News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pendidikan Guru Penggerak

Selama Menjadi Pendidik, Anda Pernah Mengalami Peristiwa yang Dirasakan Kesulitan, Jawaban Modul 2.2

Penulis: Oktaviani Wahyu Widayanti
Editor: Nuryanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pendidikan Guru Penggerak - Selama menjadi pendidik, Anda tentu pernah mengalami sebuah peristiwa yang dirasakan sebagai sebuah kesulita, simak jawaban Modul 2.2 berikut ini.

TRIBUNNEWS.COM - Berikut jawaban soal "Selama menjadi pendidik, Anda tentu pernah mengalami sebuah peristiwa yang dirasakan sebagai sebuah kesulitan" di materi Pendidikan Guru Penggerak berikut ini.

Bapak/Ibu Guru akan menemukan pertanyaan di atas ketika menjawab soal Modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional.

Pertanyaan ini terkait dengan soal refleksi kompetensi sosial dan emosional.

Refleksi Kompetensi Sosial dan Emosional

Selama menjadi pendidik, Anda tentu pernah mengalami sebuah peristiwa yang dirasakan sebagai sebuah kesulitan, kekecewaaan, kemunduran, atau kemalangan, yang akhirnya membantu Anda bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.

Baca juga: Jawaban PMM, Mengapa Pemahaman Perbedaan Intelektual Penting dalam Konteks Pendidikan?

SOAL:

1. Apa kejadiannya, kapan, di mana, siapa yang terlibat, apa yang membuat Anda memilih merefleksikan peristiwa tersebut, dan bagaimana kejadiannya?

Jawaban:

Kejadian ketika saya tidak dapat secara maksimal mengajar di kelas karena ada masalah pribadi, saya menjadi emosional saat mengajar, hal sepele saja dapat membuat saya marah saat itu.

Yang terlibat dalam kejadian tersebut adalah saya bersama dengan murid-murid saya di kelas beberapa tahun yang lalu.

Saya merefleksikan kejadian tersebut karena saya merasa bahwa dalam kejadian tersebut saya merasa tidak dapat mengendalikan emosi saya sebagai seorang pendidik.

Kejadiannya saya marah di kelas karena ada murid yang tidak mengerjakan tugas tetapi murid tersebut punya alasan yang sebenarnya dapat di toleransi.

Baca juga: Jawaban PMM, Apa yang Dimaksud dengan Affective Skills?

2. Bagaimana Anda menghadapi krisis tersebut (coping)? Bagaimana Anda dapat bangkit kembali (recovery) dan bertumbuh (growth) dari krisis tersebut?

Jawaban:

Dalam menghadapi keadaan tersebut saya mencoba untuk menenangkan diri saya, saya menyadari bahwa saya sebagai pendidik sudah berlebihan dalam menanggapi hal tersebut, kemudian saya mencoba untuk belajar lebih dapat mengendalikan emosi saya di kelas, menyelesaikan permasalahan pribadi saya, dan saya mencoba kembali untuk dapat memainkan peran saya sebagai pendidik dengan sebagaimana mestinya dan dapat bertindak dengan bijak di dalam pembelajaran di kelas.

3. Gambarkan diri Anda setelah melewati krisis tersebut.

· Apa hal terpenting yang telah Anda pelajari dari krisis tersebut?

· Bagaimana dampak pengelolaan krisis tersebut terhadap diri Anda dalam menjalankan peran sebagai pendidik?

Jawaban:

Setelah melewati krisis tersebut saya belajar bahwa sebagai seorang pendidik saya harus dapat mengendalikan segala sesuatu yang akan terjadi dalam pembelajaran, saya adalah sutradara yang membuat skenario dalam pembelajaran agar pembelajaran dapat tercipta dengan menyenangkan dan bermakna untuk murid-murid saya.

Hal yang terpenting adalah saat dapat mengelola emosi saya, mengelola diri saya sendiri untuk dapat menghadapi segala permasalahan dengan bijak.

Baca juga: Alasan Guru Penggerak Diarahkan Menggunakan Pendekatan Berbasis Aset, Jawaban Pretest Modul 3

4. Sebagai pendidik, Anda tentu pernah bertemu murid yang memiliki pemahaman diri, ketangguhan, atau kemampuan membangun hubungan yang positif dengan orang lain. Setujukah Anda bahwa faktor-faktor tersebut membantu ia menjalani proses pembelajaran dengan lebih optimal di sekolah? Jelaskan jawaban Anda dengan bukti atau contoh yang mendukung.

Jawaban:

Saya setuju bahwa murid yang memiliki pemahaman diri, ketangguhan atau kemampuan membangun hubungan yang positif dengan orang lain sangat membantu ia menjalani proses pembelajaran dengan lebih baik dan optimal. Contohnya murid yang memiliki sosial emosiaonal yang baik dia dapat mengantur dirinya sendiri ketika pembelajaran jika ada kesulitan diapun tidak akan segan untuk berdiskusi baik dengan teman ataupun gurunya.

5. Dari kedua refleksi di atas, apa yang dapat Bapak/Ibu simpulkan tentang hubungan antara kompetensi sosial dan emosional dengan keberhasilan dalam pengelolaan krisis Anda dan pembelajaran murid Anda?

Jawaban:

Kompetensi sosial dan emosional penting untuk pengelolaan krisis baik untuk saya sebagai pendidik maupun murid, karena dengan pengelolaan yang baik, murid dapat mengendalikan dirinya dalam kegiatan pembelajaran lebih dapat dia terima dengan baik.

*) Disclaimer:

Jawaban tersebut hanya digunakan sebagai contoh ketika Bapak/Ibu Guru/Kepala Sekolah menghadapi pertanyaan serupa di Pendidikan Guru Penggerak. Bapak/Ibu Guru/Kepala Sekolah bisa menjawab soal serupa dengan jawaban yang disesuaikan dengan kondisi Anda masing-masing.

(Tribunnews.com/Oktavia WW)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini