News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

HUT Kemerdekaan RI

5 Contoh Puisi Kemerdekaan Indonesia untuk Malam Tirakatan HUT ke-77 RI 17 Agustus 2022

Penulis: Pondra Puger Tetuko
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pedagang menata barang dagangannya berupa aksesoris atau pernak-pernik HUT Kemerdekaan RI seperti bendera Merah Putih, umbul-umbul, dan lainnya menjelang peringatan HUT ke-77 RI, di kawasan Kampung Bandan, Jakarta Utara, Minggu (14/8/2022).// Kumpulan puisi tentang Kemerdekaan yang cocok digunakan saat sambut HUT ke-77 Republik Indonesia.

TRIBUNNEWS.COM - Inilah kumpulan contoh puisi bertema kemerdekaan, cocok dibaca saat malam tirakatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Republik Indonesia.

Puisi itu bertemakan Kemerdekaan dan perjuangan para pahlawan untuk memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia.

Puisi Kemerdekaan Indonesia dapat membangkitkan semangat jiwa nasionalisme dan mengenang para pahlawan.

Puisi ini juga bisa dibacakan saat malam tirakatan malam 17 Agustus maupun acara HUT ke-77 RI lainnya.

Berikut 5 puisi Kemerdekaan yang dirangkum Tribunnews.com dari berbagai penyair:

Baca juga: Kumpulan Puisi Kemerdekaan Sambut HUT ke-75 RI, Kenang Jasa Pahlawan & Bangkitkan Jiwa Nasionalisme

Prajurit Jaga Malam
Karya: Chairil anwar

Waktu jalan

Aku tidak tahu apa nasib waktu

Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras, bermata tajam

Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya

kepastian

Ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini

Aku suka pada mereka yang berani hidup

Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam

Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu

Waktu jalan

Aku tidak tahu apa nasib waktu!

Gerilya
Karya: WS Rendra

Tubuh biru
Tatapan mata biru lelaki berguling dijalan

Angin tergantung
Terkecap pahitnya tembakau
Bendungan keluh dan bencana

Tubuh biru
Tatapan mata biru
Lelaki berguling di jalan

Dengan tujuh lubang pelor
Diketuk gerbang langit
Dan menyala mentari muda
Melepas kesumatnya

Gadis berjalan di subuh merah
Dengan sayur-mayur di punggung
Melihatnya pertama

Ia beri jeritan manis
Dan duka daun wortel

Tubuh biru
Tatapan mata biru
Lelaki berguling dijalan

Orang-orang kampung mengenalnya
Anak janda berambut ombak
Ditimba air bergantang-gantang
Disiram atas tubuhnya

Tubuh biru
Tatapan mata biru
Lelaki berguling dijalan

Lewat gardu belanda dengan berani
Berlindung warna malam
Sendiri masuk kota
Ingin ikut ngubur ibunya

Baca juga: Contoh Puisi Kemerdekaan Sambut HUT ke-77 RI

Atas Kemerdekaan
Karya: Sapardi Djoko Damono

Kita berkata: jadilah
Dan kemerdekaan pun jadilah bagai laut
Di atasnya: langit dan badai tak henti-henti
Di tepinya cakrawala

Terjerat juga akhirnya
Kita, kemudian adalah sibuk
Mengusut rahasia angka-angka
Sebelum Hari yang ketujuh tiba

Sebelum kita ciptakan pula Firdaus
Dari segenap mimpi kita
Sementara seekor ular melilit pohon itu:
Inilah kemerdekaan itu, nikmatkanlah

Sapardi Djoko Damono merupakan seorang sastrawan asal Indonesia, lahir di Surakarta 20 Maret 1940.
Sapardi lulusan program doktor di Fakultas Sasta UI pada 19989.
Sapardi meninggal dunia karna memiliki riwayat lemah jantung dan berbagai penyakit lainnya, meninggal dunia pada 19 Juli 2020.

Sukmaku Merdeka
Karya: Wiji Thukul

Sukmaku merdeka
Tidak tergantung kepada Departemen Tenaga Kerja
Semakin hari semakin nyata nasip di tanganku
Tidak diubah oleh siapapun
Tidak juga akan diubah oleh Tuhan pemilik sorga
Apakah ini menyakitkan? entahlah.
Aku tak menyumpahi rahim ibuku lagi
Sebab pasti malam tidak akan berubah menjadi pagi
Tiba-tiba saja hanya dengan memaki-maki 'taupun
Dengan mengelu-elu matahari yang tidak datang-datang

Waktu yang diisi keluh akan berisi keluh
Waktu yang berkeringat karena kerja akan melahirkan
Serdadu-serdadu kebijaksanaan
Biar perang meletus kapan saja
Itu bukan apa-apa

Masalah nomor satu adalah hari ini
Jangan mati sebelum dimampus takdir

Sebelum malam mengucap selamat malam
Sebelum kubur mengucap selamat datang

Aku mengucap selamat pagi kepada hidup yang jelata
M E R D E K A !

Baca juga: 8 Puisi Kemerdekaan Indonesia untuk Sambut HUT ke-77 RI Tahun 2022

Kita Adalah Pemilik Sah Republik Ini
Karya: Taufiq Ismail

Tidak ada pilihan lain

Kita harus berjalan terus

Karena berhenti atau mundur

Berarti hancur

Apakah akan kita jual keyakinan kita

Dalam pengabdian tanpa harga

Akan maukah kita duduk satu meja

Dengan para pembunuh tahun yang lalu

Dalam setiap kalimat yang berakhiran

“Duli Tuanku ?”

Tidak ada lagi pilihan lain
Kita harus berjalan terus

Kita adalah manusia bermata sayu, yang di tepi jalan Mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuh

Kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara

Dipukul banjir, gunung api, kutuk dan hama

Dan bertanya-tanya inikah yang namanya merdeka

Kita yang tidak punya kepentingan dengan seribu slogan

Dan seribu pengeras suara yang hampa suara

Tidak ada lagi pilihan lain

Kita harus

Berjalan terus.

(Tribunnews.com/Pondra Puger)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini