News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pendidikan Profesi Guru

Contoh Studi Kasus PPG Daljab 2024 untuk SD Kelas 1-6 Sebanyak 500 Kata

Penulis: Sri Juliati
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Inilah 6 studi kasus PPG Daljab 2024 untuk SD kelas 1-6 sebanyak 500 kata sebagai referensi bapak/ibu guru saat UKPPPG.

TRIBUNNEWS.COM - Simak 6 contoh studi kasus PPG Daljab untuk SD kelas 1-6 sebanyak 500 kata.

Contoh studi kasus PPG Daljab 2024 untuk SD diperuntukkan bagi bapak/ibu guru yang akan mengikuti Uji Kompetensi Peserta Pendidikan Profesi Guru (UKPPPG).

Dalam UKPPG, guru diminta membuat studi kasus PPG Daljab 2024 untuk SD maksimal 500 kata berdasarkan pengalaman nyata dengan bantuan 4 pertanyaan pemantik.

Anda sebagai seorang guru pasti pernah mengalami permasalahan dalam pembelajaran. Tuliskan pengalaman riil (nyata) Anda maksimal 500 kata, terkait:

  • Permasalahan apa yang pernah Anda hadapi?
  • Bagaimana upaya Anda untuk menyelesaikannya?
  • Apa hasil dari Upaya Anda tersebut?
  • Pengalaman berharga apa yang bisa Anda petik ketika menyelesaikan permasalahan tersebut?

Bapak/ibu guru dapat menggunakan contoh studi kasus PPG Daljab untuk SD kelas 1-6 di bawah ini sebagai referensi.

Berikut 6 contoh studi kasus PPG Daljab untuk SD kelas 1-6 sebanyak 500 kata, dikutip dari YouTube Rosti Hidayah.

Contoh Studi Kasus PPG Daljab 2024 untuk SD Kelas 1

  • Permasalahan apa yang pernah Anda hadapi?

Permasalahan yang pernah saya hadapi adalah dalam proses pembelajaran beberapa siswa belum tuntas dalam pembelajaran membaca dan menulis permulaan. Keterampilan membaca dan menulis permulaan membutuhkan latihan dalam membaca dan menulis huruf, suku kata, kata, dan kalimat yang benar. 

Ketika siswa belum memiliki keterampilan membaca dan menulis permulaan, siswa tersebut mengalami banyak kesulitan dalam tugas belajarnya. Beberapa siswa tersebut juga mengganggu siswa lainnya dalam mengerjakan tugas belajar.

  • Bagaimana upaya Anda untuk menyelesaikannya?

Upaya yang saya lakukan dalam menyelesaikan masalah ini adalah melakukan tes awal untuk melihat kemampuan awal siswa yaitu keterampilan membaca dan menulis permulaan. 

Saya juga menerapkan metode eja dimana siswa diharuskan untuk mengetahui setiap lambang huruf kemudian menyusunnya menjadi kata. Apabila tidak diulang terus-menerus maka siswa akan lupa dengan bentuk dan bunyi huruf. 

Saya juga menerapkan metode SAS yaitu suatu pendekatan cerita yang disertai dengan gambar, yang didalamnya terkandung unsur analitik. Metode ini membuat anak mudah mengikuti prosedur dan akan dapat cepat membaca pada kesempatan berikutnya.

Baca juga: 4 Soal Studi Kasus PPG Daljab 2024 Sebanyak 500 Kata untuk SMP sebagai Referensi

  • Apa hasil dari Upaya Anda tersebut?

Hasil dari upaya tersebut adalah siswa terlihat senang dan menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga siswa perlahan dapat meningkatkan kemampuan membaca menulis permulaan. Keterampilan membaca dan menulis permulaan membutuhkan latihan siswa dalam membaca dan menyusun huruf, suku kata, kata, dan kalimat yang benar. 

Melalui latihan membaca menulis permulaan, siswa dapat membaca dan menulis huruf, suku kata, kata dan kalimat sederhana dengan tepat. Tipe minat belajar yang berbeda juga perlu membutuhkan cara pengajaran yang berbeda. Oleh karena itu, dibutuhkan metode pembelajaran yang cocok yaitu metode eja dan metode SAS.

  • Pengalaman berharga apa yang bisa Anda petik ketika menyelesaikan permasalahan tersebut?

Pengalaman berharga yang bisa saya petik ketika menyelesaikan permasalahan tersebut, dalam menentukan tes awal seperti apa yang harus saya lakukan untuk mengetahui kemampuan awal membaca dan menulis permulaan. 

Kemudian saya membuat buku profiling siswa untuk menentukan metode apa yang diterapkan seperti metode eja dan metode SAS. Saya harus meluangkan waktu lebih banyak untuk menyusun rancangan pembelajaran yang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.

Contoh Studi Kasus PPG Daljab 2024 untuk SD Kelas 2

  • Permasalahan apa yang pernah Anda hadapi?

Permasalahan yang pernah saya hadapi adalah salah satu anak di kelas saya kurang memahami materi pembelajaran. Sebab anak tersebut yang hiperaktif sehingga cenderung sulit untuk memfokuskan diri saat proses pembelajaran berlangsung.

Ia juga kerap mengganggu teman, selalu mencari keributan, bersikap egois, superior, dan temperamen. Hal ini tentu memberikan dampak negatif untuk dirinya sendiri, guru, dan teman yang berada di lingkungan kelas yang sama.

  • Bagaimana upaya Anda untuk menyelesaikannya?

Upaya yang saya lakukan dalam menyelesaikan masalah ini adalah guru menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif dan merangsang bagi semua siswa, termasuk anak hiperaktif. 

Melalui pemahaman yang mendalam tentang kepribadian anak hiperaktif dan penerapan strategi yang efektif, guru dapat membantu anak hiperaktif mencapai potensi belajar mereka, dengan memberikan tugas yang berbeda diantara teman yang lainnya. 

Guru membuat 2 soal yang berbeda meskipun anak yang hiperaktif ataupun temannya yang lain tidak mengetahui bahwa soal yang diberikan ternyata berbeda. Hal itu dilakukan agar anak hiperaktif tidak merasa rendah diri karena dibedakan dengan temannya yang lain.

Guru juga memberikan hukuman jika anak mengganggu teman di kelasnya dengan cara meminta anak untuk bertanggung jawab dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukannya.

  • Apa hasil dari Upaya Anda tersebut?

Hasil dari upaya tersebut adalah anak yang hiperaktif bisa fokus mengerjakan soal yang berbeda. Melalui pendekatan, anak hiperaktif menjadi lebih mudah diatur dan tidak lagi mengganggu temannya. Semua yang dilakukan guru agar anak hiperaktif menjadi lebih baik dari sebelumnya.

  • Pengalaman berharga apa yang bisa Anda petik ketika menyelesaikan permasalahan tersebut?

Pengalaman berharga yang bisa saya petik ketika menyelesaikan permasalahan tersebut adalah dengan melakukan pendekatan secara personal kepada anak yang bersangkutan, memberikan tugas yang berbeda dengan anak yang lainnya, memberikan nasihat dan teguran.

Juga memberikan kegiatan pembelajaran tambahan, menumbuhkan sikap bertanggung jawab ketika anak melakukan kesalahan. Jika anak tersebut tidak ada perubahan, saya sebagai guru memanggil orang tua anak untuk menjalin kerja sama. Semua upaya dilakukan guru agar anak hiperaktif bisa berubah menjadi lebih baik lagi.

Contoh Studi Kasus PPG Daljab 2024 untuk SD Kelas 3

  • Permasalahan apa yang pernah Anda hadapi?

Permasalahan yang pernah saya hadapi adalah 3 ruang sekolah saya sedang direnovasi. Pembelajaran pun dialihkan dengan meminjam gedung aula. Kondisi ini membuat siswa tidak mampu menunjukkan sikap disiplin. Sehingga pembelajaran tidak kondusif.

  • Bagaimana upaya Anda untuk menyelesaikannya?

Upaya yang saya lakukan dalam menyelesaikan masalah ini adalah guru bekerjasama dengan rekan sejawat untuk menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan meski di tengah keterbatasan. 

Dalam kerjasama ini, guru sepakat untuk melakukan pendekatan. Misalnya dengan pendekatan perubahan tingkah laku, pendekatan penciptaan iklim sosio emosional, pendekatan proses kelompok, dan pendekatan eklektik.

- Pendekatan perubahan tingkah laku: guru memberi penguatan positif/memberi dorongan yang positif seperti masuk tepat waktu dan tidak terlambat, berpakaian seragam sesuai yang ditetapkan, membiasakan sikap ramah, jujur dan sopan.

- Pendekatan penciptaan iklim sosio emosional: guru mengajak siswa untuk menjalin hubungan interpersonal yang baik. Kebiasaan guru untuk tampil jujur, tulus dan terbuka, bersemangat dan enerjik. Menerima kondisi siswanya dengan penuh rasa simpati. 

- Pendekatan proses kelompok: guru memberikan pengalaman belajar dalam konteks kelompok sosial.

- Pendekatan eklektik: kombinasi beberapa pendekatan.

  • Apa hasil dari Upaya Anda tersebut?

Hasil dari upaya tersebut adalah siswa menjadi termotivasi untuk membiasakan diri berlaku disiplin secara positif. Beberapa kegiatan yang dilakukan guru untuk memotivasi siswa agar dapat berdisiplin dimulai dari perencanaan sampai dengan akhir pembelajaran.

  • Pengalaman berharga apa yang bisa Anda petik ketika menyelesaikan permasalahan tersebut?

Pengalaman berharga yang bisa saya petik ketika menyelesaikan permasalahan tersebut adalah meski sekolah memiliki keterbatasan dalam ruang kelas, tetapi itu bukan masalah yang signifikan. 

Pembelajaran tetap bisa dilakukan dimana saja dengan tetap menerapkan sikap disiplin positif. Kita sebagai guru menerapkannya terlebih dahulu kemudian mengajak siswa kita bersama-sama dalam kegiatan yang positif.

Contoh Studi Kasus PPG Daljab 2024 untuk SD Kelas 5

  • Permasalahan apa yang pernah Anda hadapi?

Permasalahan yang pernah saya hadapi adalah hasil belajar pada materi IPAS Sifat-Sifat Cahaya siswa kelas 5 masih rendah. Sebab siswa kurang fokus ketika guru menyampaikan materi.

Guru juga belum sepenuhnya menggunakan pembelajaran yang bervariasi untuk mengembangan kegiatan belajar yang mendukung keterlibatan siswa untuk membantu penerapan konsep-konsep IPA sehingga siswa menjadi pasif dan merasa cepat bosan.

  • Bagaimana upaya Anda untuk menyelesaikannya?

Untuk memperbaiki proses hasil belajar siswa melalui model pembelajaran yang inovatif, menjadikan peserta didik aktif dalam pembelajaran IPAS dan memberikan pengalaman bermakna pada siswa dapat menggunakan model pembelajaran Experiental Learning.

Experiental learning adalah belajar sebagai proses membangun pemahaman melalui transformasi pengalaman. Artinya, dalam proses belajar tersebut peserta didik aktif dalam mengelolah pengalaman mereka untuk memperoleh pemahaman yang lebih
dalam.

Terdapat empat tahap dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model Experiental Learning, yaitu:

- Concrete experience: Pada tahap ini, guru memberikan pertanyaan stimulasi kepada siswa. Melalui tanya jawab tersebut, guru menggali pengetahuan awal peserta didik dengan pertanyaan stimulasi yang memungkinkan siswa menemukan pengalamannya masing-masing. Siswa juga melakukan pengamatan secara langsung yang ada di lingkungan mengenai cahaya dan sifatnya.

- Observasi refleksi: siswa merefleksikan hasil pengamatan pengamatan yang telah dilakukan berdasarkan pengetahuan yang siswa miliki. Siswa berdiskusi dengan anggotanya masing-masing mengenai apa yang telah ditemukan dalam pengamatan tersebut.

- Abstrak conceptualization: Siswa mengonseptualisasikan apa yang telah diamati dari yang konkret menjadi abstrak. Tahap ini sebagai tahap penyimpulan sementara siswa. Pada tahap ini, guru memberikan penjelasan mengenai sifat cahaya.

- Eksperimen aktif: Siswa melakukan percobaan aktif yaitu secara berkelompok melakukan percobaan untuk membuktikan bahwa sifat-sifat cahaya yaitu merambat lurus, menembus benda bening, dapat dipantulkan, dapat dibiaskan, dan dapat diuraikan dengan penggunaan media sederhana.

  • Apa hasil dari Upaya Anda tersebut?

Hasil dari upaya tersebut adalah dalam proses pembelajaran menggunakan model Experiental Learning, sikap siswa sudah melaksanakan kerja sama yang baik dalam melakukan kerja kelompok. 

Hal tersebut dapat dibuktikan siswa aktif dalam tahap pertama yaitu pengalaman konkret. Setiap anggota kelompok saling berdiskusi dan berinteraksi dalam melakukan pengamatan mengenai sifat cahaya di sekitar lingkungan. 

Dalam melakukan percobaan tentang sifat cahaya secara sederhana, setiap anggota kelompok dapat bekerjasama dengan melakukan tugas sesuai kesepakatan, saling berkolaborasi dalam menyelesaikan tugas dan saling menghargai teman. Hasil belajar siswa juga meningkat.

  • Pengalaman berharga apa yang bisa Anda petik ketika menyelesaikan permasalahan tersebut?

Pengalaman berharga yang bisa saya petik adalah ternyata sebagai guru juga harus terus meng-upgrade pengetahuan tentang proses pembelajaran. Model pembelajaran bukan hanya PjBL atau PBL. Kita bisa menerapkan Model Experiental Learning khususnya untuk mata pelajaran IPAS. 

Melalui model pembelajaran ini, membuat pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan peserta didik pada mata pelajaran IPAS meningkat dengan baik. Selama proses pembelajaran dimulai, peserta didik menjadi lebih efektif, aktif, kreatif dan bertanggung jawab dalam pembelajaran.

Contoh Studi Kasus PPG Daljab 2024 untuk SD Kelas 6

  • Permasalahan apa yang pernah Anda hadapi?

Permasalahan yang pernah saya hadapi adalah hasil belajar pada mata pelajaran Matematika rendah. Matematika selalu menekan pada pelajaran yang lebih fokus pada angka, seringkali guru hanya menerangkan rumus dan memberi contoh melalui ceramah saja dengan cara yang monoton. 

Sehingga banyak siswa yang masih sulit menerima penjelasan guru, tidak dapat memahami apa yang dijelaskan guru yang menyebabkan hasil belajar siswa menurun..

  • Bagaimana upaya Anda untuk menyelesaikannya?

Upaya yang saya lakukan dalam menyelesaikan masalah ini adalah untuk memperbaiki proses hasil belajar siswa melalui model pembelajaran yang inovatif. Termasuk menjadikan peserta didik aktif dalam pembelajaran Matematika dan memberikan pengalaman bermakna pada siswa.

Dalam proses pembelajarannya, guru menggunakan media kartu bilangan dengan diterapkan dalam bentuk permainan yang menyenangkan. Bentuk kartu bilangan yang menarik membuat siswa merasa senang bermain dan secara tidak langsung sudah mempelajari matematika. 

Penggunaan media kartu bilangan, memberikan kemudahan kepada siswa dalam mempelajari operasi hitung bilangan pecahan. Siswa dan guru dapat memanfaatkan media pembelajaran agar lebih inovatif dan kreatif.

  • Apa hasil dari Upaya Anda tersebut?

Hasil dari upaya tersebut adalah dalam proses pembelajaran menggunakan media kartu bilangan, hasil belajar siswa meningkat, siswa menjadi lebih aktif dalam pebelajaran ini. 

Secara tidak langsung, siswa menjadi terlibat dalam pembelajaran matematika meskipun mereka tidak suka dengan mata pelajaran ini. Sebab dikemas dalam permainan media kartu bilangan, pembelajaran matematika semakin menarik perhatian siswa.

  • Pengalaman berharga apa yang bisa Anda petik ketika menyelesaikan permasalahan tersebut?

Pengalaman berharga yang bisa saya petik adalah dalam membuat media kartu bilangan, saya harus berusaha untuk membuat kartu bilangan melalui aplikasi Canva agar dapat menarik perhatian siswa sehingga memerlukan waktu yang cukup lama dalam mendesainnya.

Namun itu merupakan pengalaman yang paling berharga. Saya juga menjadi lebih aktif dan ahli dalam mendesain kartu bilangan melalui Canva. Selain itu juga pembelajaran yang saya lakukan semakin menarik perhatian siswa, sehingga siswa menjadi lebih termotivasi dalam kegiatan belajar mengajar.

*) Disclaimer: Contoh contoh studi kasus PPG Daljab 2024 sebanyak 500 kata untuk jenjang SD dalam artikel ini hanya sebagai referensi bagi guru yang mengikuti PPG Daljab dalam UKPPPG 2024.

(Tribunnews.com/Sri Juliati)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini