TRIBUNNEWS.COM - Proyek pembangunan Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan, Kalimantan Timur sudah berjalan. Proyek ini melibatkan ribuan warga lokal untuk ikut membangun kilang yang mampu menghasilkan BBM berstandar Euro V tersebut.
Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia (MP2) Ignatius Tallulembang mengatakan, pembangunan proyek tersebut sesuai dengan program pemerintah untuk mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor strategi ekonomi domestik. Untuk itu, Pertamina melakukan beberapa modifikasi kilang-kilang minyak yang sudah ada (eksisting) dan pembangunan kilang minyak baru.
“Hal ini didorong oleh keinginan Indonesia untuk mendapatkan kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan energi nasional. Salah satu proyek Kilang yang mendukung Program tersebut adalah RDMP yang terletak di Balikpapan, Kalimantan Timur,” kata Ignatius, Jakarta, Sabtu (7/12/2019).
Ignatius mengatakan, proyek ini memulai kegiatan Engineering, Procurement dan Construction (EPC) pada bulan Februari tahun 2019. Diharapkan nantinya kilang ini akan meningkatkan produksi dari 260 ribu barrel per hari menjadi 360 ribu barrel per hari. Hingga kini, proyek tersebut sudah menyerap 1.645 pekerja lokal Balikpapan untuk membangun kilang tersebut.
“Proyek RDMP Balikpapan sudah mamasuki tahap konstruksi. Seluruh jumlah pekerja saat ini adalah 3.632 orang menyesuaikan kondisi pekerjaan saat ini. Hingga November 2019, jumlah pekerja lokal Balikpapan sebanyak 1.645 orang atau 45,29% dari jumlah keseluruhan yang tersebar di 14 subkontraktor pelaksana proyek. Sedangkan pekerja luar Balikpapan khususnya Kalimantan Timur jumlah pekerja sebanyak 386 orang atau 10,63% dan 1.601 orang pekerja atau 44,08% luar Kalimantan,” jelas Ignatius.
Dari jumlah tersebut, lanjut Ignatius, jumlah pekerja lokal Balikpapan mengalami peningkatan dari sebelumnya pada Oktober 2019 sebanyak 1.551 pekerja.
Ignatius mengatakan, RDMP RU V Balikpapan dan Lawe-lawe merupakan proyek stratagis nasional yang memiliki multiplier effect, salah satunya adalah meningkatkan perekonomian lokal. Dengan berjalannya proyek ini akan tercipta lapangan kerja yang dimaksudkan guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.
“Dengan jumlah pekerja lokal tersebut proyek RDMP RU V proaktif mendukung masyarakat Balikpapan untuk dapat berkontribusi terhadap cita-cita kemandirian energi Indonesia melalui proyek pengembangan kilang Balikpapan hingga beroperasi penuh, sehingga dapat mengurangi impor BBM,” jelasnya.
Multiplier effect yang akan dirasakan langsung oleh masyarakat dari adanya RDMP V Balikpapan ini yakni serapan tenaga kerja lokal yang sangat banyak, mengurangi nilai impor nasional, TKDN yang akan mencapai 30%, meningkatkan kualitas produk dari Euro II menjadi Euro V.
“Tujuan diadakannya proyek ini adalah untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi BBM RU V Balikpapan.
Di samping itu proyek ini juga memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat Balikpapan dan sekitarnya berupa Corporate Social Responsibility (CSR) pemberian bantuan sosial di sekitar lingkungan proyek dan penyerapan tenaga kerja lokal,” katanya.
Ignatius menambahkan, proyek strategis nasional RDMP dapat menekan angka pengangguran sebanyak 8.238 di Balikpapan. “Tahun depan prediksi jumlah pencari kerja di Balikpapan akan menurun dengan mengoptimalkan penyerapan dari proyek strategis nasional,” katanya.(*)