Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setara Institute memberikan skor 4,4 untuk hak atas pendidikan di Indonesia pada Indeks HAM 2023.
Hak atas pendidikan di Indonesia mengalami stagnansi dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya.
Berdasarkan catatan Setara Institute, angka putus sekolah di SD, SMA, SMK mengalami meningkat pada tahun 2023.
"Meskipun pendidikan gratis. Angka buta aksaranya masih cukup tinggi yakni, 1,50 persen. Masih jauh dari target pemerintah yang ingin menurunkan di bawah 1 persen di tahun 2024," ujar Program Officer HAM & Demokrasi INFID, Ari Wibowo, pada peluncuran Indeks HAM 2023 di Hotel Akmani, Jakarta, Minggu (10/12/2023).
Ari menyoroti Program Guru Penggerak yang digagas oleh Kemendikbudristek.
Menurut Ari, program ini menciptakan elitisme di dunia pendidikan. Program ini, kata Ari, menciptakan kesenjangan antar guru dan sekolah.
"Program Guru Penggerak ini menimbulkan elitisme di dunia pendidikan. Alih-alih guru-guru dan sekolah-sekolah tertinggal berupaya menjadi lebih progresif dalam gerakan sosial, ini malah menimbulkan kesenjangan. Ini riset dari Yayasan Cahaya Guru," ungkap Ari.
Selain itu, Ari menilai Kemendikbudristek tidak menanamkan nilai-nilai gotong royong pada sektor pendidikan.
"Kita juga bisa lihat Kemendikbudristek abai terhadap penguatan sistem pendidikan kita yang semangatnya value dan nilai gotong royong ini diabaikan. Juga yang dimunculkan era persaingan ini terasa value pada dunia pendidikan kita," pungkas Ari.
Baca juga: Pemerintah Diharap Maksimalkan Pendidikan di Tanah Papua Barat
Seperti diketahui, Setara Institute merilis Indeks penerapan hak asasi manusia (HAM) tahun 2023 di Indonesia.
Pada Indeks HAM 2023 ini, Setara Institute memberikan skor rata-rata untuk seluruh variabel adalah 3,2. Lembaga ini menggunakan skala Likert dengan rentang 1 sampai 7.