Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ashri Fadilla
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Nasional Anti-Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) mencatat ada 37 kasus kekerasan terhadap perempuan di lembaga pendidikan dalam kurun waktu setahun terakhir.
Jumlah tersebut meningkat dari tahun sebelumnya hingga lebih dari dua kali lipat.
"Catatan Tahunan Komnas Perempuan 2023 mendokumentasikan kekerasan pada lembaga pendidikan mengalami peningkatan yang signifikan dibanding tahun sebelumnya, dari 12 kasus menjadi 37 kasus," kata Komisioner Komnas Perempuan, Alimatul Qibtiyah dalam keterangannya pada Selasa (2/5/2023).
Baca juga: Perdana, Sekolah Adat Hadir di Upacara Hari Pendidikan Nasional di Kantor Kemendikbduristek
Bentuk kekerasan yang dialami perempuan pada lingkup lembaga pendidikan meliputi pencabulan, percobaan perkosaan, pelecehan verbal, hingga kriminalisasi.
Ironisnya, dari 37 kasus tersebut, beberapa pelakunya ialah oknum pendidik.
"Sejumlah guru, dosen, dan tokoh agama yang berkiprah di dunia pendidikan turut menjadi pelaku kekerasan," ujarnya.
Menurut Alim, hal itu disebabkan perpektif HAM dan gender yang masih kurang dipertimbangkan dalam kebijakan pendidikan.
"Kurangnya perspektif HAM dan gender sering kali menyebabkan terjadinya diskriminasi, intoleransi, dan kurangnya keberpihakan pada korban," katanya.
Oleh sebab itu, pendidikan harus diselenggarakan secara demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif, dan menjunjung tinggi hak asasi manusia.
"Sebagaimana diamanatkan dalam UU RI No. 20/2003 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lembaga Pendidikan," kata Komisioner Komnas Perempuan, Imam Nahe’i.