TRIBUNNEWS.COM - Berikut hikmah haji dan umrah bagi yang menunaikan dan umat Islam.
Melaksanakan ibadah haji dan umrah tentu memiliki hikmah.
Hikmah haji dan umrah tidak hanya bagi yang menunaikannya, tapi juga bisa dipetik oleh umat Islam secara umum.
Ibadah haji merupakan sengaja mengunjungi Kakbah (Baitullah) untuk melakukan beberapa amal ibadah dengan syarat-syarat yang telah ditentukan.
Sementara Umrah, yaitu berkunjung ke Kabah dengan melaksanakan tawaf dan sai dalam waktu yang tidak ditentukan.
Simak hikmah haji dan umrah, mengutip dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas 9 SMP/MTs.
Baca juga: Perbedaan Rukun Haji dan Wajib Haji yang Wajib Diketahui
Hikmah Haji dan Umrah bagi yang Menunaikannya
1. Menghapus semua dosa kecil dan menyucikan diri dari perbuatan maksiat.
2. Diampuninya segala dosa karena Allah SWT. Maha Pengampun, Maha Pemurah dan Maha Penyayang kecuali yang berkaitan dengan hak-hak sesama manusia harus diselesaikan terlebih dahulu.
3. Menyucikan jiwa seseorang dan berbaik sangka kepada Allah SWT.
4. Meningkatkan keimanan seseorang dengan menepati janji kepada Allah SWT. dengan kerinduan akan Baitullah.
5. Mengingatkan akan perjuangan Rasulullah SAW. yang telah menyinari dunia dengan amal saleh.
6. Melatih sifat sabar dan disiplin serta mendorong untuk berkurban lebih mengutamakan orang lain atas dirinya sendiri.
7. Mensyukuri nikmat yang telah diberikannya, yaitu nikmat sehat dan nikmat harta yang telah diterimanya.
Hikmah Haji dan Umrah bagi Umat Islam pada Umumnya
1. Menciptakan rasa persatuan dan kesatuan umat Islam di dunia.
2. Mempererat tali persaudaraan bagi umat Islam di seluruh dunia.
3. Media untuk berdakwah menyebarkan ajaran Islam ke seluruh dunia seperti yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, selalu menemui jamaah haji dalam setiap tahunnya.
4. Lebih mengutamakan kepentingan agama daripada kepentingan pribadi.
Baca juga: Pengertian Rukun-rukun Haji Menurut Kemenag: Ihram, Wukuf, Tawaf, Sai, Tahallul hingga Tertib
Hikmah di Balik Sejarah Pelaksanaan Ibadah Haji
Mengutip laman uin-alauddin.ac.id, Ibadah haji mengandung nilai-nilai historis.
Sejak mengenakan pakaian ihram yang melambangkan kezuhudan manusia sebagai latihan untuk kembali kepada fitrahnya yang asli, yaitu sehat dan suci-bersih.
Jamaah dengan pakaian seragam putih, mereka berkumpul melakukan wukuf di ‘Arafah.
Kata wukuf berarti berhenti, sedang kata ‘Arafah berarti naik-mengenali.
Makna bahasa ini dapat diperoleh suatu hikmah, bahwa wukuf di ‘Arafah pada hakekatnya, adalah suatu usaha di mana secara fisik, tubuh berhenti di Padang ‘Arafah, lalu jiwa-spiritual kita naik menemui Allah swt.
Wukuf di ‘Arafah ini memberikan rasa keharuan dan menyadarkan mereka akan yaumul mahsyar, yang ketika itu, manusia diminta untuk mempertanggung jawabkan atas segala yang telah dikerjakannya selama di dunia.
Di Padang ‘Arafah itu, manusia insaf dengan sesungguhnya akan betapa kecilnya dia dan betapa agungnya Allah.
Serta dirasakannya bahwa semua manusia sama dan sederajat di sisi Allah.
Sama-sama berpakaian putih-putih, memuji, berdoa, sambil mendekatkan diri kepada Allah, Tuhan semesta alam.
(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka)