Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi virus corona (Covid-19) yang berlangsung lebih dari 2 tahun ini memang telah berdampak pada kehidupan masyarakat.
Banyak kelompok yang merasakan dampak negatif akibat pandemi ini, mulai dari penyandang disabilitas hingga lanjut usia (lansia).
Bantuan kepada mereka yang membutuhkan pun tidak hanya diberikan oleh pemerintah, swasta maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) saja, namun juga banyak anak muda yang memiliki jiwa sosial tinggi.
Baca juga: Kunci Jawaban Matematika Kelas 7 Halaman 116, Cara Menyatakan Sebuah Himpunan
Satu diantara banyak pemuda Indonesia yang kini fokus 'beramal' kepada mereka yang membutuhkan adalah Hugo Nathanael Yuwono.
Melalui organisasi non-profit yang didirikannya 'Math for Humanity', remaja berusia 16 tahun itu memimpin aksi sosial melalui pemberian les matematika daring kepada siswa.
Uang yang dihasilkan dari les itu pun kemudian ia sumbangkan untuk kegiatan amal.
Sejauh ini, Hugo telah mengumpulkan Rp 100 juta atau sekitar 5.800 poundsterling, uang ini didonasikan untuk berbagai kelompok terkait misi kemanusiaannya, meliputi panti asuhan, yayasan disabilitas, panti jompo, sukarelawan Covid-19, pasien kanker dan Program Pendekar Anak UNICEF.
Ia mengatakan bahwa dirinya ingin bermanfaat bagi orang lain, sehingga ilmu dan waktu yang ia miliki turut diberikan pula terhadap sesama.
"Pada akhirnya, kalau saya tidak melakukan apa-apa, tidak inisiatif untuk membantu sesama, waktu itu akan terbuang sia-sia. Jadi saya memutuskan untuk membantu sesama dengan waktu yang ada, dan pada akhirnya sadar bahwa waktu itu cukup," kata Hugo, dalam virtual press conference The Diana Award - Math for Humanity, Minggu (4/9/2022).
Baca juga: Kunci Jawaban Matematika Kelas 5 Halaman 43, Cara Hitung Perkalian dan Pembagian Pecahan yang Benar
Ia pun memutuskan untuk mengajarkan ilmu yang ia kuasai, yakni matematika dan bahasa Inggris.
"Oleh karena itu saya memutuskan bahwa cara terbaik untuk menggunakan waktu yang ada adalah mengajar, membantu sesama, dengan menggunakan kapasitas yang kita miliki masing-masing," jelas Hugo.
Melihat minat yang luar biasa dari para siswa dan orang tua, Hugo memutuskan untuk mencari dan mengajak teman-temannya untuk bergabung dengan organisasinya sebagai tenaga pengajar.
Saat ini ia memimpin tim yang terdiri dari 10 orang dan saling bekerja sama dalam meningkatkan kepedulian sosial untuk sesama.