TRIBUNNEWS.COM - Tepat pada 10 November 2023, Universitas Airlangga (UNAIR) genap berusia 69 tahun. Di usia yang tidak lagi muda, UNAIR terus berupaya memberikan kontribusi yang nyata untuk negeri.
Hal tersebut disampaikan Rektor UNAIR Prof. Dr. Moh. Nasih, S.E., M.T., Ak., di Kantor Manajemen Kampus MERR-C Surabaya. Prof. Nasih menuturkan bahwa memasuki usia ke-69, kontribusi UNAIR bagi masyarakat, bangsa, dan negara bisa semakin nyata.
"Kita tentu berharap, UNAIR di usia yang ke-69 tahun ini, dapat memberikan kontribusi yang semakin nampak untuk masyarakat, bangsa, dan negara," ujar Prof. Nasih pada Rabu (8/11/2023).
Tidak hanya itu, Prof. Nasih juga menekankan bahwa pihaknya tidak ingin hanya berkontribusi dalam penyiapan generasi-generasi yang handal yang mampu bersaing. Lebih jauh dari itu, jelas Prof. Nasih, UNAIR juga berharap bisa terus menghasilkan riset dan produk-produk yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Prof. Nasih juga mengatakan bahwa riset dan inovasi UNAIR harus terus ditambah, karena ciri bangsa maju adalah ilmu pengetahuan dan teknologinya maju. Selain itu, lanjutnya, UNAIR juga berharap semakin mantap dalam mewujudkan misinya dalam mewujudkan UNAIR sebagai pelopor pengembangan ilmu pengetahuan.
“Kami berharap UNAIR juga menjadi kampus terkemuka secara nasional dan internasional dengan tetap mempertahankan moralitas sesuai semboyan “Excellence with morality,” tuturnya.
Baca juga: UNAIR Tempati Peringkat Kedua Perguruan Tinggi Terbaik Nasional Versi THE WUR
Prof. Nasih juga menjelaskan bahwa berbagai upaya pengembangan ilmu pengetahuan, inovasi, serta riset merupakan upaya untuk mewujudkan visi UNAIR, yakni menjadikan UNAIR sebagai perguruan tinggi terkemuka, baik di tingkat nasional maupun internasional, dan pelopor dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, inovasi, dan humaniora berdasarkan moral agama.
Memasuki usia ke-69 UNAIR, Prof. Nasih menekankan bahwa untuk mewujudkan visi UNAIR, pihaknya akan melakukan sejumlah penekanan di beberapa bidang. Utamanya yang berkaitan dengan relevansi lulusan dengan kebutuhan tenaga kerja.
Prof. Nasih juga mengatakan, ke depan UNAIR akan menjajaki cara agar ujian skripsi atau tugas akhir mahasiswa, tidak hanya melibatkan dosen. Tetapi juga melibatkan HRD dari perusahaan-perusahaan yang terkait.
"Jadi kami berharap bahwa yang menguji skripsi bukan hanya dosen yang bersangkutan saja, tapi ada dari pihak luar yang kemungkinan nanti akan memanfaatkan lulusan-lulusan kami," ujarnya.
Dengan langkah tersebut, sambung Prof Nasih, industri bisa melihat langsung bahwa kualitas dari lulusan UNAIR. Pihaknya meyakini bahwa upaya tersebut dapat meningkatkan employability UNAIR.
“Karena dengan cara ini akan lebih banyak dan lebih cepat lulusan UNAIR yang terserap dunia industri,” paparnya.
Baca juga: Jadi Tuan Rumah The 6th ASEAN+3 Rector’s Conference, UNAIR Tekankan Pentingnya Kolaborasi
Pada akhir, Prof. Nasih menekankan bahwa pada tahun 2024 UNAIR bakal melakukan pengembangan laboratorium sebagai sarana pendukung riset-riset yang akan dijalankan. Hal itu, menyusul adanya kepercayaan yang diberikan kepada UNAIR untuk menjadi pusat unggulan antarperguruan tinggi (PUAPT).
“Dari mandat dan amanah itu, UNAIR akan mendapat kucuran dana yang akan digunakan untuk pengembangan laboratorium,” jelasnya.
Untuk pengembangan laboratorium tersebut, UNAIR akan mendorong di dua hal utama. Pertama pengembangam vaksin, serta yang kedua konservasi dan ekonomi hijau.
“Dua tema ini dalam bidang riset yang akan menjadi fokus kami," pungkas Prof Nasih.(*)