News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Asian Games 2018

Bakat Memanah Choirunisa Ternyata Turunan Dari Orang Tuanya, dan Sudah Kelihatan Sejak SD

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ratih Widyanti, orang tua atlet panah Diananda Choirunisa di Archery Field Senayan, Jakarta.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Diananda Choirunisa atlet panahan yang berhasil meraih medali perak di ajang Asian Games 2018, ternyata memiliki bakat turunan dari kedua orang tuanya.

Orang tua Choirunisa lebih dahulu terjun ke dunia memanah. Hal itu diungkap oleh Ibunya, Ratih Widyanti yang menyaksikan anaknya bertanding pada partai final hari ini, Selasa (28/8).

Pemanah Indonesia Diananda Choirunisa membidik sasaran saat berlaga pada nomor recurve women individual Asian Games 2018 di Lapangan Panahan, Senayan, Jakarta, Selasa (28/8/2018). Diananda Choirunisa hanya mampu meraih medali perak setelah kalah dari atlet China Zhang Xinyan. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

"Dia ikut saya latihan. Saya atlet juga tapi prestasi kalah jauh sama anak saya," ucap Ratih saat ditemui di lokasi, Selasa (28/8/2018).

Lanjut Ratih, semenjak kelas dua Sekolah Dasar (SD) Choirunisa sudah ikut berlatih dengan dirinya, yang juga atlet pemanah. Sementara ayahnya merupakan atlet silat, namun juga handal dicabang olahraga panahan sepertinya.

Saat kecil, Choirunisa pernah ikut latihan silat bersama ayahnya, namun dia malah merasakan badan kesakitan setelahnya. Oleh karena itu Choirunisa lebih tertarik dan memutuskan untuk menekuni dunia memanah.

"Pernah ikut papanya silat, tapi katanya sakit semua, enak panahan kata dia (Choirunisa) 'ya sudah aku ikut panahan aja," terangnya.

Setiap akhir pekan, Choirunisa kata Ratih, sering berlatih memanah dengan ayahnya di Lapangan Kertajaya Koni Surabaya. Dia selalu menikmati setiap latihan yang dijalani, dan tak pernah merasakan bosan.

Choirunisa merupakan sosok pribadi yang pendiam.

Ketika ditanya siapa guru pengajarnya saat Choirunisa kecil, Ratih mengatakan saat itu ayah dan ibunya yang mengambil peran tersebut.

"Orang tuanya ini gurunya, latihan tiap pekan. Dia nggak pernah bilang capek atau bosan sih selama ini," ucapnya.

Selain memanah, Choirunusa juga punya hobi menyanyi, terutama saat ada kumpul keluarga. Dia sering menonjolkan diri untuk bernyanyi.

Bahkan, hobinya itu difasilitasi oleh ayahnya dengan membuatkan ruangan khusus bernyanyi untuk bisa dimanfaatkan Choirunisa beserta keluarga lainnya.

"Suka Nyanyi, ada ruangan khusus, papanya buat. Nyanyi bareng. Malam kita kumpul keluarga," tutur Ratih.

Hari ini, anaknya itu berhasil mencapai partai puncak dan mampu meraih medali perak.

Choirunisa sempat memeluk dan menangis dipelukan Ratih karena belum mampu memberikan emas. Walaupun bukan emas, Ratih tetap merasa sangat bersyukur.

"Dia minta maaf tidak bisa kasih emas, tidak apa sudah kasih yang terbaik. Alhamdulillah ini yang terbaik," ungkapnya.

Setelah berakhirnya kompetisi ini, Ratih bersama Choirunisa akan pergi berlibur selama satu hingga dua minggu sebelum kembali memulai latihan. Karena bila latihan telah dimulai, dia mengatakan harus mencuri-curi waktu untuk bisa

"Paling liburan satu sampai dua minggu. Satu bulan paling lama mulai latihan lagi," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini