Angin kemudian membawa awan yang berisi butir-butir air menuju lokasi yang suhunya lebih rendah.
Awan yang mengandung titik embun air kemudian berkumpul dan membentuk sebuah awan besar.
Ini membuat warna awan menjadi kelabu karena banyak partikel yang dibawa.
Ketika kondisi awan sudah jenuh atau sudah tidak sanggup lagi menampung air, butir-butir air akan tertarik oleh adanya gaya gravitasi yang membuat turun hujan.
Untuk lebih lengkapnya, kamu bisa simak dalam video di bawah ini.
Baca juga: Mengenal Macam-macam Koperasi, Berikut Pengertian Lengkap dengan Tujuan dan Manfaatnya
Sifat Hujan
Dikutip dari laman Kementerian Pertanian, sifat Hujan adalah perbandingan antara jumlah curah hujan selama rentang waktu yang ditetapkan dengan jumlah curah hujan normalnya.
Rentang waktu yang ditetapkan, yakni satu periode musim hujan atau satu periode musim kemarau atau satu bulanan atau satu dasarian.
Jumlah curah hujan ditentukan dari rata-rata selama 30 tahun.
Saat ini, rata-rata curah hujan yang digunakan sebagai dasar penentuan curah hujan normal, adalah nilai-nilai curah hujan selama periode tahun 1981-2010.
Sifat hujan dibagi menjadi 3 (tiga) katagori, yaitu:
1 Atas Normal (AN), jika nilai curah hujan lebih dari 115% terhadap rata-ratanya.
2. Normal (N), jika nilai curah hujan antara 85%--115% terhadap rata-ratanya,
3. Bawah Normal (BN), jika nilai curah hujan kurang dari 85% terhadap rata-ratanya.
(Tribunnews.com/Fajar)
Artikel lain terkait materi sekolah