Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Shooting Guard (SG) timnas basket putra Indonesia, Xaverius Prawiro mengatakan sebab Indonesia ketinggalan di awal-awal quarter pertama karena over confidence dan terlalu semangat memenangkan pertandingan.
Akibatnya, mereka jadi hilang fokus.
"Fokus ke defense, kita buru-buru, mungkin awalnya kita ketinggalan karena kita kayaknya di awal mau menang, menang, dan menang, over confidence, over semangat, akhirnya kita ilang fokus," terang Xaverius di Hall Basket Gelora Bung Karno (GBK), Senin (21/8/2018).
Dia dan timnya juga mengatakan sama sekali tidak gugup di awal pertarungan, karena faktor terlalu percaya diri tadi yang menyebabkan mereka sempat lengah.
Baca: Kuda Seharga 200 Toyota Alphard Siap Bertanding di Asian Games 2018
Namun setelahnya, Xaverius Prawiro mengaku rekan-rekannya bisa mengontrol hal itu hingga pertandingan berakhir.
"Nervous sih nggak, kita cuma agak over itu, tapi quarter dua, tiga, empat, kita bisa kontrol itu," imbuhnya.
Dengan kemenangan atas Thailand, Indonesia menempati peringkat kedua klasemen sementara Grup A dengan tiga poin.
Baca: Wakil Rektor 3 UNJ Harap Prestasi Defia Rosmaniar Beri Motivasi Atlet Indonesia di Asian Games 2018
Selisih satu poin dari Korea Selatan yang berada di pucuk.
Xaverius Prawiro dan rekan timnas lainnya harus memenangkan game melawan Mongolia pada 25 Agustus mendatang jika ingin melaju ke quarter final basket putra 5x5.
"Happy karena kita bisa menang, selanjutnya kita harus ambil game lawan Mongolia, kita harus ambil supaya kita bisa lolos ke next round," tutur Xaverius Prawiro.
Pria yang comeback ke timnas basket pada Asian Games 2018 ini yakin basket putra Indonesia bisa mewujudkan visinya dan menerapkannya secara step by step.
Baca: Berita Foto: Ditonton Presiden Jokowi, Ratu Wushu Indonesia Lindswell Kwok Persembahkan Medali Emas
Dia yakin Indonesia punya harapan.
"Harus dong, kita pasti ada harapan, kita harus bisa, makanya kita ke Asian Games. Coach selalu punya visi, kita juga, jadi visi itu disamain, di blend, step by step mencapai visi itu," pungkas Xaverius Prawiro. (*)