News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kurikulum Merdeka

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 9 Halaman 63 Kurikulum Merdeka: Menulis Esai

Penulis: Sri Juliati
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 9 SMP/MTs halaman 63 pada buku Kurikulum Merdeka: Menulis Esai Bertema Kesukarelawanan.

TRIBUNNEWS.COM - Inilah kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 9 SMP/MTs halaman 63 pada buku Kurikulum Merdeka.

Sejumlah soal muncul dalam buku Bahasa Indonesia kelas 9 halaman 63 Kurikulum Merdeka dalam Bab II Kegiatan 13: Menulis Esai Bertema Kesukarelawanan.

Siswa diminta menulis pendapat dalam esai yang terdiri atas 250—500 kata atau 2—3 halaman buku tulis.

Berikut kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 9 SMP/MTs halaman 63 pada buku Kurikulum Merdeka:

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 9 Halaman 63 Kurikulum Merdeka

a. Amati lingkungan terdekat kalian, misalnya lingkungan sekolah, lingkungan rumah, atau lingkungan lain.

b. Perhatikan apakah ada hal-hal yang membuat kalian merasa ingin melakukan sesuatu agar kondisi lingkungan kalian menjadi lebih baik.

Misalnya kalian ingin selokan lebih bersih, kucing telantar terawat, anak-anak berbicara dengan lebih sopan, atau kondisi lain.

c. Sampaikan pendapat dalam esai sesuai outline dan contoh yang telah kalian pelajari.

d. Perhatikan penggunaan tanda baca, huruf kapital, dan kaidah lain.

e. Esai kalian terdiri atas 250—500 kata atau 2—3 halaman buku tulis.

Jawaban:

Sulap Sampah jadi Berkah

Sampah merupakan masalah yang sangat besar, tak terkecuali di sekolah. Banyak penghuni sekolah -dalam hal ini siswa- menyepelekan permasalahan tentang sampah. Mereka tidak menyadari bahaya yang ditimbulkan oleh sampah.

Selain membuat lingkungan sekolah kotor, sampah juga dapat menyumbat selokan. Dampaknya bisa menyebabkan banjir. Selain itu, adanya tumpukan sampah bisa menjadi salah sumber penyakit. Dampak lainnya adalah bau yang tidak sedap.

Sampah terdiri dari sampah organik dan anorganik. Sampah organik bisa bermanfaat apabila kita bisa mengolahnya. Sampah organik bisa dijadikan untuk humus dan bisa dimanfaatkan untuk memupuk tanaman dan menyuburkan tanaman. Sementara sampah anorganik seperti botol plastik bisa dimanfaatkan untuk pot bunga, untuk ekobrik, dan lainnya.

Tentang sampah anorganik seperti sampah plastik, jika kita bisa memanfaatkan dengan baik, maka dapat mendatangkan berkah dan rupiah. Caranya dengan mendirikan bank sampah. Pendirian bank sampah di sekolah menjadi satu hal yang penting untuk mendidik siswa di sekolah.

Pendirian bank sampah juga akan secara mengubah model pengelolaan sampah di sekolah. Sebelumnya model pengelolaan sampah hanya berorientasi pada mekanisme kumpul-angkut-buang. Sementara dengan adanya bank sampah, maka pengelolaan sampah di sekolah menjadi kumpul-angkut-tabung.

Sampah-sampah yang ditabung setidaknya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan siswa atau kelas. Siswa dapat menabung sampah-sampah anorganik yang akan memberikan manfaat salah satunya adalah manfaat secara ekonomi. Misal dapat dijual untuk menambah tabungan.

Manfaat lainnya adalah perilaku siswa dalam membuang sampah akan berubah seiring adanya bank sampah. Intensistas buang sampah sembarangan oleh siswa akan berkurang karena para siswa akan memilih membuang di tempat sampah.

Sampah-sampah yang terkumpul di bank sampah sekolah kemudian dijual oleh pengurus bank sampah ke pihak pengepul atau ke bank sampah terdekat. Sehingga hasil penjualan tersebut dapat disalurkan untuk tabungan pelajar/siswa.

Selain dijual, sampah-sampah anorganik juga bisa didaur ulang untuk dijadikan barang kreasi yang bermanfaat seperti; hiasan bunga plastik, pot bunga atau botol hias, gantungan kunci, kipas, alas gelas minuman, dompet dan lain sebagainya. Barang kreasi ini kemudian dapat juga dijual dan mendapatkan manfaat ekonomi.

Untuk mendirikan bank sampah di sekolah, pihak sekolah dapat menghubungi Badan Lingkungan Hidup yang ada di masing-masing kabupaten/kota. Bisa juga menghubungi pengurus bank sampah terdekat untuk dapat melakukan sosialisasi, pelatihan pengelolaan sampah organik dan anorganik, serta memberikan pelatihan pembentukan manajemen bank sampah di sekolah.

Disclaimer: Jawaban di atas hanya digunakan oleh orang tua untuk memandu proses belajar anak.

Soal ini berupa pertanyaan terbuka yang artinya ada beberapa jawaban tidak terpaku seperti di atas.

(Tribunnews.com/Sri Juliati)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini