Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pejuang keanekaragaman hayati muda atau Biodiversity Warriors (BW) mengikuti pelatihan dasar navigasi darat.
Latihan yang digelar Yayasan Kehati ini mempelajari teori maupun praktik navigasi darat di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur.
Direktur Komunikasi dan Kemitraan Yayasan Kehati Rika Anggraini mengatakan kemampuan ini penting dimiliki oleh Biodiversity Warriors yang banyak menghabiskan waktu di alam bebas.
Baca juga: Asal-usul Iceberg, Gunung Es di Samudera yang Berbahaya bagi Jalur Navigasi di Laut
"Ke depannya, pelestarian keanekaragaman hayati akan menghadapi tantangan yang semakin berat dan kompleks. Pelatihan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan keterampilan para pejuang keanekaragaman hayati muda Kehati," ucap Rika melalui keterangan tertulis, Senin (26/9/2022).
Navigasi darat adalah ilmu yang mempelajari cara seseorang menentukan suatu tempat dan memberikan bayangan medan, baik kondisi permukaan serta bentang dunia dari bumi dengan bantuan minimal peta dan kompas.
Kemampuan yang tentu diperlukan oleh profesi yang banyak menghabiskan waktu di alam liar, seperti pencinta alam, anggota tim pencari dan penyelamat (search and rescue), peneliti keanekaragaman hayati, sampai tentara.
"Selain itu, para peserta pelatihan dapat terlibat pada kegiatan sosial lain seperti penyelamatan korban bencana alam, dan lain-lain,” ujar Rika.
Dalam navigasi darat kemampuan dalam membaca peta dan menggunakan Kompas wajib dikuasai.
Pada pelatihan ini, peserta diajarkan lebih dalam komponen yang dapat dilihat dan dipelajari dalam peta, antara lain judul peta, nomor peta, koordinat peta, kontur, skala peta, dan legenda peta.
Setelah itu, peserta mempelajari teknik navigasi darat menggunakan Kompas.
Pertama, peserta diajari memahami arah utara, selatan, barat, dan timur. Sudut utara adalah arah yang penting, karena menjadi acuan utama yang ditunjukkan melalui jarum merah.
Di bagian rumah kompas terdapat skala angka 0–360 serta huruf N, S, W, E yang merupakan petunjuk arah.
Bagian yang terpenting adalah bagaimana peserta dapat mengetahui cara mengambil arah yang benar sesuai arah yang ditunjukkan oleh jarum kompas.
Baca juga: Tingkatkan Kesigapan Hadapi Bencana, Kemenhub Perkuat Personil SAR di Perairan dan Pelabuhan
Selain peta dan kompas, terdapat beberapa alat navigasi darat lain yang perlu diketahui, yaitu Roamer, alat bantu yang diperuntukkan untuk membantu membaca koordinat suatu titik yang telah diplot pada peta.
Douglas protractor, sebuah busur derajat berbentuk kotak yang berfungsi menentukan arah sudut.
Global Positioning System (GPS), sistem navigasi berbasis satelit yang terdiri dari setidaknya 24 satelit. Fungsi GPS ini adalah untuk menentukan letak di permukaan bumi dengan bantuan sinkronisasi sinyal satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke bumi.
Google Earth, yaitu sebuah program globe virtual yang memetakan bumi dari superimposisi gambar yang dikumpulkan dari pemetaan satelit, fotografi udara, dan juga globe GIS 3D.