News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kunci Jawaban

Kunci Jawaban PKn Kelas 8 Halaman 79 Semester 2, Aktivitas 4.1: Perjuangan Pahlawan Indonesia

Penulis: Enggar Kusuma Wardani
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kunci jawaban Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) kelas 8 halaman 79 semester 2. Terdapat soal untuk mempelajadi perjuangan pahlawan Indonesia sebelum 1908 pada tugas Aktivitas 4.1.

TRIBUNNEWS.COM - Berikut kunci jawaban Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) kelas 8 halaman 79 semester 2.

Pada buku PKn kelas 8 halaman 79 terdapat tugas Aktivitas 4.1 pada bab IV.

Soal pada buku PKn kelas 8 halaman 79 berisi soal bagi siswa untuk mempelajari perjuangan pahlawan nasional yang berjuang sebelum tahun 1908.

Sebelum melihat kunci jawaban PKn kelas 8, siswa diharapkan dapat terlebih dahulu menjawab soal secara mandiri.

Kunci jawaban pada artikel ini digunakan sebagai panduan dan pembanding oleh orang tua untuk mengoreksi pekerjaan anak.

Ada kemungkinan terdapat perbedaan jawaban pada kunci jawaban PKn kelas 8 halaman 79.

Baca juga: Kunci Jawaban PKn Kelas 8 Halaman 76 Semester 2, Tabel 4.1: Pertanyaan Seputar Kebangkitan Nasional

Aktivitas 4.1

Setelah kalian memahami selintas tentang perjuangan bangsa Indonesia sebelum tahun 1908, pelajari lebih jauh tentang perjuangan pahlawan nasional yang berjuang sebelum tahun 1908 dengan mengisi tabel di bawah ini.

1. Sultan Ageng Tirtayasa

2. Sultan Hasanuddin

3. Tuanku Imam Bonjol

4. Pangeran Diponegoro

5. Kapitan Pattimura

6. I Gusti Ketut Jelantik

Jawaban:

1. Sultan Ageng Tirtayasa

Dibawah kepemimpinan Sultan Ageng Tirtayasa, kerajaan Banten saat itu mencapai keemasannya.

Beliau memimpin Banten pada tahun 1651 hingga 1683.

Satu di antara kehebatan beliau adalah membuat pelabuhan Banten menjadi pelabuhan Internasional yang sanggup mengalahkan pelabuhan di Batavia.

Belanda tergerak untuk menguasainya lantaran melihat pelabuhan Banten yang sangat ramai .

Sultan Ageng Tirtayasa tentu menolak keras.

Beliau tidak ingin Belanda mengatur apapun yang terjadi di Kerajaan Banten.

Selain ingin menguasai pelabuhan Banten, Belanda dan VOC juga ingin memonopoli hasil perdagangan rakyat Banten.

Dua hal tersebut kemudian yang memicu peperangan antara Sultan Ageng Tirtayasa dan Belanda.

Perlawanan Sultan Ageng Tirtayasa berakhir pada 1683.

Beliau berhasil ditangkap di Batavia dan meninggal di dalam penjara.

Baca juga: Kunci Jawaban IPS Kelas 8 Halaman 5 Semester 2: Posisi Samudra dan Benua dari Indonesia

2. Sultan Hasanuddin

Ketika Sultan Hasanuddin naik tahta, Belanda sedang gencar-gencarnya memperluas jajahanya ke Indonesia Timur.

Belanda ingin memonopoli seluruh perdagangan di Indonesia Timur termasuk di Kerajaan Gowa.

Saat itu Kerajaan Gowa adalah Kerajaan terbesar dan terhebat di Indonesia Bagian Timur.

Rakyat-rakyat Gowa cukup mampu karena mereka dapat melakukan perdagangan dengan bang-bangsa di luar negeri.

Sultan Hasanudin tentu menolak keingin VOC dan Belanda untuk memonopoli perdagangan di Kerajaan Gowa.

Hal ini menjadi penyebab meletusnya perang antara Belanda dan Kerajaan Gowa.

Awalnya Belanda kesulitan karena Sultan Hasanudin mampu mempersatukan kerajaan-kerajan kecil di Sulawesi untuk melawan Belanda.

Namun karena kesalahan peralatan, Sultan Hasanudin dapat dikalahkan.

Beliau meninggal pada 16 Juni 1670.

Baca juga: Kunci Jawaban Matematika Kelas 8 Halaman 22 Semester 2, Lengkap dengan Pembahasannya

3. Tuanku Imam Bonjol

Nama Tuanku Imam Bonjol aslinya adalah Muhammad Syahab.

Beliau berasal dari suku Minangkabau di Sumatera Barat. Bersama kaum padri, Tuanku Imam Bonjol berperang melawan Belanda.

Peperangan antara Tuanku Imam Bonjol disebabkan karena Belanda ingin menguasai Sumatera Barat.

Meskipun pihak Tuanku Imam Bonjol kalah jauh dalam peralatan tempur tapi Belanda sangat kesulitan mengalahkan beliau.

Akhirnya didatangkan bantuan dari pulau Jawa dan Batavia.

Tuanku Imam Bonjol akhirnya menyerah pada 16 Agustus 1837.

Beliau ditangkap dan diasingkan ke Minahasa dan meninggal di tempat pengasingan tersebut.

Baca juga: Kunci Jawaban Matematika Kelas 8 Halaman 6 Semester 2, Lengkap dengan Pembahasannya

4. Pangeran Diponegoro

Perlawanan Pangeran Diponegoro disebabkan karena Belanda ikut campur urusan Kerajaan Yogyakarta.

Hal yang menyebabkan perlawanan Pangeran Diponegoro lainya adalah karena Belanda ingin membangun jalan yang melewati tanah makam raja-raja Jogja.

Akhirnya terjadilah perang antara Belanda dan Pangeran Diponegoro.

Perang ini berlangsung cukup lama dan membuat Belanda bangkrut karena banyak sekali biaya yang dihabiskan untuk mengalahkan pangeran Diponegoro.

Akhirnya Pangeran Diponegoro ditangkap dengan cara licik Belanda di dalam sebuah perundingan.

Pangeran Diponegoro akhirnya diasingkan dan meninggal di Makasar pada 8 januari 1855.

5. Kapitan Pattimura

Kapitan Pattimura adalah tokoh perlawanan dari Ambon, Maluku.

Perlawanan Kapitan Pattimura disebabkan oleh penjajahan Belanda yang membuat rakyat Ambon menderita.

Beliau akhirnya dapat dikalahkan oleh Belanda.

Setelah ditangkap Kapitan Pattimura dihukum mati pada 16 Desember 1817 di kota Ambon.

Saat meninggal umur beliau adalah 34 tahun.

Baca juga: Kunci Jawaban IPS Kelas 8 Halaman 4 Semester 2: Letak Geografis Negara-negara ASEAN

6. I Gusti Ketut Jelantik

I Gusti Ketut Jelantik merupakan perdana menteri atau patih Kerajaan Buleleng.

Tugas beliau adalah mewakili raja dalam mengurus Kerajaan Buleleng.

Pertempuran antara Kerajaan Buleleng melawan Belanda bermula ketika Belanda tidak terima dengan hukum yang berlaku mengenai status kapal yang karam di perairan pulau Bali.

Menurut hukum Kerajaan Buleleng, semua kapal yang karam di pantai Bali menjadi hak milik Kerajaan Buleleng.

Perlawanan I Gusti Ketut Jelantik berakhir ketika beliau ditangkap pasukan lombok yang saat itu menjadi sekutu Belanda.

I Gusti Ketut Jelantik akhirnya meninggal pada 1849.

7. Pangeran Antasari

Pangeran Antasari merupakan seorang pimpinan pemerintahan tertinggi di kesultanan Banjar.

Perlawanan rakyat Banjar terhadap Belanda dipicu oleh adanya intervensi Belanda dalam urusan internal kerajaan, penarikan pajak, hingga tindakan yang semena-mena.

*) Disclaimer:

- Artikel ini hanya ditujukan kepada orang tua untuk memandu proses belajar anak.

- Sebelum melihat kunci jawaban, siswa harus terlebih dahulu menjawabnya sendiri, setelah itu gunakan artikel ini untuk mengoreksi hasil pekerjaan siswa.

(Tribunnews.com/Enggar Kusuma)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini