News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Santri Dilarang Bermental Inlander, Ubaidillah Jelaskan Alasan Seleksi Santri BIMA di Hotel Mewah

Penulis: Husein Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DR. Ubaidillah Anwar saat sampaikan sambutan di acara seleksi calon santri baru Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon.

TRIBUNNEWS.COM, CIREBON – Hari itu Minggu 24 Oktober 2021 suasana keramaian di Kota Cirebon seperti terpusat di satu titik. Jalanan menuju satu tempat tersebut terlihat begitu macet dengan kendaraan dan ribuan manusia.

Keluar dari kendaraan pribadi masing-masing anak-anak berpakaian rapi, kemeja putih, celana hitam, kopiah di kepala dan mengenakan jilbab bagi yang putri. Ribuan anak-anak tersebut menuju satu tempat Ballroom Hotel Aston and Convention Center Cirebon dengan ditemani orang tuanya.

Siapa sangka acara di sebuah hotel mewah tersebut ternyata adalah seleksi bagi para santri yang ingin menimba ilmu di Pesantren Bina Insan Mulia (BIMA), Cirebon.  

“Kenapa Pesantren Bina Insan Mulia selalu mengadakan seleksi para santri di Hotel? Sebenarnya bukan hotel nya yang penting, hotel hanya wasilah saja dan yang paling mendasar adalah bagian dari strategi kami menerjemahkan Visi besar Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia tentang Pendidikan Islam,” kata DR. Ubaidillah Anwar ketika menyampaikan sambutan.

Ribuan calon santri didampingi wali nya mengikuti proses seleksi calon santri baru Pesantren Bina Insan Mulia di Hotel Aston, Cirebon, Minggu (24/10/2021). (Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon.)

Kebiasaan Pesantrena Bina Insan Mulia melakukan penerimaan santri baru di hotel mewah memang tak seperti kebiasaan pesantren-pesantren yang selama ini terkesan dengan cara-cara tradisional. Namun, ada misi tersendiri yang diusung Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia, KH. Imam Jazuli.    

“Apa Misi besar itu? Yang kami garis bawahi jangan sampai kaum santri ini meneruskan Mental Inlander, yaitu santri tapi minder menghadapi zaman. Kalau zaman dulu Mentalitas Inlander itu kalau dia lemah, bahasa santrinya zholimun linafsihi (menzholimi dirinya sendiri). Supaya ketika nanti santri-santri memiliki harta, kekuasaan dia tidak menginjak bangsa lain. Itulah Mentalitas Inlander yang sudah mengakar di sebagian Umat Islam Indonesia,” kata DR Ubaidillah.

Seleksi ujian masuk bagi santri baru Pesantren Bina Insan Mulia juga ditangani oleh tim penguji profesional dari lembaga yang terpercaya yakni Kalasuba Institute of Singapore dan Bright Consulting Jakarta .

Tahapan ujian terbagi dalam tiga sesi, Test Psikotest dan IQ, Test Minat dan Bakat dan Test Wawasan Keagamaan.

“Kenapa tes hari ini kita lakukan ? Prioritas pendidikan pesantren di Pondok Bina Insan Mulia pada intinya fokus pada tiga wilayah utama, Santri akan di didik dengan dibekali Ilmu Syar’iyah dan Ilmu Kauniyah agar santri punya alat untuk menhadapi dunia jangka pendek  dan jangka panjang (Ad dunya wal Akhiroh), membekali para santri dengan pengembangan bakat dan yang terpenting membekali para santri dengan latihan untuk ber Akhlakul Karimah,” kata DR. Ubaidillah.

Di bawah Pengasuhan KH. Imam Jazuli, Pesantren Bina Insan Mulia, memang cukup sukses menyelenggarakan sebuah sistem pendidikan terintegrasi antara pendidikan agama, pendidikan umum dan pendidikan kehidupan.

Kesuksesan tersebut ditandai dengan banyaknya lulusan Pesantren Bina Insan Mulia melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi bergengsi baik luar negeri maupun dalam negeri.

Tingkat kepercayaan masyarakat untuk memondokkan putra-putrinya ke Pesantren Bina Insan Mulia juga tergolong besar. Pada seleksi lalu ada kurang lebih 1000 an calon santri baru, sementara santri yang saat ini sedang aktif belajar di Pesantren Bina Insan Mulia kurang lebih 2700 santri.   

Jadi Calon Walisantri, Menakertrans Ida Fauziah Optimistis Lulusan Pesantren Jadi Pemimpin Masa Depan

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini