Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sempat error-nya alat detector pada cabang olahraga taekwondo di ajang Asian Games 2018 yang digelar di Plenary Hall, Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat, disebut jadi biang kekalahan Indonesia atas Libanon.
Pelatih taekwondo Indonesia nomor kyorugi putri, Taufik Krisna menyayangkan tendangan tak bertenaga dari pemain Libanon malah diganjar poin.
Baca: Atlet Wushu Indonesia Lindswell Kwok Menduduki Peringkat Pertama
Padahal pukulan dan tendangan yang dihitung poin harus bertenaga dan memiliki impact.
Hal itu ia bandingkan saat anak-anak asuhnya menjajal alat detector itu di masa uji coba sebelumnya.
Baca: Ratu Wushu Indonesia Lindswell Kwok Sabet Medali Emas!
"Waktu try out, tendangan-tendangan itu nggak ada poin. Yang power dan impact itu baru poin. Tadi itu aduh terlalu gampang banget. Ada apa? Saya juga menyayangkan," ungkap Taufik Krisna di Plenary Hall, JCC, Senin (20/8/2018).
Pasalnya, dia menyebut serangan-serangan dari Aoun Leititia asal Libanon tidak berdampak dan tak cukup dalam untuk mendapat poin.
"Kalau mungkin alat normal, (Halinda) Mariska nggak kalah. Tendangan-tendangan Libanon itu nggak hit kok. Nggak ber-impact gitu," kata Taufik Krisna.
Baca: Berita Foto: Ditonton Presiden Jokowi, Ratu Wushu Indonesia Lindswell Kwok Persembahkan Medali Emas
Namun, kekalahan Halinda Mariska yang hanya terpaut satu poin saja dari lawannya, Aoun Leititia tetap diterimanya dengan lapang dada.
Catatannya, evaluasi perlu dilakukan demi tim taekwondo Indonesia dapat memperoleh hasil lebih baik lagi di event selanjutnya.
"Ya, kalau sebagai ksatria harus tetap menerima kekalahan. Cuman yang harus jadi catatan bagaimana memperbaiki untuk evaluasi kedepannya," ujar Taufik Krisna.
Taufik Krisna juga menceritakan anak asuhnya, Halinda Mariska belum pernah bertemu wakil Libanon.
Sejauh pengamatan yang dilakukan, lawan-lawan Halinda Mariska dari Asia sebetulnya telah diantisipasi dengan mempelajari gaya permainan dan pola serangan lewat video pertandingan sang lawan.
Baca: Ada Asian Games 2018, Omzet Pedagang Atribut Timnas Indonesia Meningkat
"Belum (bertemu). Overall kita lihat calon-calon lawan Mariska terutama dari Asia, ini juga pernah kita lihat videonya gimana-gimana. Sebetulnya kita sudah tau antisipasinya. Si Libanon kanan depan biasanya," sebut Taufik Krisna.
Nasib berkata lain, faktor teknis disebut menjadi penyebab kekalahan Halinda Mariska.
Baca: Kehabisan Tiket Kategori B, Suporter Wanita Ini Rela Beli Tiket Kategori A demi Timnas Indonesia
Pertandingan ditutup dengan keunggulan tipis Libanon 23-22.
Indonesia dipaksa menelan kekalahan dan langkah Halinda Mariska menambah medali emas pun harus pupus.
Dengan hasil ini, langkah taekwondo Indonesia harus terhenti di perempat final kategori kyorugi putri under 53 kg. (*)