TRIBUNNEWS.COM - Pertamina SMEXPO 2020 berhasil membuka akses pasar untuk UMKM Indonesia. Mitra Binaan Pertamina yang menjadi peserta dalam ajang ini mencatatkan potensi transaksi hingga Rp 9,3 miliar baik dari transaksi ritel dan forum bisnis.
Dari keseluruhan transaksi, potensi ekspor yang didapat dari forum bisnis menjadi transaksi yang paling mendominasi.
Potensi ekspor ini didapat dalam forum bisnis yang merupakan hasil kerjasama Pertamina dengan Indonesia Diaspora SME-SMI Export Empowerment & Development (ID-SEED), yakni organisasi para Diaspora Indonesia di berbagai negara untuk mendampingi UMKM agar dapat memasarkan produknya di pasar Global.
Vice President Corporate Communication Fajriyah Usman menyatakan total nilai transaksi tersebut menunjukkan minat yang luar biasa terhadap produk UMKM mitra binaan Pertamina. Meski harus menjalani sejumlah prosedur untuk ekspor, namun ajang Pertamina SMEXPO 2020 telah berhasil membuka akses bagi produk-produk UMKM Indonesia.
"Kami sangat bangga karena banyak potential buyer dari luar negeri yang tertarik pada produk UMKM mitra binaan Pertamina. Ini berarti kualitas produk UMKM Indonesia mampu bersaing di kancah internasional," ungkap Fajriyah Usman.
Sementara itu, Ira Damayanti selaku Ketua Umun ID SEED yang menjadi mediator dalam one on one business matching pada forum bisnis antara UMKM Mitra Binaan Pertamina dan potential buyer menyatakan bahwa potensi transaksi tersebut berasal dari permintaan produk di antaranya produk herbal, makanan, fashion dan craft.
Selanjutya, menurut Ira, ID SEED akan melakukan pendampingan kepada para Mitra Binaan. “Pendampingan dapat dilakukan pada proses produksi atau pun pada tahap kemasan, labelling dan pembuatan marketing tools berbahasa Inggris. Selain itu, secara paralel sertifikasi internasional dilakukan sesuai permintaan buyer, khususnya untuk produk F & B yang wajib memiliki HACCP,” ujar Ira.
Tahapan pendampingan intensif dilakukan dengan target yang telah ditentukan. Bagi yang sudah pernah ekspor, bisa dilakukan pendampingan untuk perluasan pasar yang baru. Pendampingan intensif berupa pelatihan peningkatan kualitas dan kapasitas dilakukan minimal 3 - 6 bulan. Lalu, dilanjutkan dengan pelatihan kemasan 1 bulan dan adaptasi pasar selama 6 bulan. “Terakhir, barulah persiapan untuk korespondensi dengan potensial buyer,” imbuhnya.
Ira berharap, peserta SMEXPO Pertamina 2020 pada tahun depan (2021) sudah dapat melakukan ekspor seluruhnya. Tercatat, potensial transaksi pada Bisnis Forum lalu sebesar Rp 9,29 miliar rupiah. Dan diharapkan pada tahun 2021, transaksi realnya bisa mencapai 2 atau 3 kali lipat.
Potensi transaksi ekspor terbesar antara lain dari potensi penjualan Hitara Black Garlic dengan nilai potensi transaksi sekitar Rp 2 miliar dengan tujuan ekspor Perancis, Inggris, Afrika Selatan dan Australia. Posisi kedua ditempati penjualan batik dengan nilai potensi transaksi mencapai Rp 1,7 miliar. Adapun tujuan ekspor produk batik ini adalah Jerman, Singapura, Australia, Qatar dan Dominika.
Selain itu kerajinan tenun juga banyak diminati para importir mancanegara yang mencatatkan potensi transaksi bisnis Rp 1,15 miliar dengan negara tujuan ekspor Jerman, Australia dan Dominika. Selain tenun, produk kerajinan tangan juga banyak diminati buyer mancanegara yang mencatatkan potensi transaksi Rp 1 miliar dengan tujuan ekspor Amerika, Australia, Perancis dan New Zealand. Ada juga kerajinan bordir yang meraih potensi transaksi bisnis Rp 750 juta dengan tujuan ekspor Arab Saudi, Australia dan Jerman.
Pertamina terus berkomitmen mendukung UMKM Indonesia melalui program kemitraan. Bagi UMKM yang berminat bergabung sebagai mitra binaan Pertamina dapat mengikuti prosedur yang dapat diakses melalui www.pertamina.com/id/program-kemitraan.