TRIBUNNEWS.COM - Awan merupakan bagian dari langit dan alam semesta.
Kumpulan partikel air di atmosfer yang sangat banyak dapat membentuk awan karena tekanan suhu tertentu.
Partikel air yang membentuk awan dapat berwujud tetes air cair atau kristal es yang berkumpul di satu tempat.
Jika diperhatikan dari Bumi, awan terlihat seperti kapas.
Namun, gumpalan-gumpalan awan terdiri dari jutaan tetes partikel air hasil kondensasi uap air yang sangat besar.
Selengkapnya tentang awan, simak rangkuman materi berikut ini:
Baca juga: Mengenal Jenis-jenis Ekosistem serta Makhluk Hidup yang Tinggal di Dalamnya
Bagaimana awan terbentuk?
Melansir dari Gramedia, awan adalah partikel air yang berada di atmosfer, berikut ini proses terbentuknya awan:
1. Udara di atmosfer mengalami kenaikan dan mengambang akibat tekanan atmosfer yang lebih kecil.
Kemudian, udara di Bumi akan naik ke atmosfer dan mengalami pendinginan, sehingga kelembaban udara (RH) semakin bertambah.
Ketika proses kondensasi mencapai 78, awan mulai mengalami kondensasi yang lebih besar dan aktif di udara.
Perubahan tersebut adalah akibat dari penambahan uap air di udara ketika terjadi proses penguapan atau penurunan tekanan uap jenuh melalui pendinginan yang rendah.
2. Partikel zat yang ada di udara atau aerosol yang berwujud air berfungsi sebagai perangkap air.
Aerosol tersebut membentuk tetes air dan jumlahnya akan bertambah banyak hingga membentuk kumpulan tetes air.
3. Kumpulan tetes air perlahan berubah menjadi gumpalan awan ketika RH bergerak mendekati 100.
Saat itu, uap air mencapai wujud inti yang lebih besar.
Adapun inti yang lebih kecil dan kurang aktif mengubah volume tetes air menjadi lebih kecil dari jumlah inti kondensasi.
4. Aerosol kemudian terangkat ke atmosfer hingga ketinggian tertentu sesuai tekanan atmosfer yang membawanya.
Semakin tinggi aerosol terangkat ke atmosfer, maka semakin mengalami pendinginan dengan suhu yang lebih rendah.
Pada ketinggian tertentu, aerosol akan mengalami proses pengembunan.
5. Kemudian, titik air yang berasal dari uap air yang mengembun akan membentuk awan jika dilihat dari Bumi.
Jadi, semakin banyak udara yang mengalami proses pengembunan di atmosfer, maka akan muncul awan yang semakin besar dan banyak di wilayah yang mengalami proses tersebut.
Sehingga, penampakan awan di beberapa belahan Bumi dan wilayah dapat terlihat berbeda-beda.
Baca juga: Mengenal Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia
Jenis-jenis awan
Melansir dari laman Met Office, disebutkan Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mengklasifikasikan jenis awan menjadi 10 jenis yang terbagi dalam tiga level.
Berikut ini rinciannya:
Awan Level Tinggi
Kategori awan level tinggi berada di ketinggian 20 ribu kaki atau lebih.
1. Awan Cirrus (Awan tipis)
Awan Cirrus adalah jenis awan pendek dan terpisah, seperti rambut jika dilihat dari Bumi.
Jenis awan ini akan tampak putih di siang hari, sedangkan di sore hari terlihat oranye.
Awan Cirrus terbentuk dari udara kering yang naik dan membawa uap air dalam jumlah kecil, kemudian mengalami pengendapan menjadi es.
Warna putih dari awan ini berasal dari kristal es.
Selain proses alami, awan Cirrus juga dapat terbentuk melalui jejak uap yang ditinggalkan oleh pesawat saat terbang melalui troposfer atas yang kering.
2. Cirrocumulus
Awan Cirrocumulus terdiri dari banyak awan putih kecil yang disebut cloudlets.
Jenis awan ini juga berasal dari kristal es yang nampak lebih teratur.
Terkadang awan ini terlihat seperti sisik ikan atau biasa disebut mackerel sky.
Awan Cirrocumulus biasanya terbentuk dari es dan air yang sangat dingin.
Kandungan air dalam awan ini tetap berbentuk cair meski berada di suhu 0 derajat Celcius.
Ketika ada arus vertikal turbulen yang bertemu dengan awan Cirrocumulus akan terlihat mengembang.
3. Cirrostratus
Cirrostratus adalah awan tinggi transparan, yang menutupi area langit yang luas.
Awan Cirrostratus dapat membentang ribuan mil.
Jenis awan ini dapat terlihat tipis karena berada di posisi yang tinggi.
Awan ini terbentuk dari naiknya udara secara perlahan.
Biasanya, pergerakan awan Cirrostratus dapat digunakan untuk memprediksi apa yang akan terjadi dengan cuaca dalam 24 jam ke depan.
Baca juga: Mengenal Gerhana Bulan: Pengertian, Jenis-jenis Gerhana Bulan dan Fakta Fenomena Gerhana Bulan
Awan Level Sedang
Awan level sedang berada di ketinggian antara 6,5 hingga 20 ribu kaki.
1. Altocumulus
Awan ini merupakan lapisan awan kecil di tingkat sedang.
Ada banyak jenis awan Altocumulus sesuai bentuk awannya.
Awan Altocumulus terdiri dari campuran es dan air.
Ada beberapa kemungkinan terbentuk awan Altocumulus yaitu melalui formasi pecahnya altostratus, pengangkatan kantong udara lembab yang didinginkan oleh turbulensi lembut, dan pegunungan yang menghasilkan gelombang atmosfer dari mana awan dapat terbentuk.
Jika awan Cirrocumulus berwarna putih dan kecil, awan Altocumulus dapat berwarna putih atau abu-abu dengan sisi yang teduh.
2. Altostratus
Awan Altostratus adalah lapisan awan tipis tingkat menengah yang besar.
Biasanya, awan ini terdiri dari campuran tetesan air dan kristal es.
Jenis awan Altostratus sering tersebar di area yang sangat luas dan biasanya tidak berbentuk.
Lapisan awan Altostratus sering terdiri dari air dan es yang terbentuk ketika lapisan Cirrostratus turun dari tingkat yang lebih tinggi.
Biasanya cahaya Matahari tidak dapat menembus lapisan awan Altostratus.
3. Nimbostratus
Awan Nimbostratus adalah lapisan awan gelap, abu-abu, dan cukup tebal untuk menghalangi sinar Matahari.
Jenis awan ini menghasilkan hujan terus-menerus, sehingga awan ini sering dikaitkan dengan siklon lintang tengah.
Awan Nimbostratus terbentuk melalui pendalaman dan penebalan awan Altostratus.
Hal ini sering terjadi di sepanjang front awan yang hangat atau tertutup.
Awan ini dapat meluas melalui lapisan bawah dan tengah troposfer serta membawa hujan ke permukaan di bawahnya.
Baca juga: Mengenal Iklim di Indonesia, Jenis-jenisnya, dan Fenomena Alam yang Mempengaruhi Perubahan Iklim
Awan Level Rendah
Awal level rendah berada di ketinggian kurang dari 6,5 ribu kaki.
1. Stratocumulus
Awan stratocumulus adalah awan tingkat rendah yang bervariasi dalam warna, mulai dari putih terang hingga abu-abu gelap.
Jenis ini adalah awan yang paling umum di Bumi.
Awan Stratocumulus biasanya terbentuk dari lapisan awan stratus yang pecah.
Biasanya, awan Stratocumulus menjadi indikator perubahan cuaca dan biasanya terlihat hangat, dingin atau tertutup.
Awan stratocumulus ada di semua jenis kondisi cuaca, mulai dari cuaca kering yang lama hingga kondisi yang curah hujan tinggi.
2. Stratus
Awan stratus adalah lapisan awan tingkat rendah dengan warna abu-abu atau putih yang cukup seragam.
Awan stratus terbentuk dalam kondisi tenang dan stabil saat angin sepoi-sepoi menaikkan udara sejuk dan lembab di atas permukaan daratan atau lautan yang lebih dingin.
Awan ini ada dalam berbagai ketebalan dan terkadang cukup buram untuk menggelapkan Bumi karena cahaya Matahari sulit menembusnya.
Biasanya, awan Stratus disertai sedikit atau tidak ada hujan, namun lapisan awan ini cukup tebal untuk dapat menghasilkan gerimis ringan.
Gerimis ini juga bisa turun dalam bentuk salju ringan jika cukup dingin.
3. Cumulus
Awan Cumulus berupa berkas putih cemerlang ketika diterangi oleh Matahari.
Semua awan Cumulus berkembang karena konveksi udara yang dipanaskan naik ke atmosfer.
Udara kemudian mendingin dan uap air mengembun untuk menghasilkan awan.
Sebagian besar, awan Cumulus menunjukkan cuaca cerah, sering muncul pada hari-hari cerah.
4. Cumulonimbus
Awan cumulonimbus adalah awan multi-level yang tampak mengancam, memanjang tinggi ke langit dalam bentuk menara atau gumpalan.
Awan ini lebih dikenal sebagai awan petir karena dapat menghasilkan hujan es, guntur dan kilat.
Cumulonimbus terbentuk dari konveksi udara awan Cumulus kecil di permukaan atmosfer yang panas.
Mereka bergerak lebih tinggi hingga tercipta tenaga listrik yang besar seperti kekuatan 10 bom atom seukuran Hiroshima.
Awan cumulonimbus dikaitkan dengan cuaca ekstrem seperti hujan deras yang lebat, badai hujan es, kilat, dan bahkan tornado.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Materi Sekolah