News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pendidikan Profesi Guru

Kunci Jawaban Cerita Reflektif Modul 2 Topik 2 PSE: Apa dan Bagaimana Menerapkannya, PPG 2024

Penulis: Sri Juliati
Editor: Nanda Lusiana Saputri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Simak kunci jawaban cerita reflektif dalam modul 2 topik 2 tentang Pembelajaran Sosial Emosional (PSE): Apa dan Bagaimana Menerapkannya di PMM.

TRIBUNNEWS.COM - Inilah kunci jawaban cerita reflektif dalam Modul 2 Topik 2 Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) topik Apa dan Bagaimana Menerapkannya? dalam PPG 2024.

Dalam Modul 2 Topik 2 PPG 2024, para guru diminta mengisi cerita reflektif modul 2 topik 2 topik PSE: Apa dan Bagaimana Menerapkannya? minimal 50 karakter.

Cerita Reflektif Modul 2 Topik 2 PSE diawali dengan pertanyaan: Sekarang, kami ingin Bapak/Ibu menceritakan pengalaman saat berlatih salah satu keterampilan sosial emosional. Apa yang Bapak/Ibu rasakan saat melakukan latihan tersebut? Pikirkan, strategi dalam mengimplementasi PSE ke dalam pembelajaran di kelas. Seperti apakah praktek pembukaan pembelajaran yang hangat, kegiatan belajar yang menantang dan berpusat kepada peserta didik, dan penutupan yang optimistik terlihat?

Pertanyaan dalam cerita reflektif Modul 2 Topik 2 PPG 2024 muncul di Platform Merdeka Mengajar (PMM) saat para guru mengikuti pelatihan PPG Guru Tertentu Dalam Jabatan 2024.

Bapak/ibu guru dapat menggunakan kunci jawaban di bawah ini sebagai referensi untuk menjawab cerita reflektif dalam Modul 2 Topik 2 PPG 2024.

Selengkapnya, inilah kunci jawaban cerita reflektif dalam modul 2 topik 2 tentang PSE: Apa dan Bagaimana Menerapkannya.

Cerita Reflektif Modul 2 Topik 2 PSE: Apa dan Bagaimana Menerapkannya

Pertanyaan: Sekarang, kami ingin Bapak/Ibu menceritakan pengalaman saat berlatih salah satu keterampilan sosial emosional. Apa yang Bapak/Ibu rasakan saat melakukan latihan tersebut? Pikirkan, strategi dalam mengimplementasi PSE ke dalam pembelajaran di kelas. Seperti apakah praktek pembukaan pembelajaran yang hangat, kegiatan belajar yang menantang dan berpusat kepada peserta didik, dan penutupan yang optimistik terlihat?

Contoh Jawaban:

Saat saya berlatih keterampilan sosial emosional, salah satu pengalaman yang paling berkesan adalah saat berlatih kesadaran diri (self-awareness). Latihan ini melibatkan refeksi mendalam tentang emosi yang saya rasakan dalam situasi tertentu, bagaimana emosi tersebut memengaruhi reaksi saya, dan apa yang menjadi pemicunya.

Dalam latihan ini, saya diajak untuk jujur dengan diri sendiri mengenai perasaan saya, terutama dalam situasi yang menantang, seperti ketika menghadapi siswa yang sulit atau saat tekanan dari tuntutan pekerjaan meningkat. 

Awalnya, saya merasa sedikit tidak nyaman, karena biasanya sebagai guru, kita cenderung lebih fokus pada kebutuhan siswa daripada diri sendiri. Namun, seiring berjalannya waktu, saya mulai merasakan manfaat besar dari latihan ini. 

Saya menjadi lebih tenang dan terkendali, serta mampu menanggapi situasi dengan cara yang lebih bijaksana. Ini juga membuat saya lebih empatik baik terhadap diri sendiri maupun terhadap siswa. Sebab saya lebih memahami pentingnya mengelola emosi dengan baik.

Baca juga: Kunci Jawaban Modul 2 Topik 2 PPG, Pembelajaran Sosial Emosional: Apa dan Bagaimana Menerapkannya?

Strategi Implementasi PSE di Kelas:

1. Pembukaan Pembelajaran yang Hangat

Saya memulai kelas dengan sapaan hangat dan memberikan waktu singkat bagi siswa untuk berbagi perasaan mereka pada hari itu. Misalnya, menggunakan "emotion check-in" di mana siswa memilih emotikon yang menggambarkan perasaan mereka. Ini membantu siswa merasa dilibatkan dan dihargai dari awal.

2. Kegiatan Belajar yang Menantang dan Berpusat pada Peserta Didik

Dalam kegiatan belajar, saya mengutamakan pendekatan yang kolaboratif dan berbasis proyek. Siswa bekerja dalam kelompok untuk memecahkan masalah.

Ini tidak hanya meningkatkan keterampilan kognitif mereka, tetapi juga keterampilan sosial seperti kerjasama, komunikasi, dan empati. Saya juga memastikan bahwa tugas-tugas tersebut memiliki relevansi nyata dengan kehidupan mereka sehingga mereka lebih termotivasi dan merasa dihargai.

3. Penutupan yang Optimistik

Di akhir pelajaran, saya mengajak siswa untuk melakukan refleksi singkat tentang apa yang mereka pelajari dan bagaimana perasaan mereka setelah melalui proses tersebut. Saya juga memberikan umpan balik positif, menyoroti keberhasilan dan kemajuan mereka, baik dalam hal akademik maupun sosial emosional. Ini membantu siswa merasa dihargai dan meninggalkan kelas dengan perasaan yang positif dan termotivasi. 

Melalui strategi-strategi ini, saya berusaha menciptakan lingkungan belajar yang tidak hanya fokus pada pencapaian akademik, tetapi juga mendukung perkembangan sosial emosional siswa, sehingga mereka tumbuh menjadi individu yang seimbang dan bijaksana.

Alternatif Jawaban:

Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) adalah pendekatan holistik dalam pengelolaan pendidikan di sekolah, melibatkan seluruh komunitas sekolah secara aktif. 

Dalam metode ini, kolaborasi antara siswa, guru, kepala sekolah, dan staf pendukung menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung pengembangan keterampilan sosial dan emosional. PSE bermanfaat tidak hanya bagi siswa dari berbagai jenjang, tetapi juga bagi orang dewasa di sekolah untuk menerapkan keterampilan sosial-emosional secara positif.

Ada empat strategi utama dalam penerapan PSE, yaitu:

1. Mengajarkan Kompetensi Sosial Emosional (KSE) secara langsung dan eksplisit untuk memastikan siswa memahami keterampilan sosial-emosional dengan jelas.

2. Mengintegrasikan KSE ke dalam pembelajaran dan interaksi sehari-hari, sehingga guru dapat mengimplementasikannya dalam gaya mengajar dan interaksi dengan siswa.

3. Mengubah kebijakan dan harapan sekolah terhadap siswa guna menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung perkembangan sosial-emosional.

4. Mempengaruhi pola pikir siswa tentang diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar agar mereka dapat membentuk persepsi yang lebih positif dan sehat.

Dengan penerapan yang efektif, PSE mendukung terciptanya komunitas sekolah yang harmonis, di mana keterampilan sosial-emosional dianggap sama pentingnya dengan pengetahuan akademis.

Alternatif Jawaban:

Saat berlatih salah satu keterampilan sosial emosional, misalnya empati, saya merasakan pengalaman yang sangat berharga. Melalui role-playing dan diskusi kelompok, saya diajak untuk lebih memahami perspektif orang lain. Ada momen di mana saya merasa tertantang untuk keluar dari zona nyaman dan mencoba untuk merasakan apa yang dirasakan oleh seseorang yang berbeda dengan saya. 

Latihan ini tidak hanya meningkatkan kemampuan empati saya, tetapi juga membuat saya lebih peka terhadap perasaan siswa di kelas. Saya menyadari bahwa dengan mengembangkan empati, saya dapat membangun hubungan yang lebih kuat dan saling percaya dengan siswa.

Untuk mengimplementasikan PSE dalam pembelajaran di kelas, saya akan memulai dengan menciptakan suasana yang hangat dan kondusif. Misalnya, dengan memulai pembelajaran dengan kegiatan ice breaking yang menyenangkan atau berbagi cerita singkat. Kegiatan belajar yang menantang dan berpusat pada peserta didik dapat dirancang dengan berbagai cara, seperti proyek kelompok, diskusi terbuka, atau pembelajaran berbasis masalah. 

Dalam kegiatan ini, siswa tidak hanya diajarkan materi akademik, tetapi juga dilatih untuk bekerja sama, berkomunikasi secara efektif, dan menyelesaikan masalah. Untuk mengakhiri pembelajaran, saya akan selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk merefleksikan apa yang telah mereka pelajari. Hal ini dapat dilakukan melalui jurnal refleksi, diskusi singkat, atau memberikan pujian atas usaha mereka. Dengan penutupan yang optimistik, siswa akan merasa lebih termotivasi untuk terus belajar dan berkembang.

Alternatif Jawaban:

Pembelajaran Sosial Emosional merupakan pemahaman yang penting tentang bagaimana keterampilan sosial emosional yang penting dalam pengembangan diri ataupun lingkungan, serta dapat meningkatkan kualitas diri terhadap penguatan karakter Profil Pelajar Pancasila melalui proses pembelajaran di kelas.

Alternatif Jawaban:

Pengalaman berlatih keterampilan sosial emosional (PSE) adalah sebuah proses yang melibatkan kesadaran diri dan interaksi dengan orang lain. Salah satu keterampilan PSE yang penting adalah kesadaran diri, yang meliputi kemampuan untuk mengenali perasaan, memahami dampaknya, dan mengelolanya secara efektif.

Saat saya pertama kali melatih kesadaran diri, saya merasakan campuran antara refleksi diri yang mendalam dan tantangan dalam mengontrol emosi di situasi tertentu. Awalnya, mungkin terasa sulit, terutama ketika menghadapi situasi yang memicu stres atau frustrasi. Namun, dengan latihan konsisten seperti meditasi singkat atau teknik pernapasan dalam, saya mampu lebih sadar terhadap emosi saya, memungkinkan saya untuk merespon dengan cara yang lebih positif dan bijaksana.

Dalam mengimplementasikan PSE ke dalam pembelajaran di kelas, strategi yang efektif adalah integrasi yang natural ke dalam struktur pembelajaran. Beberapa pendekatan yang dapat digunakan antara lain:

1. Pembukaan pembelajaran yang hangat:

Dimulai dengan aktivitas yang mendorong rasa aman dan keterhubungan antar siswa. Misalnya, memulai hari dengan berbagi cerita atau refleksi singkat mengenai perasaan atau pengalaman siswa.

Guru bisa memulai dengan menyapa setiap siswa secara personal, memberikan apresiasi kecil, atau memulai dengan “ice-breaker” yang mengajak semua terlibat aktif.

2. Kegiatan belajar yang menantang dan berpusat pada peserta didik:

Tugas yang dirancang harus memberi ruang bagi siswa untuk bekerja sama, berpikir kritis, dan saling mendukung satu sama lain.

Aktivitas yang mendorong kolaborasi tim dan problem solving sangat membantu dalam melatih keterampilan sosial, seperti mendengarkan aktif dan berkomunikasi secara efektif.

Guru bisa memberikan tantangan yang memerlukan siswa untuk berdiskusi atau memecahkan masalah bersama, dengan bimbingan yang memadai agar proses belajar tetap berpusat pada siswa.

3. Penutupan yang optimistik:

Guru menutup pelajaran dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk merefleksikan apa yang telah dipelajari dan bagaimana mereka merasa berhasil. Penutupan bisa dilakukan dengan afirmasi positif, seperti menyampaikan harapan atau perasaan bangga atas upaya siswa.

Mengajak siswa untuk membuat komitmen kecil atau rencana untuk hari esok bisa memberikan kesan positif dan optimis menjelang penutupan. Dengan menggabungkan komponen-komponen ini, pembelajaran dapat berlangsung dalam suasana yang kondusif, di mana keterampilan sosial emosional tidak hanya dilatih sebagai aspek terpisah, tetapi menjadi bagian dari pengalaman belajar sehari-hari.

*) Disclaimer: Contoh jawaban dalam artikel ini hanya sebagai referensi bapak/ibu guru untuk menjawab pertanyaan terkait di Platform Merdeka Mengajar.

Bapak/ibu guru dapat memodifikasi jawaban sesuai dengan pengalaman atau kondisi yang terjadi.

(Tribunnews.com/Sri Juliati)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini