TRIBUNNEWS.COM, CIREBON – Tak bisa dielakkan bahwa Universitas Al-Azhar Kairo Mesir masih tetap diprimadonakan oleh banyak pelajar Islam di dunia. Kampus yang berdiri sejak tahun 970 M itu memiliki pesona, kharisma, dan keunggulan yang tak bisa ditemukan dimana-mana.
Bagi keluarga besar Pesantren Bina Insan Mulia, Al-Azhar punya arti lebih khusus lagi. KH. Imam Jazuli, Lc., MA., adalah lulusan Al-Azhar. Beberapa ustadz dan ustadzah di Bina Insan Mulia juga lulusan al-Azhar. Lulusan Bina Insan Mulia angkatan pertama yang berangkat ke luar negeri juga masuk ke Universitas Al-Azhar.
Hingga sekarang, sudah 300 lebih Lulusan Pesantren Bina Insan Mulia yang masih belajar di Al-Azhar. Mereka tengah menyelesaikan kuliah di strata S1 dan S2. Pesantren Bina Insan Mulia menargetkan 1000 sarjana master dan doktor lulusan luar negeri dari alumni Bina Insan Mulia pada tahun 2028.
Hubungan dengan Universitas Al-Azhar semakin kuat ketika Bina Insan Mulia menjadi tempat pengabdian utusan Al-Azhar di kawasan Asia Tenggara dengan mengirim Dr. Syaikh Ali Al-Alam untuk pembelajaran bahasa Arab metode Al-Azhar. Saking begitu eratnya hubungan itu hingga banyak wali santri yang menjadikan Pesantren Bina Insan Mulia sebagai sekolah untuk mempersiapkan putra-putrinya masuk di kampus Al-Azhar.
Tahun ini, Pesantren Bina Insan Mulia mengirim 54 lulusannya ke Universitas Al-Azhar menyusul kakak kelasnya di sana. Jumlah ini berkurang karena tahun sebelumnya, lulusan Pesantren Bina Insan Mulia yang masuk Al-Azhar menduduki urutan terbanyak dari Indonesia, sebanyak 92 orang.
Berkurangnya jumlah itu terkait dengan semakin banyaknya kampus di Timur Tengan yang menerima lulusan Pesantren Bina Insan Mulia baik melalui jalur MoU (Mutual of Understanding) dan beasiswa. Tahun ini saja ada 26 lulusan Bina Insan Mulia diterima di Universitas Az-Zaitunah Tunisia, 32 lulusan Bina Insan Mulia diterima di beberapa kampus di Turkey, dan 29 orang diterima di dua kampus ternama di Taiwan. Puluhan lainnya menyebar di beberapa negara, seperti Cina , Australia, Malaysia, Jerman dll
Di acara Pelepasan Alumni Pesantren Bina Insan Mulia 2023 Menuju Kampus A-Azhar pada Rabu pagi (12/04/23) yang dihadiri wali santri, santri, para guru, dan alumni yang hendak berangkat, Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia KH. Imam Jazuli, Lc., MA., menyampaikan pesan-pesan penting terkait keunggulan belajar di Universitas Al-Azhar.
Menurut Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia ini, Universitas Al-Azhar adalah kampus besar dengan reputasi yang telah mendunia dan dengan jaringan alumni yang telah menyebar dimana-mana. Hal ini memberi manfaat besar dan nyata bagi alumninya. Para lulusan Al-Azhar akan secara otomatis kecipratan nama besar dan reputasi itu. Orang lain akan mudah mempercai kualitas lulusan Al-Azhar berkat nama besar kampusnya.
Selain itu, dimana-mana di dunia ini akan mudah bagi lulusan Al-Azhar untuk menjalin relasi dengan para tokoh, para pemimpin, dan para pakar lulusan Al-Azhar. Di Indonesia saja, ada ratusan bahkan ribuan alumni Al-Azhar yang berkiprah di berbagai bidang di posisi-posisi penting. Mulai dari pengasuh pesantren, rektor, tokoh ormas, kepala daerah, pengusaha, menteri, dai, para profesional hingga presiden. Indonesia pernah memiliki presiden lulusan Al-Azhar yaitu Presiden Abdurrahman Wahid.
Selama menjadi mahasiswa di Universitas Al-Azhar, menurut pengalaman beliau, seorang mahasiswa dikelilingi sumberdaya dan fasilitas keilmuan yang berlimpah. Banyak profesor yang mudah ditemui, banyak kajian kelas internasional yang mudah diikuti, perpustakaan lengkap, dan lingkungan yang sangat mendukung.
“Universitas Al-Azhar adalah tanah yang sangat subur untuk mahasiswa-mahasiswi yang berkemauan kuat untuk maju, tapi tidak punya nilai apa-apa bagi mereka yang malas dan tidak memiliki tujuan hidup yang jelas,” tegas Kiai Imam Jazuli menyemangati para santrinya.
Karena itu, kepada santri-santrinya yang hendak berangkat ke Negeri Piramida itu, Kiai Imam Jazuli menegaskan agar mereka sudah memiliki cita-cita yang tinggi dan jelas sekaligus memiliki rencana yang matang untuk memanfaatkan waktu dan sumberdaya yang melimpah ketika sudah menjadi mahasiswa di Al-Azhar.
Terakhir, sebelum acara ditutup dengan doa, beliau mengingatkan soal pergaulan. “Lingkungan Universitas Al-Azhar itu sangat luas yang berisi manusia dengan bermacam-macam manusia. Karena itu, pandai-pandailah memilih pergaulan agar kalian tidak salah jalan dan salah tujuan,” pungkasnya di tengah keheningan para hadirin menyimak nasihat beliau.