News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Materi Sekolah

Ekosistem: Pengertian, Komponen, dan Faktor Ketidakseimbangan Ekosistem

Penulis: Lanny Latifah
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Materi Ekosistem - Berikut ini materi mengenai ekosistem, lengkap beserta komponen dan faktor ketidakseimbangan ekosistem.

TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini penjelasan mengenai ekosistem, lengkap beserta komponen dan faktor ketidakseimbangan ekosistem.

Menurut KBBI, ekosistem adalah keanekaragaman suatu komunitas dan lingkungannya yang berfungsi sebagai suatu satuan ekologi dalam alam.

Sementara itu, menurut Woodbury (1954) sebagaimana dikutip dari gramedia.com, ekosistem merupakan tatanan kesatuan secara kompleks di sebuah wilayah yang terdapat habitat, tumbuhan dan binatang.

Kondisi ini kemudian dipertimbangkan sebagai unit kesatuan secara utuh, sehingga semuanya dapat menjadi bagian mata rantai siklus materi serta aliran energi.

Baca juga: Materi Sekolah: Pengertian Ekosistem, Komponen Ekosistem, dan Jenis Ekosistem

Baca juga: Jaga Ekosistem Laut, Kawasan Mangrove di Papua dan Papua Barat Dipulihkan

Kemudian menurut UU Lingkungan Hidup Tahun 1997, ekosistem sebagai tatanan satu kesatuan cara yang begitu utuh serta menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup untuk saling mempengaruhi.

Unsur-unsur lingkungan hidup ini dapat disebut juga unsur biotik dan abiotik, baik pada makhluk hidup maupun benda mati di dalamnya.

Semuanya tersusun menjadi satu kesatuan dalam sebuah ekosistem yang masing-masing tidak dapat berdiri sendiri, melainkan harus saling berinteraksi, saling mempengaruhi, sehingga tidak dapat dipisah-pisahkan.

Komponen Ekosistem

Dikutip dari Kemdikbud.go.id, komponen dalam ekosistem terdiri dari dua macam, yakni komponen biotik dan komponen abiotik.

1. Komponen Biotik

Komponen biotik pada suatu ekosistem adalah makhluk hidup itu sendiri, sebab ekosistem tak akan pernah terbentuk tanpa adanya makhluk hidup didalamya.

Keberadaan makhluk hidup kemudian membentuk suatu rantai makanan dalam suatu ekosistem.

Beberapa contoh dari komponen biotik yang ada lingkungan sekitar kita, antara lain:

a. Produsen

Produsen merupakan penghasil yang terdiri dari organisme autotrof yaitu organisme yang dapat mensintesis makanan sendiri dengan bantuan sinar matahari.

Organisme autotrof mampu menyusun senyawa organik dari senyawa anorganik melalui fotosintesis atau kemosintesis.

Organisme autotrof biasanya adalah tumbuhan berklorofil yang melakukan fotosintesis yaitu tumbuhan hijau serta ganggang hijau biru serta beberapa jenis.

b. Konsumen

Konsumen merupakan pemakai yang terdiri atas organisme heterotrof yaitu organisme yang menggunakan senyawa organik yang dihasilkan oleh produsen karena tidak mampu menyusun senyawa organik atau membuat makanannya sendiri.

Untuk memenuhi kebutuhan makanannya, organisme ini bergantung pada organisme lain.

Hewan dan manusia tergolong dalam kelompok ini.

c. Dekomposer atau pengurai

Dekomposer atau pengurai merupakan organisme yang menguraikan sisa-sisa organisme untuk memperoleh makanan atau bahan organik yang diperlukan.

Penguraian ini memungkinkan zat-zat organik yang kompleks terurai menjadi zat-zat yang lebih sederhana.

Zat-zat ini kemudian dimanfaatkan kembali oleh produsen.

Pengurai pada umumnya berupa mikroorganisme seperti bakteri dan jamur.

d. Detritivor

Detritivor merupakan organisme yang memakan partikel-partikel organik atau detritus.

Detritus adalah hancuran jaringan hewan dan tumbuhan.

Organisme yang termasuk dalam detritivor antara lain cacing tanah, siput, keluwing, bintang laut dan kutu kayu.

Baca juga: Perkembangbiakan Tumbuhan Paku: Vegetatif dan Generatif

Baca juga: Mengenal Hewan Mamalia, Dilengkapi dengan Ciri-ciri Mamalia, Anatomi Tubuh, dan Contoh Mamalia

2. Komponen Abiotik

Komponen abiotik atau komponen yang tak hidup adalah komponen yang terdiri dari benda-benda bukan makhluk hidup tetapi ada di sekitar kita, dan ikut mempengaruhi kelangsungan hidup.

Warga menunjukkan tumpahan limbah minyak yang tercecer di pesisir Pantai Sabalang, Katibung, Lampung Selatan, Lampung, Jumat (10/9/2021). Tumpahan limbah minyak yang belum diketahui asalnya itu merupakan golongan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) yang berdampak pada nelayan sekitar dan dapat merusak ekosistem laut, serta belum ada dinas terkait yang menindaklanjuti limbah minyak tersebut. Tribun Lampung/Deni Saputra (Tribun Lampung/Deni Saputra)

Beberapa contoh dari komponen abiotik, antara lain:

a. Air

Air diperlukan oleh tumbuhan untuk fotosintesis.

Selain itu, air juga berguna untuk melarutkan mineral dalam tanah sehingga mudah diserap oleh akar tumbuhan dan menjaga kesegaran tumbuhan.

Bagi hewan darat, air berguna untuk minum.

Sementara bagi hewan air, berguna untuk melarutkan oksigen.

Air terdiri dari molekul-molekul H2O dapat berbentuk padat (es dan kristal es/salju) dan berbentuk gas berupa uap air.

Dalam kehidupan, air sangat diperlukan oleh makhluk hidup karena sebagian besar tubuhnya mengandung air.

b. Tanah

Tanah bertindak sebagai substrat atau tempat hidup organisme.

Tanah juga menyediakan kebutuhan mahluk hidup seperti unsur hara dan mineral.

Suatu jenis individu mungkin tidak cocok hidup disembarang tanah, sebab tanah yang berbeda mungkin memiliki pH tanah yang berbeda, kelembaban yang berbeda maupun tingkat kesuburan yang berbeda.

Tanah juga merupakan hasil pelapukan batuan yang disebabkan oleh iklim dan pembusukan bahan organik.

Tanah memiliki sifat, tekstur dan kandungan garam mineral tertentu.

Tanah yang subur sangat diperlukan oleh organisme untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Tumbuhan akan tumbuh dengan baik pada tanah yang subur.

c. Udara

Udara terdiri dari berbagai macam gas, yakni nitrogen, oksigen, karbondioksida dan gas-gas lainnnya.

Mahluk hidup membutuhkan nitrogen untuk membentuk protein.

Oksigen digunakan mahluk hidup untuk bernapas.

Sementara, karbondioksida diperlukan tumbuhan untuk fotosintesis.

d. Kelembaban

Kelembaban merupakan salah satu komponen abiotik di udara dan tanah.

Kelembaban di udara berarti kandungan uap air di udara, sedangkan kelembaban di tanah berarti kandungan air dalam tanah.

Kelembaban diperlukan oleh mahluk hidup agar tubuh tidak cepat kering karena penguapan.

Kelembaban yang diperlukan setiap mahluk hidup berbeda-beda, sebagai contoh jamur dan cacing memerlukan habitat yang sangat lembab.

Baca juga: Apa Saja Alat Pernapasan pada Hewan? Simak Penjelasannya

Baca juga: Sistem Gerak pada Tumbuhan: Endonom, Higroskopis, Esionom

e. Garam-garam Mineral

Garam-garam mineral adalah ion-ion nitrogen, fosfat, sulfur, kalsium dan natrium.

Komposisi garam mineral tertentu menentukan sifat tanah dan air, sebagai contoh kandungan ion-ion hidrogen menentukan tingkat keasaman, ion natrium dan klorida menentukan tingkat salinitas atau kadar garam.

f. Iklim

Iklim merupakan komponen yang terbentuk sebagai hasil interaksi berbagai komponen abiotik lainnya, seperti kelembaban udara, suhu dan curah hujan.

Iklim juga mempengaruhi kesuburan tanah, tetapi kesuburan tanah tidak berpengaruh terhadap iklim.

g. Topografi

Topografi meliputi faktor altitude yaitu ketinggian suatu tempat yang diukur dari permukaan laut dan latitude yaitu letak lintang yang diukur dari garis khatulistiwa.

Topografi mempunyai pengaruh yang besar terhadap penyebaran mahluk hidup, yang tampak jelas pada penyebaran tumbuhan.

Hal ini disebabkan adanya perbedaan topografi yang mengakibatkan intensitas cahaya, suhu dan curah hujan yang berbeda-beda disetiap tempat.

Faktor Ketidakseimbangan Ekosistem

Ketidakseimbangan ekosistem dapat terjadi apabila salah satu komponen pada ekosistem tersebut rusak.

Kerusakan dapat terjadi secara alami maupun akibat perbuatan manusia.

Kerusakan yang terjadi secara alami umumnya akibat bencana alam seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi, hingga tsunami.

Sementara kerusakan akibat perbuatan manusia umumnya disebabkan karena populasi manusia yang tumbuh hingga mencapai suatu jumlah yang sangat besar, sehingga aktivitas dan kemampuan teknologi manusia mengganggu dinamika sebagian besar ekosistem yaitu telah mengganggu struktur trofik pada ekosistem.

Dengan terganggunya salah satu tingkat trofik sangat mengganggu keseimbangan tingkat trofik lainnya didalam ekosistem tersebut.

Selain itu, aktivitas manusia yang tidak direncanakan dengan baik dapat menyebabkan pengaruh yang tidak diinginkan pada alam sekitar dan ekosistem.

(Tribunnews.com/Latifah)

Artikel lainnya terkait Materi Sekolah

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini