News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Materi Sekolah

Mengenal Pencemaran Air dan Faktor Penyebabnya: Limbah Industri, Rumah Tangga, dan Pertanian

Penulis: Katarina Retri Yudita
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah warga tetap mencari ikan meski airnya tertutup busa putih limbah rumah tangga di pintu air Weir 3 Marunda, Jakarta Timur, Rabu (24/1/2018). Sejumlah warga yang sedang mencari ikan mengeluhkan dengan adanya busa putih tersebut karena ikan yang ada disana ikut tercemar limbah. Tribunnews/Jeprima

TRIBUNNEWS.COM - Berikut pencemaran air dan faktor penyebabnya, yaitu limbah industri, limbah rumah tangga, dan limbah pertanian.

Adapun manusia mempunyai keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup.

Di antaranya dengan mendirikan pabrik-pabrik yang dapat mengolah hasil alam menjadi bahan pangan dan sandang.

Pesatnya kemajuan teknologi dan industrialisasi berpengaruh terhadap kualitas lingkungan.

Munculnya pabrik-pabrik yang menghasilkan asap dan limbah buangan dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan.

Baca juga: Mengenal Sistem Pencernaan Karbohidrat, Protein, dan Lemak dalam Tubuh Beserta Prosesnya

Terjadinya perubahan lingkungan akan memengaruhi keberadaan atau kelangsungan makhluk hidup yang ada di dalamnya.

Makhluk hidup pada suatu lingkungan selalu tergantung antara satu dengan yang lain.

Oleh karena itu, apabila ada salah satu komponen yang berubah, maka akan menyebabkan perubahan pada makhluk hidup lain yang tidak mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.

Berikut ulasan lengkap mengenai pencemaran air, dikutip dari Buku IPA Kelas 7 Semester 2:

1. Definisi pencemaran

Keinginan manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidup, akan memaksanya mendirikan pabrik-pabrik yang dapat mengolah hasil alam menjadi bahan pangan dan sandang.

Dengan pesatnya kemajuan teknologi dan industrialisasi, akan berpengaruh terhadap kualitas lingkungan.

Munculnya pabrik-pabrik yang menghasilkan asap dan limbah buangannya mengakibatkan pencemaran lingkungan di sekitarnya.

Pencemaran lingkungan merupakan satu dari beberapa faktor yang dapat memengaruhi kualitas lingkungan.

Pencemaran lingkungan (environmental pollution) merupakan segala sesuatu baik berupa bahan-bahan fisika maupun kimia yang dapat mengganggu keseimbangan ekosistem.

Menurut UU RI Nomor 23 Tahun 1997, pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu.

Hal ini menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya.

Jadi, pencemaran lingkungan terjadi akibat dari kumpulan kegiatan manusia (populasi) dan bukan dari kegiatan perorangan (individu).

Selain itu, pencemaran dapat diakibatkan oleh faktor alam, contoh gunung meletus yang menimbulkan abu vulkanik.

Zat yang dapat mencemari lingkungan dan dapat mengganggu kelangsungan hidup makhluk hidup disebut polutan.

Polutan ini dapat berupa zat kimia, debu, suara, radiasi, atau panas yang masuk ke dalam lingkungan.

Suatu zat dapat dikatakan sebagai polutan saat:

- Kadarnya melebihi batas kadar normal atau di ambang batas;

- Berada pada waktu yang tidak tepat;

- Berada pada tempat yang tidak semestinya.

Manusia tidak dapat mencegah pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh faktor alam.

Namun, manusia hanya dapat mengendalikan pencemaran yang diakibatkan oleh faktor kegiatannya sendiri.

Seperti limbah rumah tangga, industri, zat-zat kimia berbahaya, tumpahan minyak, asap hasil pembakaran hutan dan minyak bumi serta limbah nuklir.

2. Pencemaran air

Dalam kehidupan sehari-hari, makhluk hidup selalu membutuhkan air, termasuk manusia.

Manusia sangat membutuhkan air bersih untuk berbagai kegiatan, antara lain minum, mandi, mencuci, memasak, dan sebagainya.

Salah satu ciri air bersih adalah tidak tercemar.

Air dikatakan tercemar apabila air itu sudah berubah, baik warna, bau, maupun rasanya.

Selain itu, air yang tercemar memiliki keasaman yang berbeda dengan air yang tidak tercemar.

Pencemaran air, yaitu masuknya makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air.

Akibatnya, kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.

Pencemaran air merupakan kondisi air yang menyimpang dari sifat-sifat air dari keadaan normal.

Kualitas air menentukan kehidupan di perairan laut ataupun sungai.

Apabila perairan tercemar, maka keseimbangan ekosistem di dalamnya juga akan terganggu.

Air dapat tercemar oleh komponen-komponen anorganik, di antaranya berbagai logam berat yang berbahaya.

Komponen-komponen logam berat ini berasal dari kegiatan industri.

Kegiatan industri yang melibatkan penggunaan logam berat, antara lain industri tekstil, pelapisaan logam, cat/tinta warna, percetakan, bahan agrokimia, dan lain-lain.

Beberapa logam berat ternyata telah mencemari air di Indonesia, melebihi batas yang berbahaya bagi kehidupan.

Warga memungut sampah plastik di Sungai Cisadane, Tanjung Burung, Tanggerang, Banten, Sabtu (9/12/2017). Minimnya kesadaran warga akan membuang sampah, membuat sungai tersebut tercemar limbah rumah tangga. Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha (Warta Kota/ANGGA BHAGYA NUGRAHA)

Faktor penyebab pencemaran air

Pencemaran air dapat terjadi pada sumber mata air, sumur, sungai, rawarawa, danau, dan laut.

Bahan pencemaran air dapat berasal dari limbah industri, limbah rumah tangga, dan limbah pertanian.

- Limbah industri

Air limbah industri cenderung mengandung zat berbahaya.

Oleh karena itu, manusia harus mencegahnya agar tidak membuang air limbah industri ke saluran umum.

Kegiatan industri selain menghasilkan produk utama (bahan jadi), juga menghasilkan produk sampingan yang tidak terpakai, yaitu limbah.

Jenis limbah yang berasal dari industri dapat berupa limbah organik yang bau seperti limbah pabrik tekstil atau limbah pabrik kertas.

Selain itu, limbah anorganik berupa cairan panas, berbuih dan berwarna, serta mengandung asam belerang, berbau menyengat.

Seperti limbah pabrik baja, limbah pabrik emas, limbah pabrik cat, limbah pabrik pupuk organik, limbah pabrik farmasi, dan lain-lain.

Jika limbah industri tersebut dibuang ke saluran air atau sungai, akan menimbulkan pencemaran air dan merusak atau memusnahkan organisme di dalam ekosistem tersebut.

Limbah industri yang berupa logam berat sering dialirkan ke sungai, sehingga sungai menjadi tercemar.

Jenis-jenis logam berat adalah raksa, timbal, dan kadmium di mana ketiganya sangat berbahaya bagi manusia apabila mengonsumsinya.

Misalnya, pencemaran raksa yang terjadi di Minamata, Jepang.

Para nelayan di sekitar teluk Minamata memakan ikan yang tercemar raksa.

Akibatnya, mereka mengalami kerusakan saraf yang disebut penyakit Minamata.

Lebih dari delapan puluh orang yang meninggal akibat penyakit ini.

- Limbah rumah tangga

Kegiatan-kegiatan di beberapa tempat seperti rumah tangga, pasar, perkantoran, rumah makan, penginapan, dan sebagainya akan menghasilkan sampah/limbah yang dinamakan limbah rumah tangga.

Limbah rumah tangga merupakan limbah yang berasal dari hasil samping kegiatan perumahan.

Seperti limbah rumah tangga, pasar, perkantoran, rumah penginapan (hotel) rumah makan, puing-puing bahan bangunan, serta besi-besi tua bekas mesin-mesin atau kendaraan.

Limbah rumah tangga dapat berasal dari bahan organik, anorganik, maupun bahan berbahaya dan beracun.

Limbah organik adalah limbah seperti kulit buah sayuran, sisa makanan, kertas, kayu, daun dan berbagai bahan yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme.

Limbah yang berasal dari bahan anorganik, antara lain besi, aluminium, plastik, kaca, kaleng bekas cat, dan minyak wangi.

Di perairan, sampah mengalami proses penguraian oleh mikroorganisme.

Akibat penguraian tersebut, kandungan oksigen dalam perairan juga menurun.

Menurunnya kandungan oksigen dalam perairan akan merugikan kehidupan biota di dalamnya.

- Limbah pertanian

Air limbah pertanian sebenarnya tidak menimbulkan dampak negatif pada lingkungan.

Namun dengan digunakannya fertilizer sebagai pestisida yang kadangkadang dilakukan secara berlebihan, sering menimbulkan dampak negatif pada keseimbangan ekosistem air.

Pada sektor pertanian juga dapat terjadi pencemaran air.

Terutama akibat dari penggunaan pupuk dan bahan kimia pertanian tertentu, seperti insektisida dan herbisida.

Limbah bahan berbahaya dan beracun, antara lain timbul akibat adanya kegiatan pertanian.

Kegiatan pertanian biasanya menggunakan obat-obatan pembasmi hama penyakit seperti pestisida, misalnya insektisida.

Selain itu, kegiatan pertanian menggunakan pupuk, misalnya urea.

Penggunaan pupuk yang berlebihan juga dapat menyebabkan suburnya ekosistem di perairan kolam, sungai, waduk, atau danau.

Pupuk yang tidak terserap ke tumbuhan akan terbuang menuju perairan.

Akibatnya, terjadi atau tumbuh suburnya ganggang di atas permukaan air.

Tanaman ganggang ini dapat menutupi seluruh permukaan air, sehingga mengurangi kadar sinar matahari yang masuk ke dalam perairan tersebut.

Akibatnya, proses fotosintesis terganggu dan kadar oksigen yang terlarut dalam air menurun sehingga merugikan makhluk hidup lain yang berada di dalamnya.

(Tribunnews.com/Katarina Retri)

Artikel lainnya terkait Materi Sekolah

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini