latar cerita dan objek cerita Ugi Agustono diilhami hasil observasi penulis terhadap komodo dan Pulau Komodo.
Tokoh dan latar difantasikan dari hasil observasi objek dan tempat nyata.
Demikian juga Djoko Lelono memberi fantasi pada fakta kota Wlingi (Blitar), zaman Belanda, Gunung Kelud.
6. Bahasa
Penggunaan sinonim dengan emosi yang kuat dan variasi kata cukup menonjol.
Bahasa yang digunakan variatif, ekspresif, dan menggunakan ragam percakapan (bukan bahasa formal).
Sumber: Harsiati, Titik dkk. 2017. Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 edisi revisi 2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
(Tribunnews.com/Fajar)
Artikel lain terkait Materi Sekolah