News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jargas Jadi Solusi Kurangi Beban Subsidi Energi Lewat Optimalisasi Gas Domestik

Editor: Content Writer
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PGN berkomitmen untuk berperan dalam mengurangi beban subsidi dan impor energi dengan mengembangkan jaringan gas (jargas) rumah tangga secara masif.

TRIBUNNEWS.COM - PT PGN Tbk, sebagai Subholding Gas Pertamina, terus berkomitmen untuk berperan dalam mengurangi beban subsidi dan impor energi dengan mengembangkan jaringan gas (jargas) rumah tangga secara masif.

Tentu saja, langkah ini sejalan dengan target swasembada energi, yakni Indonesia berupaya untuk semakin mandiri dalam pemenuhan energi dengan memanfaatkan sumber daya domestik.

Dari sisi pemerintah, jargas dapat membantu mengurangi subsidi dan impor energi. Subsidi energi juga dapat menjadi lebih tepat sasaran dan memperbaiki current devisa negara, mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat, dan penyerapan tenaga kerja selama pembangunan jargas berlangsung. Sedangkan bagi masyarakat, jargas dapat menikmati energi yang praktis, aman, dan hemat.

"Jargas dapat membantu menurunkan impor yang selama ini membebani," ujar Laode Sulaeman selaku Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Minyak dan Gas Bumi KESDM dalam dalam kegiatan Investortrust FGD Gotong Royong Membangun Jargas, (29/10/2024). 

Baca juga: Kelola Tantangan dan Dinamika Lingkungan Bisnis, PGN Catat Kinerja Positif di Triwulan III 2024

Dalam acara yang sama, Gunawan Eko Movianto, Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah I - Ditjen Bina Pembangunan Daerah Kemendagri menyampaikan dukungan Kemendagri untuk menjembatani kepentingan pemerintah daerah dengan pengembangan jargas.

"Kemendagri mendukung pembangunan jargas untuk swasembada energi agar kita dapat memanfaatkan kekayaan alam domestik bekerja sama dengan seluruh stakeholder dengan eksekusi bertanggungjawab penting untuk dilaksanakan," ujarnya.

PGN menyambut positif dukungan dari berbagai pemangku kepentingan yang diharapkan dapat menjadi stimulus ke depan dalam pengembangan jaringan gas (jargas).

Estimasi pengurangan Import LPG dari pengelolaan jargas eksisiting PGN saat ini mencapai 84.000 Ton per Tahun dan pengurangan Subsidi Rp 468 Miliar per Tahun per 1 juta sambungan rumah tangga.

Angka ini tentunya akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan jargas yang dipercepat bersama oleh berbagai pihak terkait.

"Dibutuhkan penyelarasan bauran energi di wilayah jargas dengan bahan bakar subtitusi, khususnya LPG bersubsidi untuk optimalisasi program Jargas, serta meningkatkan keberminatan pelanggan," ungkap Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Rosa Permata Sari.

"Demi kepentingan nasional, ada komitmen untuk lingkungan bersih dan menghemat devisa, jargas adalah solusinya. Komitmen untuk membangun jargas penting dan nurani dalam pengelolaan energi nasional penting untuk rakyat. Selain itu, dalam konteks geopolitik, ketika timur tengah goyang, maka 50 persen pasokan migas dapat terganggu. Jargas akan jadi salah satu solusi menjaga ketahanan energi nasional," imbuh Komaidi Notonegoro, Direktur Eksekutif Reforminer Institute.

Agus Pambagio, Pengamat Kebijakan Publik menambahkan, "Apakah kita mau atau tidak untuk mengurangi subsidi energi? Karena kondisi global juga cukup mengkhawatirkan. Dalam hal pengelolaan ketahanan energi nasional, mau diakui atau tidak diakui Indonesia cukup bergantung dengan impor. Now or never (bangun jargas)," tegasnya. (*)

Baca juga: Sinergi PGN dan Universitas Udayana Jaring Terobosan dan Solusi Energi Hijau di Masa Transisi Energi

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini