Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banyak yang berpikir jika bimbingan belajar (bimbel) hanya untuk anak yang ambisius dan pintar.
Sebaliknya, siswa dengan motivasi belajar rendah tidak mau ikut bimbel karena mereka berpikir jika pintar itu merupakan bakat yang sudah ada dari lahir.
Founder dan Chief Education Officer Zenius, Sabda PS mengatakan, laporan Programme for International Student Assessment (PISA) di tahun 2018 bahkan mengungkapkan, hanya 29 persen siswa di Indonesia yang memiliki growth mindset.
"Padahal kecerdasan seseorang itu bukan ditentukan oleh bakat, tapi belajar atau latihan yang dilakukan secara terus-menerus," kata Sabda PS dalam keterangannya, Kamis (23/6/2022).
Baca juga: Kemendikbudristek: Merdeka Belajar Bentuk Pelajar Pancasila yang Beradaptasi di Berbagai Kondisi
Fakta ini mendorong Zenius menawarkan konsep belajar Yang Penting-Penting Aja yang mengajak siswa untuk melihat ide besar dari sebuah pelajaran dan memilah pokok-pokok bahasan utama untuk diserap.
"Dengan pendekatan seperti ini, siswa memiliki kerangka berpikir ketika belajar, lebih terarah, dan lebih cepat paham, yang dibuktikan dengan mampu mengerjakan soal-soal tes dengan cermat," katanya.
Selain itu, kata dia siswa juga akan memiliki lebih banyak waktu untuk melakukan hobi atau kegiatan lainnya di luar belajar.
“Konsep belajar yang penting-penting aja membantu siswa untuk mendapatkan ide besar yang perlu dipahami," katanya.
Ketika siswa sudah memiliki pemahaman akan ide besar yang diajukan, bukan berarti siswa tidak harus belajar hal lain.
Siswa tetap harus sering melakukan latihan soal dan membaca materi untuk menguasai sebuah pelajaran.
"Paham ide besar akan membantu siswa memperdalam penguasaan materi atau skill mastery tanpa harus terjebak dengan pola pikir atau rumus yang membatasi cara berpikir mereka,” tambah Sabda.