News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wisuda Tahfidz Santri BIMA Memukau, Hafal Qur’an 30 Juz dalam Waktu 4 Bulan

Editor: Husein Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana Wisuda Program Tahfidz Qur'an Pesantren Bima di Hotel Aston, Cirebon, Jawa Barat, Minggu (25/6/2023).

TRIBUNNEWS.COM, CIREBON - Sejak Jumat hingga Minggu (23-25/6/2023) Pesantren VIP Bina Insan Mulia 2, Cirebon, Jawa Barat, punya hajat besar yang dilaksanakan di Aston Hotel Cirebon dan di Luxton Hotel & Convention Cirebon secara maraton.

Hajat itu berkaitan dengan wisuda peserta Program Tahfidz Al-Quran, Program Bahasa Inggris,  Bahasa Arab, Sains, dan Qiroatul Kutub.

Khusus untuk Program Tahfidz Al-Quran, capaian para santri SMP Unggulan Bertaraf Internasional dan SMA Unggulan Bertaraf Internasional Bina Insan Mulia 2 benar-benar memukau. Hanya dalam waktu efektif 4 bulan (satu semester), mereka mampu menghafal 30 juz.

“Dari 300 peserta, 40 orang berhasil sampai 30 juz. Sisanya beragama, dari 15 juz ke atas (30 persen), dan di atas 5 juz (50%),” jelas Ustadzah Siti Zahro, M.Pd.I, Kepala Sekolah SMA Unggulan Bertaraf Internasional Bina Insan Mulia.

Baca juga: Menakertrans Ida Fauziyah Sujud Syukur Terharu, Anaknya Hafal Qur’an 30 Juz di Pesantren BIMA

Satu dari 40 santri itu adalah Adilhaq Firmanda, putra Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia, Dr. Hj. Ida Fauziyah, MS.i. Dalam sambutannya sebagai wali santri, Bu Menteri menyampaikan syukur, terima kasih yang luar biasa kepada Pengasuh Pesantren dan jajarannya sekaligus minta maaf bila ada santri-santri yang terkadang bikin kesel.

“Saat mendengar Adil termasuk anak yang hafal 30 juz, saya langsung sujud syukur, kebahagiaan saya melebihi kebahagiaan memiliki apapun, kebahagiaan saya di atas kebahagiaan,” ungkap Bu Menteri.

Kepada para santri, Bu Menteri berpesan bahwa berapa juz pun yang telah diraihnya, itu adalah kesyukuran yang luar biasa, karena mereka telah berjuang hebat siang malam. Yang penting, menurut Bu Menteri, jangan sampai hanya hafal. Harus dilanjutkan dengan menjaga, mengamalkan, dan mengamalkan untuk orang lain.

Menakertrans, Ida Fauziyah, menyampaikan sambutan di acara Wisuda Program Tahfidz Qur'an Pesantren Bima di Hotel Aston, Cirebon, Jawa Barat, Minggu (25/6/2023). (Dokumentasi Pesantren BIMA/istimewa)

Diakui oleh K.H. Imam Jazuli, Lc. MA, Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia 1& 2 bahwa Program Tahfidz Al-Quran adalah program yang paling berat. Karena itu, beliau sangat mengapresiasi keberhasilan yang fantastis dari para santri Bina Insan Mulia 2.

Wisuda Program Tahfidz Al-Quran tahun ini diikuti oleh 1000 santri dari Pesantren Bina Insan Mulia 1 dan Pesantren VIP Bina Insan Mulia 2. Mereka adalah para santri SMP IT Bina Insan Mulia, SMK Bina Insan Mulia, Madrasah Aliyah Unggulan Bertaraf Internasional (MAUBI), SMP Unggulan Bertarf Internasional, dan SMA Unggulan Bertarf Internasional.

Dalam sambutannya yang berapi-api, kiai muda yang kerap dijuluki ‘without the box thinker’ ini menyampaikan pesan mengenai fadhilah dunia-akhirat bagi penghafal al-Quran bagi yang bersangkutan dan orangtuanya nanti.

Selain itu, beliau juga mengingatkan jangan sampai hafalah al-Quran sebagai tujuan akhir, tidak dilanjutkan dengan usaha untuk mendalami dan memahaminya. “Akhirnya, hafalan al-Quran hanya sampai kerongkongan, dan itu sangat membahayakan,” tegas beliau.

Kepada para wali santri, beliau berpesan untuk menerima secara baik (ridlo) dan syukur berapa juz pun yang dicapai oleh putra-putrinya. Sebab, dalam menjalankan program tersebut, para santri telah berjuang optimal, penuh disiplin, dan termonitor progresnya oleh para pembimbing dan para guru.

“Setiap 10 anak, mendapatkan monitor satu pembimbing atau ustadz dan itu berjalan selama 6-8 jam perhari,” jelas Kiai Imam Jazuli.

Keberhasilan Pesantren VIP Bina Insan Mulia 2 dalam mencetak para hafidz dan hafidzah tak lepas dari penerapan metode pembelajaran berbasis program yang dicetuskan oleh Pengasuh Pesantren sebagai revolusi inovatif. Atas keberhasilan itu, Pesantren Bina Insan Mulia kerap dijuluki pesantren program.

Pembelajaran berbasis program berbeda dengan pembelajaran berbasis buku atau berbasis jenjang. Pembelajaran berbasis program menerapkan target kinerja yang jelas, menuntut fokus dan disiplin, dan pendampingan yang optimal dalam sebuah program. Karena itu, pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien.

Berita baru dari Pesantren Bina Insan Mulia dalam wisuda semester ini adalah dibukanya jenjang pendidikan baru, yaitu SD Internasional Bina Insan Mulia atau BIES (BIMA International Elementary School) di bulan Juli tahun ini. “Dengan BIES, kami ingin mendapatkan kader unggul pembangunan bangsa dari sejak dini,” papar Dr. H.C. Ubaydillah Anwar selaku Ketua Panitia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini