News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kunci Jawaban

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 SMP Halaman 140 141 Kurikulum Merdeka

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Nanda Lusiana Saputri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi belajar. - Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 SMP Halaman 140 141 Kurikulum Merdeka

TRIBUNNEWS.COM - Berikut kunci jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 halaman 140 141 Kurikulum Merdeka.

Kunci jawaban mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 8 SMP Kurikulum Merdeka pada artikel ini bisa menjadi referensi atau panduan siswa dalam belajar.

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 SMP Halaman 140 141 Kurikulum Merdeka

Baca juga: Kunci Jawaban Matematika Kelas 9 Halaman 169: Ayo Kita Berlatih 4.4

Kegiatan 5.6

1. Bacalah teks di bawah ini! (Perlawanan Ulama Pejuang Pangeran Diponegoro)

2. Dengan berdiskusi, tentukan bagian-bagian dari struktur teks tersebut!

3. Simpulkan pula struktur teks tersebut berdasarkan kejelasan dan kelengkapannya!

Kunci Jawaban:

a. Identifikasi fenomena > ditunjukkan oleh paragraf pertama

Pada tahun 1825, Belanda bermaksud menyambung dan memperlebar jalan melalui tanah makam leluhur Pangeran Diponegoro dengant idak minta izin terlebih dulu kepada
Pangeran Diponegoro. Hal itu menyebabkan Pangeran Diponegoro marah karena mengesampingkan beliau sebagai wali raja sekaligus ulama kharismatis dari Kesultanan
Yogyakarta.

b. Proses kejadian > ditunjukkan oleh paragraf kedua sampai sebelum paragraf terakhir

Pada waktu diadakan pemasangan pancang-pancang oleh suruhan Belanda, pancang-pancang itu dicabuti oleh suruhan Pangeran Diponegoro. Wakil Belanda, Residen Smissaert,
meminta Pangeran Mangkubumi (paman Pangeran Diponegoro) untuk memanggil Pangeran Diponegoro. Ia malah bergabung dengan Pangeran Diponegoro untuk melakukan
perlawanan. Pada tanggal 20 Juli 1825, rumah kediaman Pangeran Diponegoro di Tegalrejo diserang dan dikepung oleh pasukan berkuda di bawah pimpinan Chevalier dengan maksud untuk menangkap Pangeran Diponegoro.

Dalam pertempuran itu Pangeran Diponegoro dan Pangeran Mangkubumi lolos. Namun, ruamh Pangeran DIponegoro dibakar oleh Belanda. SEjak itu Pangeran Diponegoro bertekad melawan Belanda untuk menegakkan kemerdekaan dan keadilan dari kaum penjajah.

Perjuangan Pangeran Diponegoro mendapat simpati luas. Para pengikutnya pun bertambah banyak. Oleh karena itu, pasukan Pangeran Diponegoro dibagi menjadi beberapa batalyon dan setiap batalyon diberi nama sendiri, misalnya Turkiya, Arkiya,
dan sebagainya.

Dalam peperangannya, Pangeran DIponegoro mempergunakan sistem gerilya. Mereka tidak pernah mengadakan penyerangan secara besar-besaran. Akan tetapi, hanya dengan perang lokal secara sporadis. Siasat ini ternyata sangat efektif dan menjadikan Belanda kewalahan.

c. Ulasan > ditunjukkan oleh paragraf terakhir

Jenderal de Kock menolaknya dan melarang Pangeran Diponegoro meninggalkan ruangan. Pangeran Diponegoro ditangkap Belanda yang ternyata telah menyiapkan penyergapan secara rapi. Dengan demikian, Belanda menjalankan pengkhianatan yang kesekian kalinya. Selanjutnya dengan pengawal yang ketat, Pangeran Diponegoro dibawa ke Batavia lalu dibuang ke Manado kemudian dipindahkan ke Benteng Rotterdam di Makassar sampai wafatnya (8 Januari 1855). Jenazahnya dimakamkan di Kampung Melayu,
Makassar.

Simpulan:

Ketiga struktur teks eksplanasi tersebut disajikan dengan saling terkait dan berurutan sehingga menjadikan teks tersebut jelas dan mudah dipahami.

*) Disclaimer:

Jawaban di atas hanya digunakan oleh orang tua untuk memandu proses belajar anak.

Sebelum melihat kunci jawaban, siswa harus terlebih dahulu menjawabnya sendiri, setelah itu gunakan artikel ini untuk mengoreksi hasil pekerjaan siswa.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini