Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat ini Indonesia menghadapi tantangan tingginya kebutuhan tenaga terampil di bidang digital dan ekonomi kreatif.
Ekonomi digital Indonesia diprediksi bernilai 300 miliar dollar pada 2030 dengan lahirnya ribuan startup dan pertumbuhan ini harus ditopang dengan kebutuhan 17 juta tenaga kerja terampil.
Saat ini Indonesia baru menghasilkan 600 ribu tenaga kerja terampil digital setiap tahunnya hingga 2030 sehingga masih terbuka peluang.
Di sektor ekonomi kreatif kondisi tak jauh beda. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menargetkan 4,4 juta lapangan kerja baru yang diserap dari sektor ekonomi kreatif di Indonesia pada 2024.
"Di 2022 ini target kita 1,1 juta lapangan pekerjaan baru dan akan terus mendorong hingga 4,4 juta lapangan pekerjaan di tahun 2024 melalui pemberdayaan UMKM," ucapnya di acara Apresiasi Kreasi Indonesia (AKI) 2022 belum lama ini.
Ia mengatakan, dalam mewujudkan target tersebut diperlukan adanya sinergi antara pemerintah pusat dan daerah serta seluruh pemangku kepentingan lainnya.
Melihat tingginya peluang kerja di sektor digital dan ekonomi kreatif mendorong hadirnya sekolah menengah kejuruan Marie Joseph untuk menyiapkan tenaga kerja sejak dini.
Baca juga: Presiden Minta Peningkatan SDM Digital Dipercepat Untuk Jawab Ketidakpastian Ekonomi Dunia
Yuvenalis Sira Sabon, Kepala SMK Marie Joseph mengatakan, di era digital dan kemajuan teknologi yang sulit dibendung, mau tidak mau kita yang harus siap menghadapi serangan teknologi digital.
Hari demi hari, kita tidak bisa lepas dari dunia digital, dan bayangkan di masa depan, bagaimana semua orang sangat tergantung perangkat-perangkat digital dalam segala aktivitasnya.
Baca juga: Huawei TechDay Dorong Penguatan Kompetensi SDM Digital Lewat Pelatihan di 33 Perguruan Tinggi
“Adanya perkembangan penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari hari yang begitu pesat sementara di sisi lain kurangnya ketersediaan tenaga kerja di bidang teknologi yang tidak dapat mendukung perkembangan penggunaan teknologi ini, maka berdirilah SMK Marie Joseph, yang berada di bawah naungan Yayasan Amal dan Kurban Jakarta,” kata Yuvenalis Sira Sabon.
Selain menggunakan Kurikulum Merdeka yang diwajibkan oleh Kemendikbud, SMK ini juga menjalin kerja sama dengan Cisco Akademi dan International Desaign School (IDS) dimana para gurunya diberikan training dan materi mengenai teknologi informasi komunikasi, seni dan ekonomi kreatif.
"Kami memiliki kurikulum standar pemerintah yang dikembangkan mengikuti perkembangan teknologi bersama parter yaitu Cisco Akademi untuk pengembangan kurikulum Rekayasa Perangkat Lunak dan IDS untuk pengembangan kurikulum Animasi," katanya.