1. Bagaimana Pak Kebun menceritakan proses tumbuhnya Bunga Matahari?
A. Terlahir dari biji yang tidak terlalu kecil, tumpul, dan harus ditanam jauh di dalam tanah.
B. Dijaga baik-baik karena ia rentan terhadap hama, tetapi tidak harus disiram setiap hari.
C. Tidak harus selalu dijemur di bawah matahari karena Bunga Matahari tidak tahan panas.
D. Harus dipindahkan ke tanah yang lebih luas setelah berkecambah 10 senti atau muncul 4 helai daun.
E. Harus ada dalam tanah campuran pupuk kandang dengan perbandingan 70 persen pupuk kandang, 30 persen tanah.
Kunci Jawaban: D
Berdasarkan teks cerita, bagaimana tokoh si bunga matahari sebelum dan sesudah ia mengenal matahari?
2. Pilihlah pernyataan yang Sesuai atau Tidak Sesuai berdasarkan isi teks!
A. Awalnya Bunga Matahari bingung akan penjelasan Pak Kebun mengenai matahari. Setelah Bunga Matahari merasakan hangatnya cahaya matahari, ia berterima kasih
B. Bunga Matahari tidak menyadari matahari selalu ada untuk merawatnya hingga ia besar. Hal itu karena ada Pak Kebun yang menyayanginya dengan tulus.
C. Pertama kali merasakan hangatnya cahaya matahari muncul rasa bahagia. Setelah seratus hari dan tingginya 160 cm, Bunga Matahari merasa bersyukur.
Kunci Jawaban:
A (Sesuai)
B (Sesuai)
C (Tidak Sesuai)
3. Bagaimana Bunga Matahari menggambarkan Si matahari dalam cerita? Klik pada setiap pilihan jawaban benar! Jawaban benar lebih dari satu.
A. Matahari itu sabar menemaniku tumbuh besar.
B. Sebagai sahabat yang rajin merawatku setiap hari.
C. Matahari selalu tepat waktu untuk memberi kehangatan.
D. Kedermawanannya memberi tanpa meminta balasan.
Kunci Jawaban: A, C, dan D
Bacalah teks berikut untuk menjawab soal nomor 4-7.
Erau: Sukacita Masa Panen Masyarakat Kutai
Erau Adat Kutai dan International Folk Art Festival (EIFAF) adalah salah satu bukti dari kekayaan keragaman budaya yang dimiliki Indonesia. Festival ini merepresentasikan Indonesia lewat kearifan lokal serta antusiasme masyarakat terhadap budaya yang dimilikinya. Erau merupakan bentuk ungkapan syukur kepada Sang Pencipta atas melimpahnya hasil panen di Kalimantan Timur khususnya di Tenggarong. Tradisi Erau ini juga biasanya dilakukan sekali dalam setahun pada bulan Juni. Tujuan dilaksanakannya upacara ini sebagai bentuk rasa syukur mereka dengan hasil panen yang berlimpah. Istilah "erau" berasal dari kata "eroh" yang dalam bahasa Melayu Kutai Tenggarong bermakna riuh, ribut, penuh sukacita, dan keramaian pesta ria, secara umum dapat dimaknai sebagai pesta rakyat. Dahulu perhelatan ini berlangsung selama 40 hari 40 malam dan diikuti oleh segenap lapisan masyarakat, tetapi sekarang hanya dilakukan sehari saja dengan menyeberangi sungai Mahakam menuju Ibukota Kesultanan yang kini menjadi Pulau Kumala. Dalam prosesi mengulur naga ini dua ekor replika naga yaitu naga laki dan naga bini dibawa menyusuri sungai Mahakam dan berakhir di Kutai Lama, Anggana.
Bebarengan dengan prosesi tersebut di depan museum Mulawarman beberapa ritual kebudayaan dilaksanakan seperti beumban yaitu Sultan dibaringkan di atas sebuah kasur (tilam) berbungkus kain kuning. Tubuh Sultan kemudian diselimuti dengan sehelai kain kuning. Kepala Sultan menghadap ke arah utara dan kakinya berada di selatan. Di atas tilam tersebut, diletakkan beberapa perlengkapan ritual, antara lain bantal, guling, peduduk (paket sesajian yang merepresentasikan manusia secara utuh), dan lilin yang menyala di masing-masing sudut tilam. Ritual ini berlangsung di Ruang Stinggil (Siti Hinggil), Keraton Kutai.
4. Dalam pelaksanaan Erau terdapat proses Belimbur. Bagaimana pelaksanaan Belimbur yang dilakukan oleh masayarakat pada saat ini?
A. Pelaksanaan limbur atau Belimbur dahulu dilakukan oleh semua masyarakat di sungai Mahakam, namun saat ini diwakilkan oleh para tetua atau orang-orang yang memiliki posisi penting di daerahnya.
B. Belimbur tetap diadakan di lapangan besar seperti dahulu dan orang-orang akan berkumpul untuk mendapatkan percikan air yang diguyurkan oleh pemuka adat sebagai bentuk berkah.
C. Proses belimbur pada festival Erau dilakukan di hari lain setelah upacara adat selesai dilaksanakan untuk memeriahkan acara hiburan berbeda dengan dahulu belimbur dilakukan di hari yang sama.
D. Masyarakat melakukan ritual belimbur menggunakan air yang bersih baik dengan cara dipercikkan atau masuk ke mata air, berbeda dengan saat dahulu harus masuk ke sungai Mahakam.
E. Kegiatan belimbur saat ini hanya diperbolehkan dengan menyiram air dan tidak diperkenankan masuk ke mata air meskipun dalam keadaan bersih karena dinilai berbahaya bagi keselamatan.
Kunci Jawaban: D
5. Setelah membaca teks mengenai festival Erau yang ada di Tenggarong, Kalimantan Timur. Apa saja fakta menarik yang dapat kalian temukan dalam teks? Klik pada setiap pilihan jawaban benar! Jawaban benar lebih dari satu.
A. Proses yang dilaksanakan dalam festival Erau yaitu beumban, berogok, rangga titi, dan diakhiri dengan belimbur.
B. Penggunaan ornamen berwarna kuning yang digunakan untuk upacara inti dalam upacara Erau melambangkan kebersamaan.
C. Naga yang digunakan dibuat dengan warna yang meriah untuk melambangkan suka cita dan kemeriahan upacara Erau.
D. Naga laki dan bini yang digunakan dalam proses mengulur naga dibawa menyusuri Sungai Mahakam hingga Kutai Lama.