TRIBUNNEWS.COM - Peringatan Maulid Nabi merupakan suatu perayaan untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Dosen UIN Prof. KH. Saifuddin Zuhri Purwokerto, Mawi Khusni Albar, M. Pd. I., menjelaskan, kata 'Maulid' atau 'Milad' berasal dari bahasa Arab yang berarti "Hari Lahir".
Perayaan Maulid sudah berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Nabi Muhammad wafat.
Mawi mengatakan, perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada Rasulullah.
"Secara substansial, perayaan Maulid Nabi Muhammad ini sebagai bentuk penghormatan dan juga kegembiraan, serta upaya untuk mengenal keteladanan Rasullah SAW sebagai pembawa ajaran Islam," kata Mawi dalam program Oase Tribunnews, Jumat (16/9/2022).
Lantas bagaimana sebenarnya kisah kelahiran Nabi Muhammad SAW?
Baca juga: 20 Ucapan untuk Sambut Maulid Nabi Muhammad SAW dalam Bahasa Indonesia dan Inggris
Kisah Kelahiran Nabi Muhammad
Nabi Muhammad merupakan rasul terakhir yang diutus Allah, Beliau lahir di Makkah hari Senin, 12 Rabi’ul Awal pada tahun 571 M.
Tahun kelahiran Nabi Muhammad dikenal juga sebagai tahun gajah. Hal ini seperti dikisahkan dalam QS Surat Surah Al Fil.
Saat itu ada aksi penyerangan Ka’bah yang dilakukan oleh pasukan gajah di bawah pimpinan Abrahah dari Habasyah.
Penyerangan itu gagal setelah Allah SWT mengirim burung Ababil yang membawa dan menjatuhkan batu-batu kepada pasukan gajah tersebut.
Spirit kelahiran Nabi Muhammad SAW merupakan nilai yang tak terhingga bagi peradaban.
Nabi Muhammad SAW Lahir di tengah runtuhnya nilai-nilai kemanusiaan bangsa Arab saat itu.
Masyarakat arab sebelum Rasulullah lahir kala itu berada di era jahiliah, senang berbuat maksiat.
Baca juga: Sambut Maulid Nabi, Ini Sifat Nabi Muhammad SAW yang Patut Diteladani
Dikisahkan dalam Sirah Nabawiyah, Rasulullah lahir dari ibu bernama Aminah dan ayahnya bernama Abdullah.
Ketika Nabi lahir, seorang ibu bernama Halimah Sa’diyah dengan ikhlas mau menyusui Muhammad meski ASI-nya sulit keluar.
Namun karena Keikhlasan Halimah pun diberi balasan oleh Allah SWT, karena setelah itu air ASI-nya keluar dengan deras.
Rasulullah menjadi anak yatim sejak usianya belum genap 3 tahun, setelah ayahnya, Abdullah meninggal dunia.
Ketika usia Rasulullah menginjak enam tahun, ibunya, Aminah wafat.
Semasa kecilnya, akhirnya dibesarkan oleh kakeknya, Abdul Muthalib.
Sebelum menjadi seorang Rasul, Nabi Muhammad telah mendapatkan beberapa karunia istimewa dari Allah seperti wajahnya yang bersih dan bersinar.
Baca juga: Apa Hubungannya Sekaten dengan Maulid Nabi Muhammad SAW? Berikut Penjelasannya
Muhammad diangkat sebagai Rasul pada usia 40 tahun dengan wahyu pertama yang diterima yakni di Goa Hira.
Pada saat akan mendapatkan wahyu pertamanya, Rasul mendapatkan sebuah mimpi Malaikat Jibril menghampirinya.
Rasul pun menyendiri di Gua Hira tepatnya di sebelah atas Jabal Nur. Disitulah Rasul diperlihatkan bahwa mimpinya adalah benar.
Malaikat Jibril pun datang kepada Rasul dan turunlah wahyu yang pertama yang ia bawakan dari Allah SWT dalam Surat Al ‘Alaq.
Setelah itu, mulailah saat itu Nabi Muhammad melakukan dakwah, di mana awalnya dilakukan sembunyi-sembunyi.
Setelah beberapa tahun melakukan dakwah secara diam-diam, turunlah perintah Allah SWT dalam surat al-hijr ayat 94 dan memerintahkan Nabi untuk berdakwah secara terang-terangan.
Sifat-sifat Nabi Muhammad
Nabi Muhammad memberi contoh kepada umat Islam melalui ajaran sunnahnya.
Sifat Nabi Muhammad yang dapat diteladani di antaranya sabar dan tabah dalam memperjuangkan Islam.
Berikut sifat-sifat yang dimiliki Nabi Muhammad yang bisa dijadikan teladan, dikutip dari laman Unida Gontor.
1. Shidiq
Nabi Muhammad merupakan utusan Allah SWT yang selalu berkata jujur.
Sifat Rasulullah ini disebut Shidiq, yang artinya benar atau jujur.
Kejujuran Rasulullah tercermin dari wahyu Al-Quran yang beliau sampaikan dengan benar.
Semua yang Rasulullah sampaikan adalah kebenaran sesuai perintah dari Allah SWT.
Sifat jujur ini sangat melekat pada Rasulullah SAW.
Kejujuran beliau tidak hanya dikenal di kalangan kawan, namun lawan pun mengakuinya.
Rasulullah menerapkan kejujuran ini dalam kehidupan sehari-hari.
Sehingga, kita sebagai umat Islam perlu meneladani sifat Rasulullah yang selalu jujur.
2. Amanah
Sebagai seorang Rasul, Nabi Muhammad bertugas menyampaikan wahyu kepada umat Islam.
Sifat Rasulullah ini disebut Amanah, yang artinya dapat dipercaya.
Nabi Muhammad selalu gigih dan tekun dalam menyampaikan wahyu Al-Quran.
Rasulullah tetap berusaha menyampaikan wahyu kepada seluruh umat manusia meski banyak rintangan yang menghalangi.
Karena sifat Rasulullah yang amanah ini, beliau dipercaya oleh penduduk Mekkah.
Bahkan, sebelum diangkat sebagai Rasul, Nabi Muhammad selalu menyampaikan setiap pesan dengan amanah.
3. Tabligh
Nabi Muhammad merupakan Rasul yang mendapat wahyu Al-Quran untuk disampaikan kepada umat manusia.
Tabligh artinya menyampaikan wahyu atau menyiarkan wahyu.
Sebagai utusan Allah, Nabi Muhammad menyampaikan semua wahyu yang turun padanya.
Tidak ada satupun wahyu yang disembunyikan.
4. Fathanah
Setiap Nabi diberkahi dengan kecerdasan.
Sifat ini disebut Fathanah.
Rasulullah memiliki kecerdasan yang tinggi.
Kecerdasan ini mutlak ada karena berkaitan dengan misi suci para Rasul.
Dalam menyampaikan wahyu, setiap Rasul membutuhkan kemampuan dan strategi khusus.
Sehingga, wahyu dapat diterima dengan baik oleh umat manusia.
Selain itu, kecerdasan nabi dapat dilihat melalui kemampuan dirinya menyampaikan dan menjelaskan ayat Al-Qur’an yang berasal dari firman Allah tanpa ada kesalahan dan kekeliruan.
(Tribunnews.com/Tio/ Yunita)