Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Prof Dr Fenny Martha Dwivany SSi MSi dikukuhkan menjadi Guru Besar Institut Teknologi Bandung dalam bidang Biologi Molekular melalui orasi ilmiah dengan judul Mengupas Pascapanen Buah Pisang dari Sudut Pandang Biologi Molekuler di Bandung belum lama ini.
Selain Fenny, guru besar lain yang dikukuhkan, yakni Prof Dr Aswan ST MT dari Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB yang menyampaikan orasi dengan judul Perjalanan Panjang Sang Penjelajah Waktu dalam Perspektif Sejarah Bumi sedangkan Prof Dr Rukman Hertadi, S.Si., M.Si., dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ITB orasi dengan judul "Eksplorasi Biomolekul dari Bakteri Halofilik Galur Lokal dan Potensi Aplikasinya.
Dwivany melakukan penelitian tentang pisang pada tahun 2004 seusai menyelesaikan program studi doktoral dan kebingungan saat mencari topik penelitian yang menjadi syarat wajib untuk kembali menjadi dosen di ITB.
Baca juga: Bamsoet Apresiasi Pengukuhan Komjen Pol Petrus Golose sebagai Profesor Guru Besar Tetap PTIK
Saat melihat pisang dijajakan, mendapatkan ide untuk meneliti cara perlambatan pematangan pisang agar memiliki manfaat bagi pedagang pisang di Indonesia dalam segi ekonomis.
Di tahun yang sama, alumni Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung (FMIPA ITB) memperoleh dana riset dari Indofood Riset Nugraha (IRN) tahun 2004.
"Dari sini, saya jatuh cinta pada pisang dan setelah saya pelajari lebih lanjut Indonesia merupakan pusat penyebaran dan keanekaragaman pisang di dunia," kata Fenny disela-sela Orasi Ilmiah dan Pameran Banana and Communities hasil kolaborasi multidisiplin Banana Smart Village dan Generasi Muda Istimewa di Block 71 Innovation Factory, Bandung belum lama ini.
Sampai saat ini, satu satu anggota tim Pakar program IRN ini masih melanjutkan fokus riset di bidang biologi molekuler dengan menggunakan pisang sebagai model riset.
Head of Corporate Communications PT Indofood Sukses Makmur Tbk Stefanus Indrayana mengatakan, pihaknya bangga atas pengukuhannya Fenny sebagai Guru Besar di bidang Biologi Molekuler karena merupakan salah satu peneliti unggul penerima dana IRN dan saat ini menjadi salah satu Tim Pakar IRN.
"Tentunya, ini memotivasi kami untuk terus mengembangkan program IRN agar dapat membantu melahirkan peneliti-peneliti unggul di masa depan yang secara konsisten menggali dan mengangkat potensi sumber pangan Indonesia berbasis kearifan lokal,” katanya,
Indrayana melanjutkan bahwa program Indofood Riset Nugraha memberikan bantuan dana riset bagi mahasiswa yang akan melakukan tugas akhirnya dan berasal dari berbagai jurusan.
Tahun ini tema yang diusung adalah Penelitian Pangan Fungsional Berbasis Potensi dan Kearifan Lokal. Pangan fungsional diangkat sebagai tema IRN tahun ini.
Secara umum, pengertian pangan fungsional ini adalah sumber pangan yang tidak hanya berperan sebagai sumber energi dan gizi, tetapi juga mempunyai khasiat tertentu yang dapat memberikan kontribusi pada peningkatan kesehatan masyarakat.
“Bagi teman-teman mahasiswa yang telah menyiapkan proposal penelitiannya, kami masih membuka pendaftaran hingga 30 Juli 2023," katanya.
Objek penelitiannya adalah sumberdaya pangan darat seperti jagung, gandum, pisang, kelapa, kedelai, sagu, rempah-rempah, daging, susu, aneka umbi dan komoditas pangan local lain sesuai budaya dan kearifan local. Selain itu, sumberdaya pangan laut juga termasuk objek penelitian diantaranya ikan, rumput lain dan lain sebagainya.