TRIBUNNEWS.COM - Simak inilah materi sekolah mengenai Teks Cerita Fabel, lengkap beserta ciri-ciri, unsur pembentuknya, dan jenis fabel.
Teks fabel merupakan cerita fiksi berupa dongeng yang menggambarkan tentang kehidupan binatang yang berperilaku menyerupai manusia.
Cerita fabel biasanya berlatar di hutan, sungai, atau alam bebas yang tidak dapat diubah menjadi latar rumah atau sekolah.
Binatang-binatang yang diceritakan dalam teks fabel ada yang memiliki karakter jujur, sopan, pintar, dan senang bersahabat, dan ada juga yang memiliki karakter licik, culas, sombong, suka menipu, dan ingin menang sendiri.
Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 7 Semester 2 Halaman 221: Menentukan Struktur Fabel
Tokoh baik akan berakhir bahagia dan tokoh jahat berakhir sengsara atau mendapatkan akibat dari perbuatannya.
Contohnya cerita Si Kancil dan Buaya, Monyet yang Rakus, Belalang Sembah, Gajah yang Baik Hati, Kuda Berkulit Harimau, dan masih banyak yang lainnya.
Ciri-ciri Fabel
1. Fabel merupakan cerita fiksi.
1. Fabel seringkali mengambil tokoh para binatang.
2. Watak tokoh para binatang digambarkan ada yang baik dan ada yang buruk (seperti watak manusia).
3. Tokoh para binatang bisa berbicara seperti manusia.
4. Cerita memiliki rangkaian peristiwa yang menunjukkan kejadian sebab-akibat.
Rangkaian sebab- akibat diurutkan dari awal sampai akhir.
5. Fabel menggunakan latar alam (hutan, sungai, kolam, dll).
6. Ciri bahasa yang digunakan dalam fabel, yakni:
a) kalimat naratif/peristiwa (Katak mendatangi Ikan yang sedang kehujanan, Semut menyimpan makanan di lubang)
b) kalimat langsung yang berupa dialog para tokoh, dan
c) menggunakan kata sehari-hari dalam situasi tidak formal (bahasa percakapan).
Baca juga: Materi Sekolah: Pengertian Pernapasan Manusia, Organ, Proses, dan Cara Memelihara Organ Pernapasan
Unsur Fabel
Dikutip dari Buku Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Edisi Revisi 2017 oleh Titik Harsiati dkk, unsur fabel sebagai berikut:
1. Tokoh
Tokoh adalah orang/hewan yang menjadi pelaku dalam cerita.
Biasanya terdiri dari tokoh protagonis, antagonis, tokoh utama atau tokoh pembantu (tambahan).
Ciri tokoh utama yaitu:
a) sering dibicarakan
b) sering muncul
c) menjadi pusat cerita (menggerakkan jalan cerita)
Sementara tokoh pembantu adalah tokoh tambahan.
2. Penokohan
Penokohan adalah pemberian karakter pada tokoh.
Karakter bisa bersifat protagonis (yang disukai) atau tokoh antagonis (yang tidak disukai).
3. Watak
Watak tokoh dapat disimpulkan dari penggambaran fisik, penggambaran tindakan tokoh, dialog tokoh, monolog, atau komentar/narasi penulis terhadap tokoh.
4. Setting
Setting atau latar adalah tempat dan waktu kejadian serta suasana dalam cerita.
Ada tiga jenis latar, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial.
5. Tema
Tema adalah gagasan yang mendasari cerita.
Tema dapat ditemukan dari kalimat kunci yang diungkapkan tokoh, atau penyimpulan keseluruhan peristiwa sebab-akibat pada cerita.
6. Amanat
Amanat adalah pesan yang disampaikan penulis secara tidak langsung.
Amanat disimpulkan dari sikap penulis terhadap permasalahan yang diangkat pada cerita.
Jenis Fabel
1. Ditinjau dari pemberian watak dan latarnya, dibedakan fabel alami dan fabel adaptasi:
a) Fabel alami
Fabel alami menggunakan watak tokoh binatang seperti pada kondisi alam nyata. Contohnya, kura-kura diberi watak lamban, singa buas dan ganas. Selain itu, fabel alami menggunakan alam sebagai latar (hutan, sungai, kolam, dsb).
b) Fabel adaptasi
Fabel adaptasi adalah fabel yang memberikan watak tokoh dengan mengubah watak aslinya pada dunia nyata dan menggunakan tempat-tempat lain sebagai latar (di rumah, di jalan raya). Contohnya, landak yang pemalu berulang tahun di rumah makan.
2. Ditinjau dari kemunculan pesan, fabel dibedakan dengan koda dan tanpa koda:
a) Fabel dengan koda berarti fabel dengan memunculkan secara eksplisit pesan pengarang di akhir cerita.
b) Fabel tanpa koda tidak memberikan secar eksplisit pesan pengarang di akhir cerita.
Sumber:
Buku Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Edisi Revisi 2017 oleh Titik Harsiati dkk.
Modul Pembelajaran SMP Terbuka Bahasa Indonesia Kelas VII oleh Seni Asiati dan Fatwa Alamia.
(Tribunnews.com/Latifah)