TRIBUNNEWS.COM - Kondisi pandemik Covid-19 yang merebak di tanah air tidak menyurutkan semangat Tim PHE NC dalam memenuhi komitmen pengeboran 2 Sumur Lepas Pantai pada Struktur Parang di 2020.
Pengeboran kedua sumur pada Blok Nunukan ini diperkirakan memiliki potensi cadangan yang cukup besar dan menjadi semangat tersendiri bagi tim.
Diadakan secara daring melalui aplikasi virtual conference meeting, PHENC menggelar acara Doa Bersama dan Peresmian Tajak Sumur Parang dengan segenap manajemen dan pekerja PHE serta PHENC pada Kamis, 21 Mei 2020.
Acara yang juga mengundang berbagai pemangku kepentingan perusahaan seperti SKK Migas perwakilan Kalimantan Sulawesi, pemerintah Pulau Bunyu, dan masyarakat Bunyu ini diikuti dengan hikmat oleh partisipan dalam virtual meeting room.
Hadir di kegiatan tersebut adalah Direktur Utama PHE Meidawati, Direktur Eksplorasi PHE Abdul Mutalib Masdar, General Manager PHE Eko Rudi Tantoro, VP Relations PHE Ifki Sukarya, segenap manajemen dan pekerja PHE dan PHENC, Kepala Perwakilan SKK Migas Kalimantan Sulawesi Syaifudin, Camat Bunyu yang diwakili oleh Husaini bersama Kapolsek Bunyu E. Sihombing, Danramil Bunyu Baharuddin, Danposal Bunyu Anton Ansori, Ka. KUPP Bunyu Abdul Wahid serta segenap elemen masyarakat Bunyu.
Dalam laporannya, Eko menyampaikan bahwa PHENC tetap berkomitmen untuk melakukan pengeboran Struktur Parang di 2020 ini, walaupun tim harus bekerja ekstra keras ditengah keterbatasan yang ada serta kebijakan pusat dan daerah terkait Covid-19 ini, namun tim tetap bersemangat dengan tetap menerapkan Protokol Covid-19 dan Standar HSSE ekselen dalam tiap kegiatan operasi.
Sejalan dengan Eko, Syaifudin juga menyampaikan dukungannya “SKK Migas Kalimantan Sulawesi menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya atas komitmen PHENC untuk tetap menjalankan kegiatan operasi ditengah kondisi yang sulit saat ini. Harapan kami tentunya kegiatan berjalan sukses sehingga bisa memberikan manfaat bagi kita semua, bagi masyarakat, perusahaan, dan tentunya negara” tuturnya.
Acara diisi dengan diskusi interaktif dimana peserta juga menyapa kru PHENC yang berada di rig lepas pantai dan di fasilitas shorebase di Malundung, Tarakan.
Terekam dalam layar dimana Abdul Mutalib Masdar secara antusias ikut mengecek kesiapan pengeboran dan kepatutan dalam berbagai aspek operasi.
“Pengecekan kembali secara menyeluruh atas kesiapan kita di segala aspek sangat penting dilakukan, karena perjuangan teman-teman di lapangan selama 100 hari ini tidaklah mudah, prinsip zero tolerance harus selalu diterapkan” tegasnya.
Pengeboran struktur Parang-2 yang akan memakan waktu pekerjaan sekitar 3 (tiga) bulan ini, telah diresmikan oleh Meidawati untuk dimulai kegiatan tajaknya pada tengah malam di hari yang sama.
“Kami berharap dukungan tiada henti dan doa dari semua pihak termasuk SKK Migas, pemerintah serta masyarakat Bunyu untuk kegiatan pengeboran ini. Para pekerja lapangan ini sejatinya adalah para pahlawan energi, karena bersedia meninggalkan keluarga ditengah kondisi sulit ini, untuk malayani dan melakukan penugasan negara dalam mencari cadangan energi bagi bangsa Indonesia”
Dalam kesempatan yang sama, PHENC sekaligus memberikan secara simbolis bantuan sosial berupa 500 paket sembako yang di peruntukan bagi masyarakat bunyu, terkhusus adalah kaum dhuafa dan anak yatim. Penyerahan bantuan diterima langsung oleh perwakilan Camat Pulau Bunyu, Husaini untuk disalurkan kepada masyarakat yang berhak.
PHE Nunukan Company adalah anak usaha dari PT Pertamina Hulu Energi, yang merupakan anak usaha hulu PT Pertamina (Persero) dan memegang hak eksplorasi migas di Blok Nunukan, berlokasi di 20 km Timur Pulau Bunyu dengan luas sebesar 1229.8 km².