TRIBUNNEWS.COM - Berikut kunci jawaban Antropologi kelas 11 halaman 59 Kurikulum Merdeka.
Pada soal Antropologi kelas 11 halaman 59 Kurikulum Merdeka, siswa diminta untuk mengidentifikasi potensi multikulturalisme di Indonesia.
Sebelum melihat kunci jawaban Antropologi kelas 11 halaman 59 Kurikulum Merdeka, siswa diharapkan dapat mengerjakan soal secara mandiri.
Tribunnews.com tidak bertanggung jawab atas kesalahan kunci jawaban Antropologi kelas 11 halaman 59 Kurikulum Merdeka.
Lembar Kerja 1.10
Judul Kegiatan: Mengidentifikasi Potensi Multikulturalisme Indonesia
Jenis Kegiatan: Tugas Individu
Tujuan Kegiatan: Peserta didik mampu mengidentifikasi potensi multikulturalisme di Indonesia sebagai sebuah penerapan antropologi
Petunjuk Kerja:
1. Indonesia adalah negara multikultural, mengapa demikian?
2. Keragaman budaya apa saja yang ada di sekitarmu?
3. Bagaimana menerapkan ilmu antropologi untuk menggali potensi masyarakat multikultur?
4. Bagaimana sikap kalian tentang potensi keberagaman yang ada?
Jawaban:
1. Indonesia disebut negara multikultural karena memiliki keragaman budaya, bahasa, suku, agama, dan adat istiadat.
Di Indonesia, terdapat lebih dari 1.300 suku bangsa yang tersebar di berbagai pulau, masing-masing dengan budaya, tradisi, dan bahasa yang berbeda.
Selain itu, Indonesia juga memiliki enam agama yang diakui secara resmi serta berbagai kepercayaan lokal yang turut memperkaya keragaman tersebut.
Faktor geografis dan sejarah panjang interaksi antara berbagai kelompok etnis dan bangsa-bangsa lain, seperti penjajahan dan perdagangan juga turut memperkuat kemajemukan Indonesia.
Baca juga: Kunci Jawaban Antropologi Kelas 11 Halaman 77-79 Kurikulum Merdeka: Soal Tes Formatif
2. Keragaman budaya di sekitarku mencakup:
- Bahasa: Banyak orang menggunakan bahasa daerah seperti bahasa Jawa, Sunda, Batak, selain bahasa Indonesia.
- Seni dan Musik: Beragam jenis kesenian seperti gamelan, wayang, tari tradisional, dan musik modern sering ditemui dalam acara-acara adat maupun nasional.
- Tradisi dan Upacara Adat: Ada berbagai tradisi lokal seperti perayaan pernikahan adat, upacara keagamaan, atau acara syukuran (slametan).
- Makanan Tradisional: Makanan khas daerah seperti nasi liwet, ketoprak, dan rendang memperlihatkan keberagaman kuliner yang dipengaruhi budaya setempat.
- Kepercayaan dan Agama: Di sekitarku, ada orang yang menganut agama berbeda-beda seperti Islam, Kristen, Hindu, dan lainnya dengan cara ibadah dan perayaan yang berbeda-beda pula.
3. Ilmu antropologi dapat diterapkan untuk menggali potensi masyarakat multikultur, dengan cara:
- Penelitian Etnografi: Dengan memahami kebiasaan, tradisi, dan sistem sosial dari berbagai kelompok budaya di Indonesia, antropologi membantu memetakan keragaman tersebut secara mendalam.
- Pendekatan Partisipatif: Antropolog bisa bekerja sama dengan komunitas lokal untuk memahami nilai-nilai, norma, dan sumber daya mereka, kemudian memfasilitasi pengembangan potensi lokal yang sesuai dengan kebudayaan masing-masing.
- Memahami Perbedaan dan Keterkaitan: Antropologi membantu mengidentifikasi bagaimana berbagai kelompok dalam masyarakat saling berinteraksi, sehingga potensi kerja sama dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan kebudayaan dapat dimaksimalkan.
- Pembangunan Berbasis Budaya: Dengan memahami karakteristik sosial budaya, antropologi berperan dalam menyusun kebijakan pembangunan yang menghormati keberagaman budaya dan mengintegrasikan potensi lokal.
4. Sikap terhadap potensi keberagaman, yaitu:
- Saling menghormati dan menghargai perbedaan untuk menciptakan masyarakat yang harmonis.
- Sikap terbuka terhadap perbedaan budaya, agama, dan tradisi untuk membangun sikap toleransi di antara masyarakat multikultural.
- Berusaha untuk tidak membiarkan perbedaan menjadi sumber konflik, tetapi justru menjadi alat pemersatu dalam menciptakan kemajuan bersama.
*) Disclaimer:
- Artikel ini hanya ditujukan kepada orang tua untuk memandu proses belajar anak.
- Sebelum melihat kunci jawaban, siswa harus terlebih dahulu menjawabnya sendiri, setelah itu gunakan artikel ini untuk mengoreksi hasil pekerjaan siswa.
(Tribunnews.com/Nurkhasanah)