TRIBUNNEWS.COM - Berikut dampak pencemaran air dan cara menanggulanginya, di antaranya recycle, reuse, reduce, dan repair.
Manusia mempunyai keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup.
Di antaranya dengan mendirikan pabrik-pabrik yang dapat mengolah hasil alam menjadi bahan pangan dan sandang.
Pesatnya kemajuan teknologi dan industrialisasi berpengaruh terhadap kualitas lingkungan.
Baca juga: Mengenal Pencemaran Air dan Faktor Penyebabnya: Limbah Industri, Rumah Tangga, dan Pertanian
Munculnya pabrik-pabrik yang menghasilkan asap dan limbah buangan dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan.
Hal ini harus diatasi dengan beberapa cara, beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan antara lain recycle, reuse, reduce, dan repair, seperti dikutip dari Buku IPA Kelas 7 Semester 2:
Dampak pencemaran air
Air limbah yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan dampak yang tidak menguntungkan bagi lingkungan, di antaranya:
1. Penurunan kualitas lingkungan
Pembuangan bahan tercemar secara langsung ke dalam perairan dapat menyebabkan terjadinya pencemaran pada perairan tersebut.
Misalnya, pembuangan limbah organik dapat menyebabkan peningkatan mikroorganisme atau kesuburan tanaman air, sehingga menghambat masuknya cahaya matahari ke dalam air.
Hal ini menyebabkan berkurangnya kandungan oksigen terlarut dalam air, sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem di dalamnya.
2. Gangguan kesehatan
Air limbah yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan berbagai penyakit.
Tidak menutup kemungkinan di dalam air limbah tersebut mengandung virus dan bakteri yang menyebabkan penyakit.
Air limbah juga bisa digunakan sebagai sarang nyamuk dan lalat yang dapat membawa (vektor) penyakit tertentu.
3. Pemekatan hayati
Apabila suatu perairan tercemar oleh bahan beracun, maka bahan beracun itu dapat meresap ke dalam tubuh alga, atau mikroorganisme lainnya.
Selanjutnya, hewan-hewan kecil (zooplankton) akan memakan alga tersebut, kemudian zooplankton akan dimakan oleh ikan ikan kecil dan ikan besar akan memakan ikan yang kecil.
Apabila ikan-ikan besar tersebut ditangkap oleh manusia dan dimakan, maka bahan beracun tersebut akan masuk ke dalam tubuh manusia.
Zooplankton yang makan alga tidak hanya satu, tetapi banyak sel alga.
Dengan demikian, zooplankton tersebut sudah mengandung bahan beracun yang banyak.
Demikian juga halnya dengan ikan kecil yang memakan zooplankton, dan ikan besar akan memakan ikan kecil tidak hanya satu.
Makin banyak memakan ikan-ikan kecil, maka makin banyak bahan pencemar yang masuk ke tubuh ikan besar.
4. Mengganggu pemandangan
Kadang-kadang air limbah mengandung polutan yang tidak mengganggu kesehatan dan ekosistem, tetapi mengganggu pemandangan kota.
Meskipun air yang tercemar tidak menimbulkan bau, perubahan warna air mengganggu pandangan mata kita.
Hal ini tentu mengganggu kenyamanan dan keasrian kota.
5. Mempercepat proses kerusakan benda
Ada sebagian air limbah yang mengandung zat yang dapat diubah oleh bakteri anaerob menjadi gas yang dapat merusak seperti H2S.
Gas ini dapat mempercepat proses perkaratan pada besi.
Agar terhindar dari hal-hal di atas, sebaiknya sebelum dibuang, air limbah harus diolah terlebih dahulu dan memenuhi ketentuan Baku Mutu Air Limbah.
Cara penanggulangan pencemaran air
Pengolahan limbah bertujuan untuk menetralkan air dari bahan-bahan tersuspensi dan terapung, menguraikan bahan yakni bahan organik yang dapat terurai oleh aktivitas makhluk hidup, meminimalkan bakteri patogen, serta memerhatikan estetika dan lingkungan.
Pengolahan air limbah dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Pembuatan kolam stabilisasi
Dalam kolam stabilisasi, air limbah diolah secara alamiah untuk menetralisasi zat-zat pencemar sebelum air limbah dialirkan ke sungai.
Kolam stabilisasi yang umum digunakan adalah kolam , kolam (pengolahan air limbah yang tercemar bahan organik pekat), dan kolam (pemusnahan mikroorganisme patogen).
Kolam ini dapat digunakan oleh semua kalangan karena mudah memilikinya dan murah harganya.
2. IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)
Pengolahan air limbah ini menggunakan alat-alat khusus.
Pengolahan ini dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu primary treatment (pengolahan pertama), secondary treatment (pengolahan kedua), dan tertiary treatment (pengolahan lanjutan).
Primary treatment merupakan pengolahan pertama yang bertujuan untuk memisahkan zat padat dan zat cair dengan menggunakan filter (saringan) dan bak sedimentasi.
Secondary treatment merupakan pengolahan kedua yang bertujuan untuk mengoagulasikan, menghilangkan koloid, dan menstabilisasikan zat organik dalam limbah.
Tertiary treatment merupakan lanjutan dari pengolahan kedua, yaitu penghilangan nutrisi atau unsur hara, khususnya nitrat dan fosfat, serta penambahan klor untuk memusnahkan mikroorganisme patogen.
3. Pengelolaan excreta
Excreta banyak terkandung dalam air limbah rumah tangga.
Excreta banyak mengandung bakteri patogen penyebab penyakit.
Jika tidak dikelola dengan baik, excreta dapat menimbulkan berbagai penyakit.
Pengelolaan excreta dapat dilakukan dengan menampung dan mengolahnya pada jamban atau septictank yang ada di sekitar tempat tinggal, dialirkan ke tempat pengelolaan, atau dilakukan secara kolektif.
Untuk mencegah meresapnya air limbah excreta ke sumur atau resapan air, jamban yang dibuat harus sehat.
Syaratnya, tidak mengotori permukaan tanah, permukaan air dan air tanah di sekitarnya, tidak menimbulkan bau, sederhana, jauh dari jangkauan serangga (lalat, nyamuk, atau kecoa), murah, dan diterima oleh pemakainya.
Pengelolaan excreta dalam septictank dapat diolah secara anaerobik menjadi biogas yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber gas untuk rumah tangga.
Selain itu, pengelolaan excreta dengan tepat akan menjauhkan kita dari penyakit bawaan air.
Dalam meminimalisasi sampah hasil limbah rumah tangga khususnya, dapat dilakukan upaya pengurangan sampah.
Hal ini sebagaimana disebutkan bahwa cara menangani limbah cair dan padat diharapkan tidak menyebabkan polusi dengan prinsip ekologi yang dikenal dengan istilah 4R, yaitu recycle, reuse, reduce, dan repair.
- Recycle (pendaurulangan)
Proses recycle misalnya untuk sampah yang dapat terurai dijadikan kompos.
Kompos ini dipadukan dengan pemeliharaan cacing tanah, sehingga dapat diperoleh hasil yang baik.
Cacing tanah dapat menyuburkan tanah dan kompos digunakan untuk pupuk.
- Reuse (penggunaan ulang)
Proses reuse dilakukan untuk sampah yang tidak dapat terurai dan dapat dimanfaatkan ulang.
Misalnya botol bekas sirop dapat digunakan lagi untuk menyimpan air minum.
- Reduce
Reduce adalah melakukan pengurangan bahan/penghematan. Contohnya jika akan berbelanja ke pasar atau supermarket, sebaiknya dari rumah membawa tas.
Janganlah meminta tas plastik dari toko atau supermarket kalau akhirnya hanya dibuang saja.
- Repair
Repair artinya melakukan pemeliharaan.
Contohnya membuang sampah tidak sembarangan, terutama tidak membuang sampah di perairan.
(Tribunnews.com/Katarina Retri)
Artikel lainnya terkait Materi Sekolah