Hal senada disampaikan oleh siswa kelas 12 lainnya.
Seima Sazwina. Ia mengaku senang bisa PTM lagi, karena terkadang saat PJJ terdapat guru yang kurang menguasai teknologi.
Akibatnya, kata Seima, proses belajar-mengajar kadang terhambat.
Soal prokes yang ketat, Seima mengaku sama sekali tak keberatan.
"Di kelas kami juga sudah sama-sama ngerti bagaimana seharusnya interaksi sama teman. Kami jaga jarak dan interaksi yang perlu-perlu aja, kalau enggak ya enggak usah,"ujarnya.
Selain para siswa, kegembiraan PTM penuh yang berlaku untuk semua tingkatan, kemarin, juga disambut gembira para orang tua murid.
"Semester lalu, masuknya cuma tiga hari dalam seminggu dari pukul 07.00-08.00 WIB. Sekarang masuknya sudah setiap hari dari pukul 07.00-09.00 WIB. Tentu senang sekali," ujar Prita Puspita, orangtua murid kelas 1 di SDN 029 Cilengkrang, Kota Bandung.
Menurut Prita, anaknya juga senang karena bisa bertemu dengan teman-temannya setiap hari. PTM penuh, ujar Prita, juga membuatnya tak lagi khawatir anaknya tak memahami pelajaran.
"Kalau melalui video, kadang kurang mengerti," ujarnya.
Di SDN 029 Cilengkrang, jalur keluar dan masuk murid dibedakan dengan warna. Warna biru untuk jalur masuk, sedangkan warna kuning untuk jalur keluar.
Hal ini dilakukan agar menghindari kerumuman siswa selama di sekolah.
Di sekolah ini juga terdapat empat wastafel yang bisa digunakan untuk mencuci tangan.
Dua di antaranya memiliki keran injak, sehingga menghindari penularan virus dan bakteri melalui keran air.
Pembagian jadwal pun dibagi menjadi dua sesi, yakni pagi dan siang. Satu sesi terdiri dari 14-20 orang siswa dalam satu kelas.