Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Yayasan Melati Sakura, Rachmat Gobel mengatakan investasi yang dilakukan Jepang saat ini membuka kesempatan untuk SDM dari Indonesia.
Dirinya mengungkapkan Jepang membutuhkan tenaga kerja yang memiliki kompetensi berkualitas.
"Makanya, sekolah dan kampus Indonesia penting untuk bisa menyiapkan SDM yang bisa memahami teknologi, ilmu dan pemikiran di dalam industri Jepang,” ujar Rachmat dalam keterangannya, Minggu (4/12/2022).
Wakil Ketua DPR RI ini mengatakan peningkatan sektor pendidikan harus menjadi faktor utama dalam memandang kerjasama investasi anara Indonesia dan Jepang.
Pemangku kepentingan pendidikan Indonesia harus bisa merespon kebutuhan tenaga kerja yang hadir di Jepang.
“Karena saat ini Jepang kan butuh tenaga kerja. Kita bisa lihat juga dari investasi Jepang di indonesia. Tinggal dengan investasi yang baik ini, kita lihat gimana kesiapan SDM kita,” kata Rachmat.
Baca juga: Jepang Kembangkan 130 Gudang Amunisi Baru Hingga Tahun 2035
Sementara itu, Rektor Universitas Darma Persada, Tri Mardjoko mengatakan, bahwa pihaknya telah merespon penyiapan SDM Indonesia tersebut.
Salah satu yang dilakukan oleh UNSADA adalah pembekalan terhadap mahasiswa dengan pemberian pengetahuan atas etos kerja jepang.
Hal pertama yang dibekali oleh kampus kepada para mahasiswa adalah bagaimana pengenalan kedisplinan masyarakat Jepang.
Kedua kita berikan pendidikan tentang Bahasa Jepang.
“Ketiga, juga menghadirkan pengalaman dan cerita tentang suasana kerja di perusahan Jepang. Setelahnya kita juga berikan program magang selama 6 bulan di perusaahan Jepang baik dalam dan luar negeri,” ujarnya.
Sebelumnya, Perdana Menteri Jepang yang menjabat pada tahun 2007-2008, H.E Yosua Fukuda menyambangi Universitas Darma Persada (UNSADA) Jakarta.
Kedatangan Fukada guna melihat perkembangan kerjasama antara Jepang dan UNSADA.
Dalam kunjungannya, Fukuda didampingi oleh Rektor Universitas Darma Persada, Tri Mardjoko, Ketua Dewan Pembina Yayasan Melati Sakura Ginandjar Kartasasmita, Ketua Umum Yayasan Melati Sakura Rachmat Gobel, serta Duta Besar Jepang Republik Indonesia YM Kanasugi Kenji.(*)