News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Asian Games 2018

Halinda Mariska Kalah di Perempatfinal Taekwondo, Pelatih Indonesia: Alat Detector Terlalu Sensitif

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pertandingan perempat final cabang olahraga taekwondo nomor Kyorugi putri under 53 kilogram yang digelar di Jakarta convention Center (JCC) Senayan, Senin (20/8/2018) mempertemukan wakil Indonesia Halinda Mariska dengan Aoun Leititia dari Libanon.

Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelatih taekwondo Indonesia nomor kyorugi putri Taufik Krisna mengungkap penyebab kekalahan tim Indonesia dari Libanon bukan karena teknik, melainkan terlalu sensitifnya alat detector yang terpasang dibagian helm dan tubuh.

Pasalnya, pertandingan Halinda Mariska dengan Aoun Leititia dari Libanon sempat tertunda karena errornya alat detector sesaat sebelum pertandingan nomor kyorugi putri under 53 kilogram, di Jakarta Convention Center Senayan, Senin (20/8/2018) sore.

"Enggak, saya pikir enggak. Cuma yang tadi jadi pertanyaan saya, kok rasanya alat detectornya tadi kan sempat error, terus setelah masuk lagi kembali tanding jadi terlalu sensitif. Makanya aduh ada apa ini," tanya Taufik, saat ditemui usai pertandingan. 

Taufik meyakini bahwa kemampuan anak asuhannya, Halinda Mariska berada di atas Aoun Leititia.

Kendati disebut telah memberikan perjuangan maksimal, Taufik tetap menerima hasil yang didapat sore itu.

"Mariska saya lihat mainnya bagus. Hari ini kita belum berhasil dapat medali tapi saya lihat perjuangan anak-anak sudah maksimal. Tapi mungkin ya inilah hasilnya. Hasil dari kerja keras mereka selama berlatih," katanya.

Taufik juga kurang sependapat bila faktor kekalahan timnya disebut karena ada penundaan pertandingan yang menyebabkan tubuh menjadi dingin dan mood yang berubah.

Timnya, sambung Taufik, terbiasa memakai alat detector yang dipakai pada pertandingan tadi.

Oleh sebab itu dirinya merasa keheranan ketika tendangan yang biasanya tak mendapat poin, malah berujung poin, terutama dari pihak lawan.

"Kalau mood enggak, tapi tadi saya jadi pertanyaan alatnya ini. Kalau saya bilang, terlalu sensitif. Biasanya kalau hanya tendangan pelan enggak dapet poin. Jadi strategi kita kan kita terbiasa dengan alat yang biasa dipakai ini. Di beberapa try out kita tahu tendangan yang menghasilkan poin seperti apa. Sekarang kok jadi lebih mudah banget. Kayak lawan cuman pelan doang, poin. Itu jadi catatan kami," heran Taufik.

Pelatih Taekwondo nomor Kyorugi putri itu juga menyebut permainan Libanon bukan pada kategori kuat.

Malah, Taufik menyebut, anak asuhnya, Mariska diatas kertas bisa memenangkan pertandingan. Namun catatan diatas kertas itu tak terbukti pada pertandingan tadi.

Lagi-lagi Taufik menyoroti alat detector yang terlalu sensitif itu.

"Enggak juga. Di atas kertas Mariska menang kok. Makanya pas tadi kaget juga. Kok Libanon cuman ngangkat kaki gini, nempel, dapet poin. Ada apa? Ini kan yang harus ditemukan jawabannya," pungkas Taufik.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini