Sang Kancil dan Cicak Badung
Suatu ketika Kancil sedang bercengkrama dengan kawanan semut. Dia meloncat-loncat di sepanjang parit kecil yang dialiri air yang jernih, sementara para semut berlari-lari di pinggir parit sambil menari dan menyanyi. Sebagian semut yang lain berlayar dengan perahu daun-daunan di belakang Sang Kancil.
Ketika para semut melihat segerombol buah apel merah menjulur ke sungai, mereka berteriak-teriak pada Sang Kancil untuk memetiknya.
Maka Sang Kancil dengan gesit melompat dan menyundul apel-apel itu hingga jatuh ke parit, lalu mendorongnya dengan kaki ke tepian. Tak berapa lama kemudian para semut merubungi apel-apel tersebut dan mulai memotongnya menjadi potongan kecil-kecil. Sebagian dipanggul, sebagian lagi diangkut ke atas perahu daun. Begitulah acara bermain dihentikan sejenak setelah mereka menemukan tempat yang nyaman untuk beristirahat sambil menikmati apel.
Namun saat para semut sedang berpesta apel, tiba-tiba muncul binatang melata yang merayap cepat dan Happp!!! menangkap potongan apel yang paling besar dengan lidahnya lalu cepat-cepat kabur.
"Waaahhh ada pencuri! Pencuri! Pencuri!" teriak para semut dengan kagetnya
Kancil yang sedang enak-enak berjemur mengeringkan tubuhnya sambil menikmati manisnya buah apel jadi kaget. Kemudian setelah tahu apa yang telah terjadi maklumlah dia. Rupanya ada cicak badung yang berulah menyerobot potongan apel yang di bawa para semut.
Setelah berpikir sejenak, Si Kancil yang sangat bijaksana ini membisikkan suatu rencana pada para semut. Sontak setelah mendengar kata-kata yang dibisikkan, para semut serentak tertawa terpingkal-pingkal.
Sang Kancil melompat ke semak-semak dan sebentar kemudian kembali dengan membawa segenggam buah kecil berwarna merah. Para semut membawa potongan buah merah itu sambil sebentar-sebentar berhenti karena tak kuat menahan tawa. Rupanya para semut menganggap rencana mereka benar-benar sangat lucu.
Pesta dimulai lagi, para semut kembali makan apel yang telah dipotong kecil-kecil. Buah merah pemberian Sang Kancil sengaja diletakkan di pinggir dan tidak dijaga oleh para semut. Mereka tertawa-tertiwi, bergandengan tangan, menari-nari sambil sebentar-sebentar melirik ke tumpukan buah merah. Ada juga yang menyanyi dengan syair lagu yang lucu-lucu.
Buah merah,
Buah merah
Enak sekali
Jangan lupa kawan
yang paling manis
taruh di pinggir
buat dimakan nanti
Tralala trilili
Di saat para semut sedang berpesta, tiba-tiba Cicak kembali datang dan langsung menangkap buah-buah merah yang diletakkan di pinggir lalu kabur. Anehnya bukannya marah, tapi para semut malahan tertawa terpingkal-pingkal melihat Cicak membawa lari buah-buah itu. Terdengar suara tawa para semut riuh rendah mentertawakan Cicak yang lari sambil menggondol buah merah.
Cicak yang tengah berlari itu jadi bertanya-tanya mengapa para semut tertawa terbahak-bahak melihat dia mencuri buah merah. Kemudian dicicipinya buah merah itu, mmm rasanya manis dan enak. Tak terasa beberapa saat kemudian dia sudah tertidur kekenyangan dan lupa dengan pertanyaan yang timbul dalam benaknya.
Saat terbangun si Cicak penasaran dengan tawa para semut. Maka dia kembali ke pinggir sungai dan mengintip ingin tahu apa yang aneh dengan para semut. Dilihatnya Sang Kancil sedang dikerumuni para semut sambil berbicara sesuatu.