TRIBUNNEWS.COM - Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) bekerja sama dengan University of Leeds-United Kingdom, dan SMP Muhammadiyah 7 Bayat, Klaten, menggelar Workshop Pemberdayaan SDM Dalam Rangka Pencegahan Bullying.
Acara ini diselenggarakan dalam rangka mengurangi dan mengantisipasi maraknya perundungan di lingkungan sekolah.
Workshop diselenggarakan pada Senin, 7 November 2022 di SMP Muhammadiyah 7 Bayat, Klaten, dari jam 08.00 WIB hingga jam 12.30 WIB.
Acara tersebut merupakan kolaborasi antara dosen dan mahasiswa Fakultas Psikologi UMS dan University of Leeds, UK.
Workshop diikuti oleh 30 guru dan 50 siswa SMP Muhammadiyah 7 Bayat, menurut rilis dari UMS yang diterima Tribunnews.com.
Tim Workshop dari kalangan dosen Fakultas Psikologi UMS terdiri dari Dr. Wiwien Dinar Pratisti, S.Psi, M.Si, Psikolog; Dr. Eny Purwandari, S.Psi, M.Si; Lusi Nuryanti, S.Psi, M.Si, Ph.D, Psikolog; Permata Ashfi Raihana S.Psi, M.A; Fiska Puspa Arinda, S.Psi, M.Psi, Psikolog; dan Sudinadji, S.Psi, M.Psi.
Baca juga: Empat Siswa SMK di Cilincing Jakarta Utara Ditetapkan Sebagai Tersangka Kasus Bullying
Workshop ini juga melibatkan para mahasiswa, yakni Aruny Amalia Syahida, Prilia Zulfatur Rohmah dan Yeni Mulati dari Magister Psikologi; serta Husain Ali Asy-Syafi’i, Galang Kuncoro Adi dan Ibrohim Hanif Abdulloh dari program S1 Psikologi.
Sementara, dari University of Leeds, UK, diwakili oleh Dr. Ghazala Mir.
Workshop tersebut terbagi di dua kelas yakni kelas untuk guru dan kelas untuk siswa.
Pada sesi pertama disampaikan materi dan diskusi tentang tentang pengertian bullying, tipe-tipe bullying dan dampak bullying secara psikologis.
Bagian kedua berupa materi dan diskusi tentang penanganan korban-pelaku-saksi bullying serta upaya-upaya pencegahannya.
“Banyak kasus, bullying menimbulkan trauma yang lama menetap pada benak seseorang meskipun dia telah dewasa. Bahkan, banyak kasus bunuh diri, terjadi karena sebab bullying," ujar dosen Fakultas Psikologi UMS Dr. Eny Purwandari.
Khusus di kelas siswa disampaikan materi tentang peran teman sebaya dalam problematika bullying dengan prinsip REACH, yaitu Respect, Empathy, Audible, Clarity dan Humble.
Modul penanganan bullying dengan Prinsip REACH ini disusun oleh Sudinadji, S.Psi, M.Psi, dari Magister Profesi Psikologi UMS.
Baca juga: Kontroversi Uu Ruzhanul Ulum: Sebut Bullying Hanya Candaan hingga Usul Poligami demi Tekan HIV/AIDS
Prinsip REACH menurut Sudinadji adalah, menekankan pada interaksi yang bersahabat, yaitu keadaan bagaimana kita meraih atau memberikan perhatian, cinta kasih, minat, tanggapan, kepedulian, simpati maupun respon positif dari/kepada orang lain.” Interaksi yang bersahabat sangat efektif untuk mencegah bullying di kalangan remaja.
Setelah sesi kelas berakhir, semua peserta bergabung di sesi pleno.
Di sesi ini, Dr. Ghazala Mir dari University of Leeds, United Kingdom membagikan pengalaman tentang penanganan bullying di United Kingdom.
Ada satu kisah menarik yang disampaikan dalam sesi ini, yakni tentang keseriusan sekolah-sekolah di United Kingdom dalam menangani bullying yang perlu dicontoh oleh sekolah-sekolah di Indonesia.
Saat itu, dikisahkan oleh Lusi, ada siswa berjilbab di sebuah SD di UK berasal dari Indonesia yang dicopot paksa jilbabnya oleh 9 siswa lainnya.
Oleh pihak sekolah, 9 siswa tersebut diberikan terapi yang sangat intesif, hingga 9 siswa tersebut dan para orangtuanya dengan penuh kesadaran meminta maaf dengan cara berkali-kali mengirim buket mawar putih sebagai simbol permintaan maaf.
Lusi Nuryanti sebagai wakil dari Fakultas Psikologi UMS menyanggupi untuk terus melakukan edukasi terhadap masyarakat terkait dengan pencegahan bullying.
Demikian juga, Eny Purwandari, selaku Kepala Program Studi Magister Psikologi UMS, berkomitmen untuk terus melakukan riset dan assesment terhadap sekolah-sekolah dimulai dari lingkungan terdekat UMS untuk mendapatkan metode penanganan terhadap bullying yang berbasis riset ilmiah.
(*)