Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM – Memulai debut internasional saat Indonesia melakoni laga uji coba kontra Korea Utara, 10 September 2012, performa Endra Prasetya secara keseluruhan cukup lumayan. Meski berstatus anak baru di timnas dan masih minim pengalaman, ia mampu membuktikan kualitasnya.
Dalam debutnya melawan Korea Utara, gawang kiper asal Madiun, Jawa Timur ini memang harus kebobolan dua kali. Namun banyak yang menilai, penampilan Endra kala itu sangat mumpuni. Dengan aksi cekatannya dan refleks yang baik, kiper dengan tinggi badan 177 cm itu beberapa kali mampu mengahalau serangan dari negara yang bertetangga dengan Korea selatan itu.
Setelah melawan Korea Utara, posisi penjaga gawang utama Timnas Indonesia, seolah-olah sudah digenggam oleh Endra. Kiper Persebaya ini tak mendapat saingan setelah klub-klub Indonesian Super League (ISL) melarang pemainnya bergabung ke Tim Garuda.
Pelatih Nil Maizar selalu menurunkannya sebagai kiper utama di lima laga uji coba sebelum berangkat ke Malaysia, yakni ketika melawan Vietnam (dua kali), Brunei Darussalam, Timor Leste dan Kamerun. Hasilnya, di lima pertandingan itu, Endra berhasil menciptakan clean sheet. Sayang, dalam debutnya di Piala AFF 2012 melawan Laos, Endra mengalami hari yang buruk. Ia mendapat kartu merah sehingga harus diusir ke luar lapangan.
Setelah absen melawan Singapura, Endra sangat diharapkan untuk tampil prima saat menghadapi Malaysia di laga terakhir Grup B, Sabtu (1/12/2012). "Kami berharap dia sudah bisa melupakan insiden kartu merah lawan Laos sehingga bisa bermain baik, lebih tenang dan lebih fokus saat menghadapi Malaysia," ujar Manajer Timnas, Habil Marati, kepada Tribun.
Endra yang saat ini berumur 31 tahun, sejatinya merupakan pemain yang telat bergabung dengan timnas. Namun banyak kalangan menyebutkan, semakin tua umur penjaga gawang, semakin tenang penampilannya di bawah mistar gawang.
Dengan asumsi tersebut, Endra diharapkan bisa bermain lebih tenang saat laga menghadapi Malaysia. Bagaimanapun peran kiper yang memelihara jenggot ini sangat krusial agar Tim Garuda tidak sampai kalah dari Malaysia. Jika sampai kalah dari Negeri Jiran, seluruh bangsa akan malu.